TRIBUNTRAVEL.COM - Pepohonan merupakan bagian ekosistem bumi yang tak tergantikan.
Dari menyediakan makanan, naungan, oksigen, dan bahkan rumah, pepohonan telah memenuhi banyak kebutuhan manusia.
Baca juga: Satu Keluarga Kaget Temukan Anak Burung Hantu Sembunyi di Pohon Natal, Sempat Dikira Boneka Hiasan

Baca juga: Mengapa Orang Ukraina Menggantung Jaring Laba-Laba di Pohon Natalnya?
Umat manusia tidak lagi hidup di hutan, namun pepohonan merupakan bagian penting dari kota modern kita bahkan hingga saat ini.
Namun, meskipun pepohonan merupakan hal yang lumrah, kita harus berhati-hati saat berinteraksi dengannya, karena pepohonan ada yang berbahaya.
Baca juga: Video Viral di TikTok, Kampus Bikin Pohon Natal dari Tumpukan Skripsi, Dilengkapi Lampu dan Hiasan
Baca juga: Wanita Syok Temukan Hadiah Bernyawa Dalam Pohon Natal Miliknya, Sembunyi di Dekorasi
Satu yang paling berbahaya adalah pohon manchineel.
Namun apa yang membuat spesies ini mendapat reputasi buruk sebagai “ pohon paling berbahaya di dunia ”?
Baca juga: Viral Pria di Jepang Rawat Pohon Pisang di Jalanan Selama 2 Tahun, Berakhir Ditebang
Pohon manchineel tumbuh di pantai berpasir Amerika
Dilansir dari unbelievable-facts, hippomane mancinella , pohon cemara berukuran sedang, tingginya dapat mencapai 40 kaki (12 meter) dengan batang setebal dua kaki (60 cm).
Beberapa cabangnya memiliki daun kuning kehijauan bertangkai panjang, kasar, elips, dan buah beraroma manis.
Buah berwarna kuning sampai kemerahan muncul sendiri-sendiri atau berpasangan.
Mengingat kemiripan buah dan dedaunannya dengan pohon apel, nama Spanyol untuk manchineel adalah “ manzanilla ,” yang berarti “apel kecil”.
Manchineel dapat ditemukan di tanah berpasir dan hutan bakau di Florida selatan, Karibia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan bagian utara.
Rambu peringatan yang dipasang oleh penduduk setempat mengimbau wisatawan dan pelancong untuk menjaga jarak dari pohon ini.
Saat berjalan di sepanjang pantai, orang-orang akan melihat pepohonan yang ditandai dengan pita merah – yang merupakan indikasi jelas peringatan untuk menjaga jarak aman.
Sepertinya berlebihan untuk sebatang pohon?
Tidak dalam hal ini.

Pohon Manchineel terkenal karena sifatnya yang sangat beracun
Bayangan pohon manchineel bisa terlihat sangat menarik di hari yang cerah di sepanjang pantai.
Buah-buahan di dahannya mungkin terlihat matang dan berair.
Namun, menikmati keteduhan atau gigitan buahnya bukanlah ide yang baik.
Meskipun penampilannya sederhana, penduduk setempat bersikeras kamu tidak boleh menyentuh kulit kayu atau bahkan menghirup udara di sekitar pohon.
Menyentuh pohon saja dapat mengakibatkan reaksi terhadap racun yang dimilikinya.
Getah pohon yang sangat beracun dan berwarna susu mengandung phorbol, bahan kimia yang mengiritasi dan menyebabkan reaksi alergi yang kuat jika bersentuhan dengan kulit.
Berdiri di bawah pohon saat hujan badai dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan lecet karena bahan kimia tersebut bercampur dengan tetesan air hujan.
Selain itu, jika pohon sedang terbakar, sebaiknya tetap berada di arah yang berlawanan dengan arah angin karena asapnya dapat mengiritasi mata dan bahkan menyebabkan kebutaan.
Namun, racun yang terkandung dalam buahnya jauh melebihi racun yang ditemukan pada kulit kayu dan daunnya.
Bola kecil dan berbau harum ini dapat menyebabkan penderitaan berjam-jam dan berpotensi berakibat fatal jika dikonsumsi.
Ahli botani dan naturalis Roger Hammer mengatakan para pelaut yang karam yang memakan buah tersebut mengalami peradangan dan lecet di sekitar mulut, serta masalah perut dan usus yang parah.
Tidak mengherankan jika Christopher Columbus menyebut buah ini sebagai “ manzanilla de la muerte ” atau “apel kecil kematian”.
Orang-orang tanpa sadar telah mengonsumsi buah ini, dan itulah cara kita mengetahui efek racun pada tubuh.

Keracunan pohon manchineel menjamin konsekuensi yang parah
Nicola H. Strickland, seorang konsultan radiologi, sedang berlibur bersama seorang temannya di Pulau Tobago di Karibia ketika mereka menemukan buah dari pohon manchineel.
Meskipun gigitan pertama terasa menyenangkan, beberapa jam berikutnya tidak.
Dimulai dengan rasa pedas di mulut mereka, yang berubah menjadi sensasi terbakar, robek, dan tenggorokan tercekat.
Mereka hampir tidak dapat menelan makanan karena rasa sakitnya, namun susu tampaknya sedikit membantu meringankan rasa tidak nyaman tersebut.
Belakangan diketahui bahwa Nicola dan temannya mengalami ulserasi mulut dan esofagus serta edema parah.
Gejalanya mereda setelah delapan jam, namun kelenjar getah beningnya menjadi sangat nyeri.
Para ilmuwan belum yakin mengapa pohon manchineel memiliki mekanisme pertahanan yang begitu ekstrim.
Ini mungkin merupakan adaptasi yang mungkin dilakukan untuk mencegah burung dan hewan memakan buahnya, karena pohon tersebut menyebarkan benihnya menggunakan air pasang.
Satu hal yang pasti: makan buah-buahan dan beri tanpa mengetahui dampaknya dapat menyebabkan beberapa konsekuensi yang tidak menguntungkan.
Ambar/TribunTravel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.