TRIBUNTRAVEL.COM - Sejumlah wilayah di Indonesia dilanda cuaca panas akhir-akhir ini.
Tercatat ada bebera daerah yang mengalami suhu udara maksimum di atas 36.5°C.

Pada tanggal 21 April 2024 lalu, wilayah Saumlaki di Maluku mencapai suhu maksimum sebesar 37.8°C.
Wialyah Medan di Sumatera Utara juga mencatatkan suhu maksimum 37.0°C pada hari yang sama.
Baca juga: Terbongkar Latar Belakang Rosmini si Pengemis Viral, Ternyata Pernah Hidup Sejahtera
Sementara pada 23 April 2024, suhu maksimum di Palu, Sulawesi Tengah mencapai 36.8°C.
Menanggapi fenomena suhu panas yang terjadi di Indonesia, pihak BMKG buka suara.
Guswanto, selaku Deputi Bidang Meteorologi BMKG, menjelaskan fenomena suhu panas tersebut.
Guswanto mengungkap bahwa suhu panas terjadi akibat posisi semu matahari pada bulan April berada dekat sekitar khatulistiwa.
"Hal tersebut terjadi karena posisi semu matahari pada bulan April berada dekat sekitar khatulistiwa dan menyebabkan suhu udara di sebagian wilayah Indonesia menjadi relatif cukup terik saat siang hari," kata Guswanto, dikutip dari situs resmi BMKG.
Baca juga: Viral Wanita Menculik Gadis Berusia 11 Tahun untuk Dibesarkan sebagai Istri Sempurna bagi Putranya
Guswanto juga menambahkan, fenomena suhu panas di Indonesia bukan merupakan heat wave (gelombang panas), karena memiliki karakteristik fenomena yang berbeda.
"Di mana hanya dipicu oleh faktor pemanasan permukaan sebagai dampak dari siklus gerak semu matahari sehingga dapat terjadi berulang dalam setiap tahun," ungkapnya.

Periode Peralihan Musim di Indonesia
Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik, Andri Ramdhani, menerangkan bahwa pada bulan April merupakan periode peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau di sebagian besar wilayah di Indonesia.
Untuk itu, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es.
Baca juga: Viral Wanita Diteror Mantan Pacar, Dikirim 50 Paket COD, Puluhan Kurir Antre Minta Uang Bayaran
"Salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari," kata Andri.
"Hal ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan," jelasnya.
Adapun karakteristik hujan pada periode peralihan cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.

Baca juga: Viral Momen Haru Adik Pinjamkan Toga Wisuda untuk Sang Kakak yang Hanya Lulusan SMP
Apabila kondisi atmosfer menjadi labil/tidak stabil maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat.
Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es.
BMKG pun mengimbau masyarakat agar tetap tenang meski perlu tetap waspada terhadap potensi bencana terutama banjir yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Baca juga: Viral Perjalanan Menantang Wanita Buang Sampah Setiap Hari Lewati Sungai Penuh Buaya
"Dalam dua hingga tiga hari kedepan, potensi labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di hampir sebagian besar wilayah Indonesia," ungkap Andri.
"Pantau terus informasi peringatan dini cuaca melalui aplikasi infoBMKG untuk mendapatkan informasi yang lebih detail," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Penjelasan BMKG Terkait Penyebab Cuaca Panas yang Terjadi Beberapa Hari Ini
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.