Breaking News:

Upayakan Harga Tiket Pesawat Domestik Turun, Pemerintah Terapkan Sejumlah Strategi

Pemerintah terus berupaya untuk menekan harga tiket pesawat domestik sebagai langkah mendorong peningkatan pergerakan wisnus pada 2024.

Unsplash/Mitsuo Komoriya
Pemerintah terus berupaya untuk menekan harga tiket pesawat domestik sebagai langkah mendorong peningkatan pergerakan wisnus pada 2024. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Pemerintah terus berupaya untuk menekan harga tiket pesawat domestik.

Upaya tersebut sebagai langkah mendorong peningkatan pergerakan wisnus pada 2024.

Pemerintah terus berupaya untuk menekan harga tiket pesawat domestik.
Pemerintah terus berupaya untuk menekan harga tiket pesawat domestik. (Ramon Kagie /Unsplash)

Targetnya yakni 1,2 miliar sampai 1,5 miliar pergerakan wisatawan.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.

Baca juga: Tiket Pesawat Murah Medan-Jakarta dari Lion Air, Keberangkatan Pagi Mulai Pukul 04.30 WIB

Sandiaga Uno mengatakan bahwa masyarakat masih mengeluhkan harga tiket pesawat domestik yang tinggi.

"Beberapa rekan media juga menanyakan ke kami apakah ada kemungkinan harga tiket pesawat domestik turun," kata Sandiaga Uno, mengutip laman kemenparekraf.go.id.

Sandiaga Uno menambahkan, aspirasi masyarakat tersebut sudah didengarnya selama lebih dari 9 bulan terakhir.

"Dan ini yang perlu kita cari solusi bagaimana langkah-langkah kita ke depan. Kami terus mengoordinasikan dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, dan maskapai penerbangan," ujarnya.

Sandiaga Uno juga melihat keseriusan untuk menurunkan harga tiket pesawat domestik dari para pemangku kepentingan.

Baca juga: Rekomendasi Tiket Pesawat Murah Banjarmasin-Surabaya, Naik Super Air Jet Mulai Rp 910 Ribuan

Hal itu juga terus dikoordinasikan secara intensif antara para pemangku kepentingan sehingga ada langkah-langkah konkret yang dapat diambil.

2 dari 3 halaman

"Karena ini memberatkan para pelaku di sektor parekraf dan kami berupaya untuk menekan biaya tiket pesawat domestik agar lebih terjangkau," papar Sandiaga Uno.

Menparekraf turut menekankan bahwa pihaknya saat ini masih terus mengkaji segala kemungkinan dan dampak dari penurunan harga tiket pesawat domestik.

Pemerintah terus berupaya untuk menekan harga tiket pesawat domestik sebagai langkah mendorong peningkatan pergerakan wisnus pada 2024.
Pemerintah terus berupaya untuk menekan harga tiket pesawat domestik sebagai langkah mendorong peningkatan pergerakan wisnus pada 2024. (Unsplash/Mark Olsen)

"Kemenparekraf terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait secara intensif termasuk dengan maskapai, kami merasa perlu untuk melakukan langkah-langkah konkret dalam upaya menekan biaya tiket pesawat domestik agar lebih terjangkau," pungkas Sandiaga.

Menurut Sandiaga Uno, salah satu penyebab kenapa tiket pesawat domestik mahal adalah kurangnya jumlah pesawat yang beroperasi.

Jumlah pesawat yang beroperasi jauh lebih sedikit dibanding sebelum pandemi Covid-19.

Baca juga: 5 Maskapai Tawarkan Tiket Pesawat Murah Makassar-Bali, Tarifnya Mulai Rp 1 Jutaan

Adanya defisit jumlah pesawat ini mengakibatkan berkurangnya jumlah ketersediaan kursi penerbangan.

Jumlah pesawat yang beroperasi tengah diusahakan agar bisa ditambah.

Sehingga ketersediaan kursi pesawat meningkat dan harga tiket bisa lebih terjangkau.

"Kami ingin mendorong penambahan jumlah pesawat dan penerbangan. Karena saat sebelum pandemi (COVID-19) jumlah pesawat yang beroperasi di atas 700, dan sekarang hanya 400. Jadi ada defisit sekitar 300," kata Sandiaga Uno beberapa waktu lalu, dikutip dari siaran pers Kemenparekraf.

Pemerintah terus berupaya untuk menekan harga tiket pesawat domestik sebagai langkah mendorong peningkatan pergerakan wisnus pada 2024.
Pemerintah terus berupaya untuk menekan harga tiket pesawat domestik sebagai langkah mendorong peningkatan pergerakan wisnus pada 2024. (Gambar oleh Bilal EL-Daou dari Pixabay)

Baca juga: 3 Maskapai Tawarkan Tiket Pesawat Murah Jambi-Jakarta, Naik Lion Air Mulai Rp 1 Jutaan

Dikutip dari TribunMedan.com, ketersediaan jumlah pesawat serta frekuensi penerbangan memang masih belum kembali normal seperti sebelum pandemi.

3 dari 3 halaman

"Kalau kita lihat, amati dan analisa kenaikan tiket tersebut terjadi karena ketersediaan jumlah pesawat, sampai hari ini frekuensi penerbangan belum normal seperti dahulu sebelum Covid. Realitasnya, harga tiket pesawat dibandingkan dulu sebelum Covid dengan sekarang pasti jelas ada kenaikan," ujar Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia/Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Sumatera Utara, Solahuddin Nasution.

Solahuddin merincikan, sebelum pandemi Covid 19, frekuensi penerbangan untuk satu Airlines Medan-Jakarta misalnya, bisa mencapai belasan hingga puluhan kali dalam sehari.

Namun pada belakangan frekuensi sangat menurun bahkan belum mencapai setengah dari frekuensi sebelum Covid-19.

"Jadi hukum suplai and demand itu pasti berlaku sementara ketersediaan pesawatnya juga belum normal seperti dahulu, bahkan rutenya masih banyak yang belum dibuka seperti Medan Pekanbaru, Medan-Palembang dan Medan-Padang semuanya kan belum normal," ucapnya.

Selain itu, biaya avtur juga mempengaruhi tingginya harga tiket pesawat domestik.

"Kalau pemerintah mau mengupayakan harga tiket murah ya harusnya ada kebijakan dari pemerintah, karena airlines juga mematok harga naik karena alasan mereka harga avtur yang juga masih mahal," jelasnya.

"Jadi komponen harga bukan hanya di avtur bisa saja airport tax, parkir pesawat dan lain-lain. Nah, itu Badan Usaha Milik Negara jadi kalau pemerintah mau menurunkan harga tiket pesawat ya komponen harga yang ada pada pemerintah harus bisa berdiskusi menurunkan nya," imbuhnya.

Baca juga: Rekomendasi Tiket Pesawat Murah Jakarta-Solo, Batik Air Tawarkan Jadwal Keberangkatan yang Beragam

(TribunTravel.com/mym)

Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
tiket pesawatSandiaga Unowisatawan nusantara Gekrafs
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved