Breaking News:

Wanita Terbang 14 Jam Buat Cari Koper Senilai Rp 61,5 Juta Miliknya yang Hilang, tapi Tak Ditemukan

Wanita terbang dari Malaysia ke Jerman untuk mencari koper mewah senilai Rp 61,5 juta miliknya yang hilang, namun tak dapat ditemukan.

Penulis: Sinta Agustina
Editor: Sinta Agustina
Unsplash/Anete Lūsiņa
Ilustrasi koper mewah berisi barang mahal. Wanita terbang dari Malaysia ke Jerman untuk mencari koper mewah senilai Rp 61,5 juta miliknya yang hilang, namun tak dapat ditemukan. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang wanita rela terbang dari Malaysia ke Jerman menghabiskan lebih dari 1.000 Dolar AS (sekitar Rp 15,3 juta) dan 14 jam di pesawat untuk mencari kopernya yang hilang.

Wanita itu adalah Irene Ortega.

Wanita terbang dari Malaysia ke Jerman untuk mencari koper mewah senilai Rp 61,5 juta miliknya yang hilang, namun tak dapat ditemukan. (Dokumen pribadi Irene Ortega)

Melansir Insider, koper Rimowa hitam mengkilat milik Ortega hilang dalam penerbangan Lufthansa dari Prancis ke Jerman pada Mei 2023 lalu.

Saat mendarat di Munich, Ortega telah meyakinkan staf Lufthansa untuk menyisir kembali koper-koper agar menemukan kopernya.

Baca juga: Momen Haru Pramugari Tenangkan Nagita Slavina yang Nangis di Pesawat, Videonya Viral

Namun Ortega tidak dapat menemukan koper seharga 955 dolar AS (Rp 14,7 juta)  itu dan isinya berupa sepatu kets Gucci, aksesori Le Creuset, dan barang-barang desainer.

Menurutnya, barang-barang tersebut bernilai sekitar 4.000 dolar AS (Rp 61,5 juta).

LIHAT JUGA:

Sedang liburan keliling Eropa

Insiden tersebut terjadi saat Ortega dan suaminya sedang dalam perjalanan liburan keliling Eropa.

Saat itu, ia dan sang suami terbang dari Toulouse, Prancis menuju Frankfurt, Jerman dan transit di Munich.

2 dari 4 halaman

Pasangan tersebut tiba di bandara Frankfurt, di mana mereka langsung mengecek dua koper mereka di conveyor untuk pengambilan bagasi.

Baca juga: Pramugara Dikeluarkan dari Pesawat usai Penumpang Temukan Kamera Tersembunyi di Toilet

Ortega mengatakan tas suaminya muncul, dan mereka menunggu koper Rimowa milik Ortega.

Namun koper Ortega tak juga muncul di conveyor.

Pada hari yang sama, Ortega mengajukan laporan ke Lufthansa atas bagasi yang hilang.

Staf bandara mengatakan kepadanya pada saat itu bahwa penumpang biasanya akan dipertemukan kembali dengan koper mereka dalam beberapa hari.

Ortega dan suaminya hanya berada di Jerman selama sehari, dan pada akhirnya, ia masih belum membawa kopernya atau informasi terbaru tentang di mana barang tersebut berada.

Setelah menghubungi Lufthansa dan mengetahui bahwa mereka masih belum menemukan tasnya, Ortega kembali ke salah satu rumahnya di Filipina.

Sesampainya di Filipina, ia tidak menghentikan pencariannya.

"Setiap hari saya menelepon dan mengirim email ke Lufthansa untuk meminta kabar terbaru tentang bagasi saya yang hilang," ujar Ortega.

Namun karena perwakilan layanan pelanggan tidak ditempatkan di bandara Munich atau Frankfurt, dia mengatakan mereka tidak pernah mendapatkan informasi terbaru khusus mengenai kasusnya.

Baca juga: Pramugara Jelaskan Mengapa Penumpang Dilarang Langsung Berdiri setelah Pesawat Mendarat

3 dari 4 halaman

Dalam pernyataan yang dikirimkan kepada Insider, perwakilan Lufthsana mengatakan bahwa pelancong dapat melaporkan kehilangan bagasi hingga 21 hari setelah kedatangan.

