TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah keluarga akhirnya menelepon 911 untuk meminta bantuan setelah Google Maps membawa mereka ke tengah Gurun Mojave.
Keluarga tersebut bahkan terdampar selama beberapa jam dan menyebabkan kerusakan parah pada mobil mereka.

Melansir insider.com, Rabu (29/11/2023), Shelby Easler melakukan perjalanan kembali ke Los Angeles bersama keluarganya pada 19 November setelah menghadiri Grand Prix Las Vegas.
Keluarga itu mengikuti navigasi Google Maps namun malah dibawah ke jalur ooff-road.
Baca juga: Ikuti Petunjuk Google Maps, Dua Pengemudi Mobil Tersesat di Jembatan Sempit
Video TikTok yang dibagikan juga menunjukkan bahwa ada mobil lain yang ikut tersesat.
"Kami seperti domba dan kami hanya mengikuti mobil di depan kami karena kami berpikir mobil itu pasti mengarah ke suatu tempat," kata Easler dalam video yang diunggah.
Dia menambahkan bahwa upaya mereka untuk memutar mobil tidak berhasil karena jalannya sudah tak terdeteksi.
Selain itu, kendaraan lain yang turut terdampar menghalangi mereka berputar.
"Kami seperti terjepit," dia berkata.
Baca juga: Gara-gara Salah Operasikan Aplikasi Google Maps, Pengedara Motor Masuk Jalan Tol
Easler sempat mengatakan mobil di depannya berhasil berbalik arah dan mulai mencoba memotong jalan melewati semak-semak.
Mereka mengikutinya, namun upaya tersebut menyebabkan mobil tergores parah dan menyebabkan mobil mereka lecet.
Hasilnya juga nihil, mereka akhirnya terjebak lagi di gurun.
Akhirnya mereka memutuskan untuk menelepon 911 karena cukup jauh di gurun dan hari sudah larut.

Mereka juga kehabisan ide bagaimana pulang ke rumah.
Patroli Jalan Raya California kemudian memberi tahu bahwa mereka tidak dapat membantu karena sibuk menangani badai pasir yang sedang berlangsung.
Akhirnya, setelah terdampar selama beberapa jam, keluarga Easler berhasil sampai di sebuah pom bensin.
Baca juga: Viral Pria Temukan Miniatur Australia di Google Maps, Tak Tanggung-tanggung Totalnya Ada 3
Dia mengatakan dalam video bahwa mobil mereka rusak parah akibat perjalanan dan mereka harus menunggu untuk diderek.
Mereka akhirnya meninggalkan kendaraan di Nevada dan terbang pulang, kata Easler.
Easler mengatakan, "Di masa depan, saya akan tetap menggunakan jalan yang saya tahu dan memeriksa ulang di tempat lain apakah rute tersebut terlihat tidak jelas."

Kisah serupa juga pernah melanda seorang pendaki pria.
Pria dari Kanada tersebut malah diarahkan untuk mengikuti jalan setapak di jalur pegunungan British Columbia.
Bukan pegunungan biasa, tapi lebih mirip seperti hutan belantara yang menyeramkan dan jauh dari kata aman, lapor North Shore Rescue (NSR).
Dalam sebuah pernyataan, pria itu mengunggah kisahnya di platform Facebook sambil menuliskan cuitan:
"Untuk lebih jelasnya, daerah tersebut tidak memiliki jalan setapak dan sangat curam dengan banyak tebing di seluruh bagiannya."
Pria itu mengaku, bahwa sebelumnya NSR telah memasang papan peringatan di area terlarang tersebut.
"Pada minggu-minggu sebelumnya, NSR sebenarnya telah memasang papan peringatan di area tersebut."
"Daerah ini jelas berbahaya, karena pernah menelan korban jiwa sebelumnya."
Baca juga: Cerita Wisatawan Kediri Nyasar Gara-gara Google Maps, Niat ke Telaga Sarangan Malah ke Tawangmangu
Pendaki tersebut telah berusaha mencapai puncak Gunung Fromme, sebuah puncak yang terletak di sebelah utara Vancouver, Unilad melaporkan.
Sayangnya selama upaya tersebut dia mendapati dirinya terdampar di lereng gunung pada tanggal 4 November 2023 dan tidak dapat turun kembali ke tempat dia datang.
Tim penyelamat diturunkan ke kawasan hutan dan mampu menghubunginya dan membawanya ke tempat yang aman.
Mereka kemudian dijemput dengan helikopter.
Tim penyelamat melaporkan bahwa pendaki tersebut hanya memiliki perlengkapan yang sangat minim, termasuk alas kaki yang tidak cocok untuk perjalanan yang ia coba, serta tidak memiliki senter.
Pendaki yang tidak disebutkan namanya itu bukanlah orang pertama yang harus dibawa kembali oleh tim penyelamat dari lokasi tersebut.
Faktanya, dia adalah orang kedua yang berhasil pulih dalam dua bulan terakhir, dan tim penyelamat percaya bahwa kedua kejadian tersebut disebabkan oleh Google Maps yang menampilkan jejak palsu di area tersebut.
Kenyataannya tidak ada jejak seperti itu.
Dalam pembaruannya, NSR mengatakan bahwa Google Maps telah menghapus jejak palsu tersebut.
NSR juga menyarankan masyarakat untuk menghindari Google Maps untuk hiking, dan sebagai gantinya menggunakan aplikasi khusus seperti CalTopo atau Gaia.
Entah itu, atau hanya peta kertas kuno dan kompas.
Lagi pula, peta kertas tidak kehabisan baterai.
Baca juga: Viral di Medsos, Google Maps Street View Rekam Penampakan Mirip Bigfoot di Daratan Rusia
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.