TRIBUNTRAVEL.COM - Ingin menikmati momen buka bersama (bukber) dengan suasana berbeda?
Kamu bisa bukber di Manohara Resto yang menyuguhkan pemandangan indah Candi Borobudur.

Manohara Resto menawarkan paket bukber Ramadhan 2023 cuma Rp 97 ribu per pax.
Perlu diketahui bahwa Manohara Resto adalah satu-satunya restoran yang terletak di dalam kawasan Candi Borobudur.
Beli tiket masuk wisata Candi Borobudur, klik di sini.
LIHAT JUGA:
Restoran ini menyediakan 80 hingga 200 kursi dengan aneka menu makanan yang enak.
Di antaranya menu ala carte, prasmanan, set menu, gaya keluarga dan coffee break.
Sewa dan pesan kamar hotel di dekat Candi Borobudur, klik di sini.
Melalui akun Instagram @manoharaborobudur, pihak pengelola restoran tersebut mengumumkan paket bukber Ramadhan 2023.

"Kami menyediakan paket RAHMAT (Ramadhan Hemat) yang menyajikan berbagai macam varian menu menarik dan lezat," tulisnya dikutip TribunTravel pada Jumat (31/3/2023).
Hanya dengan Rp 97 ribu per pax, kamu sudah bisa mengajak teman serta kerabat ngabuburit dan berbuka bersama.
Beli pothil ketumbar khas Magelang, klik di sini.
Adapun syarat dan ketentuan paket bukber Ramadhan 2023 di Manohara Restoran sebagai berikut:
1. Buffet minimal 10 pax
2. Set menu di bawah 10 pax
3. Jam layanan 17.00-19.00 WIB
4. Reservasi maksimal H-1
5. Harga sudah termasuk Tax & Service
Informasi dan reservasi lebih lanjut silakan hubungi nomor 0857 2758 7800 atau 0818 0404 4529.
Beli oleh-oleh khas Magelang Slondok pedas manis, klik di sini.
Manohara Resto berada di Komplek Taman Wisata Candi Borobudur Jalan Badrawati, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Baca juga: Ingin Bukber di Semarang? Cek 5 Hotel yang Tawarkan Paket All You Can Eat Mulai Rp 70 Ribuan
Candi Borobudur Bakal Terapkan Sistem Zonasi Pariwisata dan Spiritual

Taman Wisata Candi (TWC) berencana akan menerapkan pemetaan atau zonasi pada Candi Borobudur mulai 2023 ini.
Zonani di Candi Borobudur tersebut akan meliputi sejumlah aspek yang dikelompokkan berdasarkan beberapa kepentingan.
Di anataranya yakni meliputi kawasan konservasi, spiritual, edukasi, maupun sisi komersial dari Candi Borobudur itu sendiri.
Direktur PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Edy Setijono mengatakan, penerapan zonasi pada Candi Borobudur diharapkan antar kepentingan dapat lebih tertata, terutama soal jalur yang digunakan.
“Jadi, besok nggak ada lagi tabrakan karena jalurnya sudah kami tata ulang. Mereka punya lokasi masing-masing. Misal ada kegiatan spiritual, pasti lokasinya di situ,” jelas Edy Setijono dikutip dari laman resmi BUMN, Sabtu (7/1/2023).
Edy Setijono mengungkapkan bahwa zonasi pada tempat wisata yang terletak di Jalan Badrawati, Kw. Candi Borobudur, Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini masih belum dilaksanakan meski sudah ada perencanaan.
Hal itu lantaran pihak TWC sendiri masih harus melakukan perancangan dan berkomunikasi dengan seluruh stakeholder terkait.
Dia menuturkan upaya ini memang dilakukan agar menjadi harmoni antar stakeholder demi keberlangsungan wisata Candi Borobudur.
Sebab adanya sistem baru tersebut nantinya bertujuan untuk mencapai kebaikan bersama.
Maka dari itu pihak TWC memberikan memberikan ruang bagi stakeholder Candi Borobudur untuk kepentingan umum.
Terlebih, hal itu juga sudah tertuang dalam kesepakatan empat menteri dan dua gubernur yakni menjadikan Candi Borobudur sebagai pusat agama Buddha Indonesia dan dunia.
“Kami tetap jadikan ini (Candi Borobudur, red) untuk fungsi yang ada. Tapi dengan skala prioritas tertentu,” kata Edy.
Meski dalam tahap proses, pihak TWC mengupayakan sistem zonasi ini dapat terealisasi pada 2023.
Kendati demikian, pihak TWC saat ini baru menyusun aturan-aturan dan mekanismenya.
Kemudian jika aturan tersebut sudah rampung, pihak TWC akan memaparkan hasil kajian tersebut dan mencermatinya kembali.
Menambahkan pernyataan TWC, Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI, Supriyadi menyebut, kajian tersebut memang harus diputuskan bersama karena melibatkan beberapa institusi.
Oleh sebab itu prosesnya akan cukup panjang dan memerlukan beberapa kajian mendalam termasuk hal-hal yang berkaitan dengan pemanfaatan Candi Borobudur.
Hal itu mengingat kesepakatan dari Pemerintah Indonesia yang telah setuju akan kelestarian dari Candi Borobudur.
“Dari nota kesepahaman itu, sudah ada SOP-nya. Nanti kami coba bahas kembali. Mudah-mudahan ada solusi terbaik untuk umat Buddha dan pemerintah,” ujar Supriyadi.
"Dengan begitu, akan ada titik temu antara pemanfaatan candi untuk kegiatan spiritual, konservasi, edukasi, maupun komersial," tambah Supriyadi.
“Karena dalam UU Cagar Budaya, salah satu pemanfaatan Candi Borobudur adalah untuk kepentingan agama,” sambung Supriyadi.
Baca juga: Daftar Paket Bukber di 6 Hotel Bintang Jakarta Selatan, Nikmati Menu Buka dengan Sajian Mewah
(TribunTravel.com/Rtn)
Baca juga selengkapnya seputar Ramadhan di sini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.