Lufthansa kemudian melakukan pencarian intensif atas bagasi yang hilang setidaknya selama 90 hari, terlepas dari apakah klaim kompensasi telah dibuat oleh para pelancong atau belum.

Namun, Lufthansa tidak menanggapi permintaan komentar mengenai kasus Ortega secara spesifik.

Lufthansa A300
Lufthansa A300. (Flickr/allen watkin)

Maskapai beri kompensasi

Sekitar hari ke-20 pasca koper Ortega yang hilang, Lufthansa memberikan 1.700 Dolar AS sebagai kompensasi.

Dalam pernyataan yang dikirimkan kepada Insider, perwakilan Lufthansa mengatakan, "Konvensi Montreal telah menetapkan peraturan yang mengikat mengenai kerusakan atau kehilangan bagasi."

"Konvensi tersebut, yang merupakan perjanjian yang disepakati dengan sebagian besar negara maju, menguraikan peraturan yang harus dipatuhi oleh maskapai penerbangan ketika menyangkut klaim atas bagasi yang tertunda, hilang, atau rusak," sambungnya.

Forbes melaporkan bahwa pada Januari 2023, kompensasi maksimum adalah sekitar 1.731 Dolar AS, mendekati jumlah yang diterima Ortega.

Berangkat lagi ke Jerman

Pada Juli 2023, Ortega pun memutuskan untuk melacak keberadaan kopernya dengan melakukan perjalanan dari Malaysia ke Jerman.

4 dari 4 halaman

Ortega yang saat itu sedang berada di Malaysia memesan penerbangan ke Jerman dengan biaya sekitar 910 Dolar AS (Rp 14 juta).

Ortega mendarat di Munich dan memohon kepada pekerja Lufthansa di bandara agar mengizinkannya mencari kopernya.

"Setelah menangis dan memohon, saya bisa pergi ke salah satu ruang penyimpanan kecil," kata Ortega.

Ruangan itu hanya menyimpan tas untuk penerbangan baru-baru ini, dan karena tas Ortega telah hilang selama beberapa waktu, tas itu tidak ada di sana.

Namun Ortega belum selesai mencari.

Baca juga: Buntut Video Viral Pesawat Batik Air Mati Lampu dan AC, Manajemen Akhirnya Minta Maaf

Karena penerbangan aslinya mendarat di Frankfurt, Ortega mengira ada kemungkinan tasnya ada di sana.

Ditambah lagi, dia mengatakan dia telah membaca rumor di grup Facebook Pengaduan Lufthansa bahwa Munich sering mengirimkan bagasi yang hilang ke gudang di Frankfurt.

Ilustrasi pesawat di bandara Jerman.
Ilustrasi pesawat di bandara Jerman. (Unsplash/Oskar Kadaksoo)

Jadi, ia memesan penerbangan Lufthansa dari Munich ke Frankfurt untuk hari berikutnya untuk melanjutkan pencariannya.

Penerbangan ini menghabiskan biaya 130 Dolar AS (Rp 2 juta).

Di Frankfurt, Ortega mengatakan seorang pekerja Lufthansa setuju untuk membantunya mencari di salah satu gudang bandara tempat mereka menyimpan bagasi yang hilang.

Di dalam ruangan tersebut, ia melihat ratusan tas milik penumpang.

"Saya terkejut. Bisa dibayangkan, itu rak bagasi setinggi langit-langit," ungkap Ortega.

Sayangnya, tasnya juga tidak ada di lorong koper tersebut.

Pada akhirnya, Ortega tidak dapat menemukan kopernya.

Baca juga: Detik-detik Pesawat Tersambar Petir sebelum Mendarat di Bandara

Baca juga: Terbang Naik Pesawat Buatannya Sendiri, Seorang Pilot Veteran Kecelakaan dan Ditemukan Tewas

Menurutnya, Lufthansa harus lebih bertanggung jawab atas kehilangan tasnya.

"Di dalam (koper), semuanya barang bermerek,” kata Ortega mengacu pada barang-barang desainer di kopernya.

"Bahkan celana dalamku pun bermerek," tutupnya.

(TribunTravel.com/SA)

Selanjutnya
Tags:
pesawatJermanLufthansa Yann Sommer Yeti Airlines Batik Air
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved