TRIBUNTRAVEL.COM - Penyanyi Taylor Swift telah sukses menggelar beberapa konsernya yang menjadi rangkaian The Eras Tour.
Selama beberapa bulan terakhir, Taylor Swift telah menyelenggarakan konser di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat (AS).

Di antaranya California, Colorado, Ohio, Minnesota, Pennsylvania, dan sebagainya.
Menuju lokasi konser di sejumlah negara bagian, Taylor Swift diketahui menggunakan jet pribadi miliknya.
Baca juga: Sempat Viral usai Ikut Nyanyi saat Konser Taylor Swift, Petugas Keamanan Kini Dipecat
Melansir Insider, Taylor Swift dan dua jet pribadinya telah menghabiskan beberapa bulan terakhir melintasi AS sepanjang leg pertama The Eras Tour kolosalnya.
Taylor Swift memiliki dua pesawat jet pribadi bernilai jutaan Dolar, yaitu Dassault Falcon 7X, terdaftar N621MM di bawah Island Jet Inc dan Dassault Falcon 900, terdaftar N898TS di bawah SATA LLC.
LIHAT JUGA:
Menurut Business Jet Traveler, Dassault 7X baru diperkirakan berharga sekitar 54 juta Dolar AS.
Sementara Dassault 900 baru memiliki harga 44 juta Dolar AS.
Sejak bulan Maret, dua jet pribadi Taylor Swift telah menghabiskan waktu sekitar 166 jam untuk terbang ke dan dari konser Taylor Swift, menurut data dari situs pelacakan pesawat JetSpy.
Baca juga: Viral Konser Taylor Swift Bikin Tanah Bergetar, Disebut Mirip Gempa & Tercatat Seismometer
JetSpy mengumpulkan informasi penerbangannya menggunakan data ADS-B yang dikirimkan dari beberapa vendor dan jaringan.
Selain itu, jet pribadi milik Taylor Swift tercatat telah melakukan 103 penerbangan gabungan sepanjang tahun ini, dengan 86 di antaranya telah dilakukan sejak The Eras Tour dimulai pada bulan Maret.

Penerbangan kedua jet pribadi milik Taylor Swift mengikuti lokasi di sepanjang rute The Eras Tour yang dimulai di Glendale, Arizona pada 17 Maret 2023 lalu.
Rata-rata penerbangan selama tur hanya kurang dari dua jam.
Penerbangan terpendek adalah perjalanan delapan menit dari bandara kecil di Van Nuys, California, ke Burbank, California pada tanggal 26 Maret.
Namun hal ini mungkin terjadi karena pilot mengubah posisi pesawat.
Penerbangan terpanjang terjadi pada 2 Juli, ketika jet Dassault 7X Swift terbang dari Bandara Groton New London di Connecticut ke Bandara Bob Hope di Burbank.
Penerbangan sekitar 5 jam tersebut tampaknya merupakan bagian dari perjalanan pulang pergi dari bandara dekat salah satu rumah Swift di Rhode Island.
Baca juga: Video Viral di TikTok, Fans Taylor Swift Bikin Konser Mini di Pesawat setelah Penerbangan Ditunda
Penerbangan duplikat
Dalam beberapa kesempatan, kedua jet Taylor Swift melakukan penerbangan duplikat dalam satu hari atau terbang dari lokasi berbeda ke tujuan yang sama.
Jet Dassault 900 biasanya terbang ke konser dari kampung halamannya di Nashville, Tennessee dan akan kembali lagi setelah konser.
Taylor Swift diketahui memiliki rumah di kota-kota termasuk Nashville, New York, dan Beverly Hills, menurut The Wall Street Journal.

Sepanjang tur, jet N898TS milik Taylor Swift kerap berangkat dari lokasi tur pada larut malam, biasanya berangkat antara jam 11 malam.
Kemudian jet pribadi tersebut kembali mendarat di Nashville pada pukul 4.38 keesokan harinya.
Sementara jet kedua, N621MM, sebagian besar mengikuti N898TS, meskipun juga mengambil jalan memutar ke tempat-tempat seperti Burbank, Tampa, Florida, dan bandara New Jersey yang terletak sekitar satu jam perjalanan di luar Kota New York.
Baca juga: Bentrok dengan Konser Taylor Swift, Pertandingan Barcelona vs Juventus Batal Digelar
Baca juga: Fans Taylor Swift Dilamar Sang Kekasih saat Konser, Tepat Ketika Lagu Love Story Dinyanyikan
Juru bicara Taylor Swift mengatakan kepada Insider bahwa penyanyi tersebut telah berupaya untuk mengimbangi emisi karbon jetnya.
"Sebelum tur dimulai pada bulan Maret 2023, Taylor membeli lebih dari dua kali lipat kredit karbon yang diperlukan untuk mengimbangi semua perjalanan tur," ujar juru bicara Taylor Swift.
Pada tahun 2023, biaya kredit karbon antara 40 hingga 80 Dolar AS per metrik ton CO2, menurut Terrapass, sebuah perusahaan yang menyediakan produk penyeimbangan karbon.
Namun awal tahun ini, The Washington Post melaporkan bahwa beberapa ahli yakin sebagian besar program kredit karbon melebih-lebihkan pengurangan emisinya.
(TribunTravel.com/SA)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.