TRIBUNTRAVEL.COM - Raja Charles III belakangan ini mendapat kritikan keras dari masyarakat karena mengirimkan pesan baik untuk Kim Jong Un.
Siapa sangka, pesan baik yang dikirimkan oleh Raja Charles III untuk Kim Jong Un ini justru dianggap sebuah kesalahan besar.

Menurut laporan dari sebuah berita Korea Utara, mengatakan bahwa Raja Charles III telah mengirimkan sebuah ucapan untuk Kim Jong Un.
Adapun isi pesan itu menyebutkan tentang harapan baik dari Raja Charles III untuk Republik Demokratik Rakyat Korea.
Baca juga: Jauh dari Kata Royal, Raja Charles III Punya Minuman Teh Favorit yang Sangat Melokal
Dirangkum dari Mirror, begini isi pesannya:
"Saat rakyat Republik Demokratik Rakyat Korea merayakan Hari Nasional mereka, saya menyampaikan harapan baik saya untuk masa depan."
Baca juga: Cantiknya Kate Middleton saat Penobatan Raja Charles III, Curi Perhatian Pakai Anting Putri Diana
Para pegiat Hak Asasi Manusia berpendapat bahwa ini adalah langkah yang salah dari Raja Charles III setelah pesan tersebut dikirim pada tanggal 9 September.
Greg Scarlatoiu, Direktur Eksekutif Komite Hak Asasi Manusia di Korea Utara (HRNK) – yang mendokumentasikan pelanggaran hak asasi oleh rezim Kim menyerukan itu adalah sebuah kesalahan besar.

Meskipun Scarlatoiu mengatakan bahwa dia memahami alasan diplomatik di balik pesan ini, dia menambahkan bahwa “rezim Kim melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan lainnya”.
Ia menyimpulkan: "Jika memang sah, pesan ini adalah kesalahan besar. Mereka mengucapkan selamat kepada rezim Kim pada hari berdirinya Korea Utara, 9 September. Itu adalah hari yang akan dijalani dengan keburukan. Hasil akhirnya adalah invasi Korea Selatan oleh Utara. Prajurit Inggris bertempur dengan gagah berani dan berkorban besar demi membela Korea Selatan. Bagaimana kalau mengingat warisan indah mereka?"
Baca juga: Kenapa Joe Biden Tidak Datang ke Acara Penobatan Raja Charles III?
Dipercayai bahwa Raja Charles III mengirimkan pesan-pesan ini atas saran dari Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan (FCDO) - yang mengatakan bahwa praktik ini telah diikuti oleh mendiang Ratu Elizabeth II, dan Raja Charles III kini telah mengadopsinya.
Tidak jarang Raja Charles III tampil di media Korea Utara, setelah mereka merilis perangko peringatan raja di samping Diana, Putri Wales.
Jee-Young Park, Pustakawan Studi Korea di Universitas Chicago, mengatakan pada tahun 2020 bahwa ini adalah cara rezim untuk meningkatkan mata uang asing.
Baca juga: Resep Kue Pie Baru di Acara Penobatan Raja Charles III, Bahannya Gampang
Dia berkata: "Saya membaca bahwa banyak prangko ditujukan untuk diekspor ke negara lain guna menerima pendapatan asing. Itulah sebabnya departemen layanan pos Korea Utara memproduksi banyak prangko dengan subjek yang berbeda. Tampaknya banyak warga Korea Utara yang juga senang mengoleksi prangko tersebut."
Tanggal 9 September di Korea Utara dikenal sebagai Hari Berdirinya Republik.
Tahun ini, Kim Jong-un mengadakan parade di Pyongyang dengan peluncur roket yang ditarik oleh truk.
Baru-baru ini, diktator Korea Utara bertemu dengan Vladimir Putin saat dia berperang melawan Ukraina.

