TRIBUNTRAVEL.COM - Perajin ogoh-ogoh mini di Bali banjir pesanan menjelang Hari Raya Nyepi.
Ni Made Ayu Tuti Arini (40) misalnya, mengaku bahwa dirinya sudah banyak mengantongi orderan ogoh-ogoh mini.

"Buatnya tahun ini sudah 25 ogoh-ogoh untuk yang besar, 50 untuk yang kecil. Kalau yang besar ukurannya 2 meter, yang kecil 80 sentimeter," ungkap Ayu, Kamis (16/3/2023).
Tak sendiri, ia menggarap ogoh-ogoh mini ini bersama dengan suami dan satu tukangnya.
Baca juga: Hari Raya Nyepi Bersamaan Salat Tarawih Pertama, Umat Muslim di Bali Diimbau Ibadah di Rumah
Untuk membentuk badan dan karakter ogoh-ogoh dilakukan oleh suami dan tukangnya.
Sementara Ayu membantu dalam proses pengecatan ogoh-ogoh.
LIHAT JUGA:
Untuk waktu pengerjaannya, pada ogoh-ogoh dengan ukuran paling besar dikerjakan hingga satu minggu.
Sementara untuk ukuran kecil biasanya ia kerjakan dalam waktu tiga hari saja. Pesanan ogoh-ogoh mini ini sudah ia terima sejak bulan Januari lalu.
"Ya, lebih banyak yang pesan tahun ini. Saat pandemi jualan juga, tapi dapat sedikit, cuma yang kecil-kecil saja, tidak sampai 50 persen," ujar Ayu.
"Sedikit dapatnya karena cuma sebentar saja dapat jualan, karena sempat dibilang batal perayaan ogoh-ogohnya. Baru seminggu jelang ogoh-ogoh baru dikasih tahu lagi," sambungnya.
Baca juga: Kasus KTP Bali yang Dimiliki WNA Berbuntut Panjang, Calo Ditangkap dan Kepala Dusun Dipecat
Omzet puluhan juta
Pemesan ogoh-ogoh mini ini tak hanya dari Kota Denpasar, melainkan juga dari luar Kota seperti Tabanan, Karangasem hingga Kintamani.
Para pembeli pun tak hanya dapat membeli ogoh-ogoh mini, namun juga bisa memesan tapel (wajah) ogoh-ogoh.
Untuk membuat ogoh-ogoh mini, Ayu memakai styrofoam.
Sejauh ini, ia sudah menghabiskan sebanyak 10 balok styrofoam.
Ogoh-ogoh mini yang telah selesai dibentuk akan dicat menggunakan cat tembok untuk dasarnya.
Bisnis yang ramai satu tahun sekali ini karena hanya akan ditemukan saat perayaan Nyepi, diakui Ayu mendatangkan omzet hingga puluhan juta.
"Omzet dalam sekali periode itu sampai puluhan juta," tutupnya.
Ayu mengerjakan ogoh-ogoh mininya di Jalan Kapten Agung, Denpasar, Bali.
Melansir Kompas.com, ogoh-ogoh adalah boneka raksasa yang diarak keliling desa pada malam menjelang Hari Raya Nyepi

Ogoh-ogoh menggambarkan kepribadian bhuta kala.
Dalam ajaran Hindu, bhuta kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (kala) yang tidak terukur dan terbantahkan.
Bhuta kala identik dengan kekuatan negatif yang memiliki sifat mengganggu kehidupan manusia.
Baca juga: Oleh-oleh Khas Bali yang Unik dan Tak Biasa, Bawa Seusai Nonton Pawai Ogoh-ogoh
Baca juga: Heboh Wisman Dilarang Naik Motor di Bali, Begini Tanggapan Sandiaga Uno
Bhuta kala yang diwujudkan dalam bentuk patung yang digambarkan sebagai sosok besar dan menakutkan.
Biasanya diwujudkan dalam raksasa.
Selain itu, ogoh-ogoh diwujudkan sebagai makhluk yang hidup di mayapada, surga, dan neraka.
Wujud ogoh-ogoh menyerupai naga, gajah, atau widyadari/bidadari.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Kisah Perajin Ogoh-ogoh Mini di Denpasar Bali, Kantongi Omzet Puluhan Juta Jelang Nyepi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.