TRIBUNTRAVEL.COM - Video viral memperlihatkan wisatawan yang dipalak saat hendak berfoto di Jembatan Ampera, Palembang, Sumatera Selatan.
Video tersebut berupa potongan adegan yang diunggah akun Instagram @palembanginfo.

"Cakmano komentar kamu lur? Tambah lesu wong nak maen ke Jembatan Ampera kalo masih banyak yang cak ini," keterangan yang tertulis pada video.
Dalam video tersebut, terlihat seorang pria mendekati wisatawan yang hendak berfoto di Jembatan Ampera.
Baca juga: Pempek Palembang di Mangga Besar Jakarta Jadi Viral, Isi 5 Rp 199 Ribu
Pria itu terlihat mengenakan topi dan jaket jeans.
Ia nampak mendekati wisatawan rombongan ibu-ibu yang mengenakan jilbab pink dan baju gamis warna hitam.
LIHAT JUGA:
Rupanya, pria tersebut ternyata meminta uang pada rombongan ibu-ibu.
Meski telah ditolak, pria itu tetap memaksa meminta uang.
Bahkan ia sempat mengikuti rombongan ibu-ibu itu sampai akhirnya diberi uang.
Terkait video viral tersebut, Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, AKBP Haris Dinzah membenarkan bahwa insiden tersebut terjadi di Jembatan Ampera.
Baca juga: Cari Tiket Pesawat Murah Jakarta-Palembang? Cek Penawaran dari 3 Maskapai Ini
Adapun kejadiannya berlangsung pada Sabtu (13/1/2023).
"Untuk identitas pelaku sudah kami dapatkan, sekarang masih dalam pengejaran," ujar Haris, Senin (15/1/2024), dikutip dari Kompas.com.
Haris menjelaskan, mereka sebelumnya sempat menggerebek kediaman terduga pelaku.
Namun, sambung Haris, pelaku telah meninggalkan rumahnya tersebut sehingga kini masih dalam pengejaran petugas.
"Pelaku kabur sebelum kami datang," ujar dia.
Usai kejadian tersebut, polisi akan terus memburu pelaku untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Sementara itu, korban yang diketahui berasal dari Lampung diimbau untuk segera membuat laporan ke polisi untuk dilakukan tindak lanjut.
Di sisi lain, Haris juga mengimbau pelaku agar segera menyerahkan diri ke polisi.
"Kami imbau agar pelaku segera menyerahkan diri. Kita tidak segan-segan memberikan tindakan tegas, apalagi sudah mengancam keselamatan anggota kita," tutupnya.

Sejarah Jembatan Ampera
Jembatan Ampera terkenal sebagai ikon Kota Palembang.
Melansir Kompas.com, Jembatan Ampera memiliki panjang 1.177 meter, lebar 22 meter dan tinggi 63 meter dan jarak antara menara 75 meter.
Jembatan yang berada di tengah-tengah Kota Palembang ini menghubungkan dua kawasan, yakni seberang ilir, dan seberang ulu.
Baca juga: Kuliner Malam di Palembang, Wajib Kunjungi 5 Tempat Makan Sate Taichan
Kawasan ini dipisahkan oleh Sungai Musi.
Awalnya, bagian tengah Jembatan Ampera bisa diangkat agar kapal-kapal besar dapat lewat.
Namun sejak tahun 1970 aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak dilakukan lagi.
Sebab, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya.
Pada tahun 1990, bandul pemberatnya dibongkar karena dikhawatirkan dapat membahayakan.
Nama Ampera sendiri merupakan akronim dari Amanat Penderitaan Rakyat.
Ide membangun jembatan untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang ini sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang yaitu tahun 1906.
Saat jabatan Wali Kota Palembang diduduki oleh Le Cocq de Ville pada tahun 1924, muncul kembali gagasan untuk membangun jembatan tersebut.
Namun, sampai jabatan Le Cocq de Ville berakhir, proyek pembangunan itu tetap tidak pernah terealisasi.

Gagasan pembangunan Jembatan Ampera kemudian muncul kembali pada masa kemerdekaan.
DPRD Peralihan Kota Besar Palembang kembali mengusulkan lagi pembangunan jembatan saat sidang pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956.
Kemudian tahun 1957, dibentuk panitia pembangunan Jembatan Ampera.
Tim tersebut kemudian melakukan pendekatan kepada Presiden Soekarno untuk mendukung pembangunan jembatan tersebut.
Baca juga: Tiket Pesawat Murah Palembang-Jakarta dari Super Air Jet, Cek Jadwal Keberangkatannya
Baca juga: 5 Tempat Wisata yang Lagi Hits di Palembang, Kunjungi Taman Wisata Alam Punti Kayu yang Asri
Setelah bertemu, gagasan tersebut disetujui oleh Presiden Soekarno, dengan syarat dibuat juga taman terbuka di kedua ujung jembatan itu.
Kemudian pada April 1962, pembangunan pembuatan jembatan pun dimulai.
Biaya pembangunannya diambil dari dana pampasan perang Jepang.
(TribunTravel.com/SA)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.