Raja Charles III Beri Catatan Tangan di Atas Peti Mati Ratu Elizabeth II, Apa Isinya?
Raja Charles III menuliskan sebuah catatan kecil untuk mendiang ibunya, Ratu Elizabeth III.
Catatan dari Raja Charles III tersebut ditempatkan pada karangan bunga yang berada di atas peti mati sang Ratu.
"Dalam kenangan penuh kasih dan pengabdian. Charles R," tulis Raja Charles III, seperti dikutip dari laman Insider.
Menurut cuitan dari akun resmi kerajaan, karangan bunga di atas peti mati Ratu Elizabeth berisi dedaunan Rosemary, English Oak dan Myrtle.
Semua daun dipotong dari tanaman yang tumbuh dari murad (myrtus), bekas karangan bunga pernikahan Ratu Elizabeth II.
Tampaknya, hal itu dilakukan sebagai penghormatan kepada mendiang suami Ratu Elizabeth II, yakni Pangeran Philip.
Bunga-bunga yang dirangkai memiliki warna beragam, mulai dari emas, merah muda, merah anggur dan putih.
Semua bunga tersebut juga dipotong dari taman di kediaman kerajaan.
Baca juga: Benarkah Pangeran Harry dan Meghan Markle Akan Hadir saat Penobatan Raja Charles III?
Karangan bunga yang digunakan dalam upacara pemakaman terlihat berbebda dari yang ditempatkan di atas peti mati Ratu Elizabeth II selama prosesi lying in state.
Kendati demikian, karangan bunga itu juga memberi penghormatan kepada Pangeran Philip.
Rangkainnya terdiri dari dahlia, phlox, heather putih, cemara pinus dan kacang manis yang diambil dari Istana Balmoral.
Di antara bunga yang digunakan, kacang manis tampaknya cukup sepesial.
Sebab, bukan hanya bunga favorit Ratu Elizabeth II, melainkan juga mendiang suaminya, Pangeran Philip.
Sementara karangan bunga pada pemakaman Pangeran Philip tahun 2021 lalu dipilih sendiri oleh Ratu Elizabeth II.
Karangan bunga itu berisi bunga lili putih, mawar putih, freesia putih, bunga lilin putih, melati dan kacang manis putih.
Diwartakan sebelumnya, Ratu Elizabeth II diketahui meninggal dunia pada Kamis, 8 September 2022 di Istana Balmoral, Skotlandia.
Pemakaman kenegaraan Ratu Elizabeth II telah diselenggarakan pada Senin (19/9/2022) kemarin.
Lokasi pemakaman Ratu Elizabeth II bertempat di Westminster Abbey, London, Inggris.
Sepeninggalan Ratu Elizabeth II, takhta kerajaan Inggris akan dipimpin oleh Raja Charles III.
Untuk menandai proklamasi raja baru, sebuah acara telah digelar di West Midlands, seperti dikutip dari laman BBC.
Acara tersebut tayang secara resmi dalam layanan televisi bersejarah di Istana St James pada Sabtu (10/9/2022).
Upacara turut digelar ulang di berbagai lokasi di Inggris pada hari Minggu, dengan sejumlah acara sukses menarik ribuan orang.
Bahkan, sekira 3.000 orang berkumpul di Centenary Square, Brimingham ketika Penasihat Walikota Maureen Cornish memproklamirkan penguasa baru di tanah Inggris.
Kerumunan penonton yang hadir pun menyambutnya dengan membawakan lagu God Save the King.
Peristiwa serupa terjadi di Worcester, Coventry, Shrewsbury, Stafford, Hereford, Stoke-on-Trent, Dudley dan Telford, serta banyak area di seluruh wilayah.
Proklamasi Aksesi adalah metode formal untuk mempublikasikan pergantian pemimpin di Inggris.
Kegiatan ini membagikan berita bahwa ratu telah meninggal dan ahli waris telah naik takhta.
Pendeta Martin Gorick mengatakan bahwa Proklamasi Aksesi adalah kesempatan yang menunjukkan kesinambungan monarki.
"Ini adalah kesempatan ketika kita mengingat mendiang Ratu Elizabeth II kita dengan kasih sayang dan cinta untuk mengingat bahwa monarki tetap berjalan," katanya.
"Tidak ada celah. Institusi hebat ini yang dia hargai dan wujudkan selama 70 tahun pemerintahannya sekarang dijalankan oleh putranya dan itulah yang kami nyatakan dan rayakan," tambahnya.
Layanan doa telah berlangsung di Birmingham, Coventry dan Ludlow, dengan acara serupa direncanakan di lokasi lain selama minggu depan.
Buku belasungkawa juga tetap dibuka di lebih dari 100 tempat di West Midlands.
(TribunTravel.com/nrlintaniar)
Kumpulan artikel viral
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.