TRIBUNTRAVEL.COM - Menyusui selama ini memang identik dengan tugas seorang ibu.
Namun, beda halnya dengan tradisi yang berlaku di suku Aka.

Melansir Pulse.ng, Suku Aka merupakan orang-orang yang mendiami kawasan hutan tropis di Republik Afrika Tengah dan Kongo utara
Para pria di suku Aka berpartisipasi aktif dalam mengasuh bayinya, termasuk menyusui.
Baca juga: Mengenal San, Suku Tertua di Afrika yang Kini Kelangsungan Hidupnya Terancam
Masyarakat suku Aka menganggap menyusui sebagai aspek penting dari pengasuhan, sebuah tanggung jawab yang melampaui ibu kandung.
Sistem kepercayaan mereka berakar kuat pada konsep pengasuhan kolektif, yang berpandangan bahwa setiap orang dalam komunitas berperan dalam membesarkan anak.
Inilah sebabnya mengapa baik pria maupun wanita secara aktif terlibat dalam pengasuhan bayi mereka.
Sejak seorang anak lahir, para ayah didorong untuk mengembangkan ikatan yang kuat dengan keturunannya.
Ikatan ini dipupuk melalui kontak kulit ke kulit secara terus-menerus, termasuk praktik yang dikenal sebagai couvade.
Baca juga: Fakta Unik Mandau, Senjata Tradisional Suku Dayak yang Menyimpan Unsur Magis
Couvade merupakan praktik di mana para ayah menggendong bayi yang baru lahir dan menyusuinya.
Tentu saja laki-laki suku Aka tidak memiliki kelenjar susu yang mampu menghasilkan susu.
Namun, mereka mensimulasikan tindakan menyusui melalui teknik tradisional yang disebut "gigi susu".

Ini melibatkan proses di mana pria merangsang puting mereka dengan ramuan khusus, yang mengeluarkan sedikit susu.
Orang-orang suku Aka percaya bahwa praktik ini memungkinkan para ayah untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan anak-anak mereka sembari memberikan nutrisi penting.
Secara psikologis, praktik suku Aka tersebut membantu para ayah mengembangkan rasa keterikatan, ikatan emosional, dan empati yang lebih kuat dengan anak-anak mereka.
Praktik juga memungkinkan para ayah untuk secara aktif berpartisipasi dalam nutrisi dan perkembangan fisik bayi mereka.
Pendekatan unik suku Aka dalam mengasuh anak menantang norma-norma konvensional dan menimbulkan pertanyaan menarik tentang konstruksi sosial terkait peran gender.
Praktik pria menyusui suku Aka mungkin dianggap tidak ortodoks di banyak budaya.
Kendati demikian, praktik ini memberikan kesempatan untuk merenungkan manfaat potensial dari pola asuh bersama dan pentingnya melibatkan ayah pada tahap awal membesarkan anak.
Baca juga: Suku Surma di Ethiopia Punya Tradisi Unik Minum Darah Sapi, Ternyata Ini Alasannya
Fakta Unik Asaro, Suku yang Menakuti Lawan dengan Topeng Menyeramkan
Pernah mendengar tentang suku Asaro?
Suku Asaro, yang mendiami daratan Papua Nugini, juga dikenal sebagai Asaro Mudmen.
Ada satu hal tentang Suku Asaro yang menarik untuk dibahas, yakni cara mereka menakuti lawan.
Pada zaman modern ini, orang-orang bersiap menggunakan senjata nuklir dan daya tembak untuk berperang.
Namun bertahun-tahun yang lalu, kecanggihan teknologi dalam bidang persenjataan tersebut tentu belum tersedia.

Alhasil para suku harus menemukan cara kreatif lain untuk mengalahkan lawan mereka.
Nah, bagi suku Asaro, mereka melakukannya dengan menggunakan topeng yang menakutkan.
Melansir Pulse.ng, Jumat (28/10/2022), tidak begitu jelas asal muasal bagaimana suku Asaro menggunakan topeng untuk menakuti lawan.
Sebab, ada dua versi berbeda yang beredar di masyarakat.
Baca juga: Gua Kuno Peninggalan Suku Asli Amerika Dilelang Seharga 31 Miliar, Usianya Lebih dari 1.000 Tahun
Pertama, ada yang mengatakan bahwa tradisi ini dimulai setelah suku Asaro kalah dalam pertempuran dan terpaksa mengungsi ke Sungai Asaro.
Suku yang kalah ini terpaksa menunggu sampai senja dan selama periode ini, mereka semua tertutup lumpur.
Ketika mereka berusaha melarikan diri, musuh melihat mereka bangkit dari tepian sungai dengan wajah tertutup lumpur, dan mengira mereka adalah roh.
Hal tersebut menimbulkan ketakutan dan membuat suku musuh lari kembali ke desa mereka lalu mengadakan upacara khusus untuk mengusir roh-roh tersebut.
Versi lain dari sejarah ini mengatakan bahwa suku Asaro memulai tradisi topeng menakutkan mereka setelah seorang pria menghadiri pernikahan dengan cara yang aneh.
Pria itu dikatakan tidak mampu membeli pakaian pernikahan yang cocok.
Ia kemudian membuat dua lubang di sebuah tas, memakainya di kepala dan melumurinya dengan lumpur.
Pria tersebut juga melumuri kulitnya dengan lumpur saat menghadiri pernikahan.
Dengan cara tersebut, ia dikatakan telah menakuti para tamu dan ini berubah menjadi rencana yang bagus untuk menakut-nakuti musuh.
Suku Asaro disebut telah mengadaptasi cara berpakaian baru ini setiap kali mereka diserang oleh suku musuh.
Selama bertahun-tahun, mereka berimprovisasi dengan menambahkan jari-jari panjang yang dibuat dengan bambu untuk memiliki efek hantu yang menyeluruh.
Sementara suku Asaro mungkin tidak lagi berperang, mereka masih menggunakan topeng menakutkan dan beberapa orang mengatakan mereka menggunakannya untuk menakut-nakuti roh.
Topeng selalu datang dengan desain yang tidak biasa, tetapi semuanya terlihat cukup menakutkan.
Beberapa bahkan dibuat dengan telinga panjang atau sangat pendek, tanduk dan mulut yang berbentuk aneh
Baca juga: Fakta Unik Popcorn, Ternyata Punya Peran Penting Bagi Suku Aztec
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.