Breaking News:

Pria Terinfeksi Covid-19 Sejak Tahun 2022 Kini Meninggal Dunia, Sempat Gagal Vaksin

Seorang pasien Covid-19 dengan sistem kekebalan tubuh lemah dilaporkan meninggal dunia setelah 613 hari terinfeksi virus Covid-19.

Editor: Sinta Agustina
TRIBUNNEWS/Jeprima
Ilustrasi vaksin AstraZeneca Covid-19. Seorang pasien Covid-19 dengan sistem kekebalan tubuh lemah dilaporkan meninggal dunia setelah 613 hari terinfeksi virus Covid-19. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang pasien Covid-19 dengan sistem kekebalan tubuh lemah telah menginkubasi strain virus baru yang bermutasi selama 613 hari sebelum meninggal dunia.

Pasien tersebut, seorang pria berusia 72 tahun dengan kelainan darah, gagal meningkatkan respons imun yang kuat terhadap beberapa suntikan vaksin Covid-19.

Ilustrasi suntik vaksin.
Ilustrasi suntik vaksin. Seorang pasien Covid-19 dengan sistem kekebalan tubuh lemah dilaporkan meninggal dunia setelah 613 hari terinfeksi virus Covid-19. (pontianak.tribunnews.com)

Dia akhirnya tertular varian omicron pada Februari 2022, seperti kata para peneliti di Pusat Pengobatan Eksperimental dan Molekuler (CEMM), University of Amsterdam, Belanda.

Berdasarkan laporan para peneliti, Kamis (18/4/2024), pria tersebut mengidap SARS-CoV-2 atau Covid-19 terlama hingga saat ini, meski beberapa kasus sebelumnya mencatatkan durasi infeksi ratusan hari.

Baca juga: Apakah Naik Pesawat Harus Vaksin? Maskapai Lion Air Keluarkan Syarat Terbaru

Diberitakan Time, virus corona pada tubuh pasien yang tidak disebutkan namanya ini mengembangkan resistansi terhadap sotrovimab, pengobatan antibodi Covid-19, dalam beberapa minggu.

Kondisi tersebut ditemukan setelah analisis terperinci terhadap spesimen yang dikumpulkan dari setidaknya dua lusin usap hidung dan tenggorokan.

LIHAT JUGA:

Para peneliti mencatat, pasien yang terinfeksi dapat menghilangkan virus dalam jangka waktu beberapa hari hingga beberapa minggu.

Namun, individu dengan sistem kekebalan lemah seperti kasus ini dapat mengembangkan infeksi yang terus-menerus dengan replikasi dan evolusi virus yang berkepanjangan.

Baca juga: Kemenkes Imbau Penonton Konser Coldplay di Jakarta Buat Vaksin Booster

Pasien dalam kasus ini juga memiliki riwayat pengobatan untuk sindrom mielodisplasia, sekumpulan kelainan akibat pembentukan sel darah yang buruk atau tidak berfungsi dengan baik.

2 dari 3 halaman

Sindrom tersebut tumpang tindih dengan mieloproliferatif, kanker darah langka karena tubuh memproduksi terlalu banyak sel darah merah, sel darah putih, atau trombosit.

Ilustrasi rumah sakit.
Ilustrasi rumah sakit. Seorang pasien Covid-19 dengan sistem kekebalan tubuh lemah dilaporkan meninggal dunia setelah 613 hari terinfeksi virus Covid-19. (Unsplash/Markus Frieauff)

Dua gangguan dalam darah tersebut membuat pasien mengalami imunokompromais atau sistem kekebalan tubuh yang melemah.

Akibatnya, virus pada tubuh pasien melakukan lebih dari 50 mutasi.

Bahkan, beberapa di antaranya menunjukkan peningkatan kemampuan untuk menghindari pertahanan kekebalan tubuh.

Baca juga: Cara Cek Sertifikat Vaksin di Aplikasi SatuSehat, Simak sebelum Berangkat Mudik Lebaran

Meninggal karena kondisi kelainan darah Para peneliti melaporkan, tidak ada respons klinis terhadap pengobatan yang diberikan oleh dokter.

"Pada akhirnya, pasien tersebut meninggal karena kondisi hematologisnya kambuh," kata peneliti merujuk pada kelainan darahnya, dikutip dari People.

Ilustrasi seorang pria sedang batuk.
Ilustrasi seorang pria sedang batuk. Seorang pasien Covid-19 dengan sistem kekebalan tubuh lemah dilaporkan meninggal dunia setelah 613 hari terinfeksi virus Covid-19. (Unsplash/Towfiqu barbhuiya)

Meski terinfeksi 613 hari hingga September 2023, para peneliti tidak menemukan adanya penularan yang terdokumentasi kepada orang lain.

Kendati demikian, kasus ini menggarisbawahi risiko infeksi SARS-CoV-2 yang persisten pada individu dengan sistem imun lemah.

Para peneliti turut menekankan pentingnya melanjutkan pengawasan genom terhadap evolusi Covid-19 pada orang dengan infeksi persisten atau terus-menerus.

Baca juga: Syarat Naik Kereta Api Mulai 12 Juni 2023, Aturan Vaksin Booster Masih Jadi Anjuran

Hal tersebut mengingat potensi ancaman kesehatan masyarakat karena varian virus yang dihasilkan masih memungkinkan untuk lolos ke masyarakat.

3 dari 3 halaman

"Kami menekankan pentingnya melanjutkan pengawasan genom terhadap evolusi SARS-CoV-2 pada individu dengan gangguan sistem imun yang mengalami infeksi persisten," tutur peneliti.

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Tersengat Covid 613 Hari, Terlama di Dunia, Pria Ini Akhirnya Meninggal Dunia.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Jogja
Tags:
BelandaAmsterdamCovid-19 Beskap
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved