TRIBUNTRAVEL.COM - Memang terdapat cukup banyak kuliner aneh di berbagai penjuru dunia.
Namun, ada satu kuliner aneh di China yang mungkin 'tak masuk akal' bagi banyak orang.

Kuliner tersebut bernama suodiu, yang terbuat dari batuan sungai.
Ya, batuan sungai berukuran kecil merupakan bahan utama untuk membuat suodiu.
Baca juga: 7 Kafe Viral di Tokyo Jepang, dari Kafe Ninja yang Unik hingga Kafe Vampir yang Estetik
Batuan sungai tersebut ditumis dengan campuran rempah-rempah, seperti dilansir dari laman Oddity Central.
Cara menyantapnya juga cukup unik.
Penikmat suodiu diharuskan menghisap batu-batu itu dan kemudian memuntahkannya.
Jika diterjemahkan, arti suodiu ialah "hisap dan buang".
Suodiu diyakini sudah ditemukan ratusan tahun yang lalu oleh awak perahu.
Mereka biasanya akan menyiapkan suodiu saat mereka terdampar di tengah sungai tanpa makanan saat mengantarkan barang.
Baca juga: Kuliner Unik di Jogja, Cobain Sensasi Makan Mie Ayam dengan Toping Batagor
Untuk mengelabui perut, mereka akan menumis beberapa kerikil sungai dengan berbagai bumbu dan kemudian menyedot batu-batu itu sampai kering.
Hidangan tradisional tersebut akhirnya diwariskan dari generasi ke generais.
Sekarang, pedagang street food di China terkadang terlihat menggoreng tumpukan batu sungai dengan minyak cabai, saus bawang putih, siung bawang putih dan campuran rempah-rempah.

Serangkaian video yang menunjukkan persiapan memasak suodiu di warung pinggir jalan baru-baru ini menjadi viral di Xiaohongshu (instagram versi China), memicu rasa penasaran jutaan orang.
Bukan hanya kekhasan hidangan yang menarik perhatian awrganet, tetapi juga harganya yang mahal yaitu Rp 34 ribu per porsi.
Terlebih, mengingat fakta bahwa hampir tidak ada makanan yang bisa dimakan di dalam sajiannya.
Suodiu yang terdiri dari bebatuan sungai harus dihisap sebelum meludahkan kerikil kerasnya.
Beberapa mungkin tidak akan menyebutnya makanan, apalagi membayar uang untuk itu.
Baca juga: Kuliner Unik di Pekalongan, Cobain Lezatnya Bubur Goreng ChaCha Burgo
Namun perlu diingat, bebatuan sungai tampaknya digunakan lantaran memiliki sensasi 'rasa laut' dengan seiring berjalannya waktu.
Jadi dengan menghisapnya, penikmat akan mendapatkan rasa ikan yang dipadukan dengan bumbu.
Setelah menghisap semua bebatuan, penikmat akan mendapatkan rasa sausnya.
Sensasi inilah yang membuat soudiu memiliki penikmat tersendiri.
Berbicara makanan unik, China seakan menjadi yang terdepan.
Baru-baru ini, seorang petani China mengklaim telah berhasil menciptakan buah hybrid.
Buah hybrid tersebut memungkinkan orang menikmati rasa melon dan semangka secara seimbang.

Melansir Oddity Central, penggagasnya ialah petani semangka berusia 40 tahun dari Fuyang, China yang disebut sebagai Tuan A oleh media lokal.
Tuan A belum lama ini menggemparkan Weibo, Twitter versi China, dengan penemuannya.
Ia telah membagikan foto-foto buah yang tampak aneh pada platform tersebut.
Buah ciptaan Tuan A diklaim sebagai setengah melon dan setengah semangka.
Tuan A tampaknya telah mendokumentasikan upayanya membuat buah hibrid melon-semangka untuk sementara waktu.
Namun pada pekan lalu, Tuan A memposting hasil kerja kerasnya di Weibo, mengklaim bahwa dia akhirnya mencapai kesuksesan setelah beberapa kali gagal.
Baca juga: Nikmatnya Wedang Cor, Kuliner Unik yang Hanya Ada di Jember
Buah yang tidak biasa itu terlihat seperti semangka yang tumbuh di atas melon.
Menurut Tuan A, penemuannya memungkinkan orang untuk menikmati rasa kedua buah tersebut secara bersamaan.
“Saya sudah melakukan beberapa kali percobaan baru untuk mentransplantasikan biji melon ke biji semangka, tapi kali ini akhirnya berhasil. Itu mungkin,” kata Tuan A dalam unggahannya di Weibo.
Buah hibrid yang diciptakan Tuan A baru berukuran sebesar kepalan tangan manusia, sehingga masih dalam pengembangan.
Meski begitu, sudah banyak warganet yang antusias akan perkembangan buah hibrid tersebut.
Banyak di antaranya mengungkapkan kegembiraan mereka dalam komentar.
Namun, mengingat ini masih dalam proses, harapan harus ditahan.
Meski prestasinya membanggakan, Tuan A sendiri mengaku prosesnya masih perlu penyempurnaan, karena hasilnya tidak selalu sesuai rencana.
“Beberapa varietas termodifikasi yang ditanam di lapangan tumbuh tepat setengah dari semangka dan melon seperti yang diharapkan. Namun, ada juga yang 10 persen semangka dan 90 persen melon,” tulis petani Cina itu.
Baca juga: Mampir ke Kedai Bakso Oentjal, Kuliner Unik di Bogor yang Siap Bikin Nagih
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait bertia viral, kunjungi laman ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.