Breaking News:

Heboh Atraksi Budaya Pasola di Sumba Barat Ricuh, Apa Penyebabnya?

Atraksi budaya Pasola di Sumba Barat, Ntt berlangsung ricuh hingga aparat pun turun tangan mengamankan suasana.

Editor: Kurnia Yustiana
Pos-Kupang.com/Petrus Piter
Rato adat Kedu Talo Nodu dari Patiala dan Rato Ubu Galu dari Uma Inkari selaku pemimpin pelaksanaan atraksi budaya pasola Lamboya di Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, NTT, Kamis (16/2/2023), mengaku sangat kecewa dengan kericuhan yang terjadi. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Baru-baru ini, atraksi budaya Pasola berlangsung di Kecamatan Lamboya, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dikutip dari situs Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Barat, Sabtu (17/2/2023), Pasola merupakan tradisi perang adat, di mana ada dua kelompok penunggang kuda yang saling berhadapan, saling kejar seraya melempar lembing kayu ke arah sang lawan.

Atraksi budaya Pasola di Wanokaka, Sumba Barat, NTT.
Atraksi budaya Pasola di Wanokaka, Sumba Barat, NTT. (Pos-Kupang.com/Petrus Piter)

Kata Pasola berasal dari sola atau hola yang artinya kayu lembing.

Biasanya, Pasola diselenggarakan pada permulaan musim tanam, tepatnya pada bulan Februari di Kecamatan Lamboya.

Beli tiket pesawat buat liburan ke Sumba, klik di sini.

Lalu Pasola dilaksanakan lagi pada bulan Maret di Kecamatan Wanokaka dan Laboya Barat/Gaura.

Sama halnya dengan upacara Bijalungu Hiupaana, tanggal pasti atraksi budaya Pasola ditentukan oleh para tokoh adat atau rato berdasarkan perhitungan bulan gelap dan bulan terang, serta dengan melihat tanda-tanda alam.

Saat 1 bulan sebelum Pasola, seluruh warga harus mematuhi sejumlah pantangan.

Pantangan itu di antaranya tidak boleh mengadakan pesta, membangun rumah dan lain sebagainya.

Sewa mobil di Sumba, klik di sini.

2 dari 4 halaman

Saat Pasola berlangsung kerap banyak yang hadir untuk menonton, mulai dari warga setempat hingga wisatawan.

Pada Kamis (16/2/2023), atraksi budaya Pasola pertama tahun ini pun sudah berlangsung di Kecamatan Lamboya, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan ramai penonton.

Booking hotel buat menginap di Sumba, pesan di sini.

Namun tak disangka, pelaksanaan atraksi budaya Pasola tersebut berlangsung ricuh.

Pasola baru berlangsung sekira 1,5 sampai 2 jam lamanya sebelum kericuhan terjadi.

Pelaksanaan atraksi pasola Lamboya di lapangan Pasola Hobakala Lamboya, Sumba Barat, Kamis 16 Februari 2023 ricuh. Hal itu terjadi karena salah paham antar dua kelompok akibat salah seorang terkena lemparan lembang pada saat atraksi pasola berlangsung.
Pelaksanaan atraksi pasola Lamboya di lapangan Pasola Hobakala Lamboya, Sumba Barat, Kamis 16 Februari 2023 ricuh. Hal itu terjadi karena salah paham antar dua kelompok akibat salah seorang terkena lemparan lembang pada saat atraksi pasola berlangsung. (Pos-Kupang.com/Petrus Piter)

Kericuhan dalam atraksi budaya Pasola  diduga terjadi karena  adanya kesalahpahaman antar dua kelompok yang berlaga di arena lapangan.

Seorang pemain Pasola terkena lemparan lembing lawan pada saat yang bersangkutan tidak aktif, alias sedang berdiri di pinggir lapangan.

Menginap di resor yang nyaman di Sumba, pesan di sini.

Akibatnya atraksi budaya Pasola yang merupakan gerakan adu ketangkasan saling melempar lebing oleh dua kelompok warga dengan menunggang kuda dalam arena lapangan berubah menjadi aksi lempar batu dan saling kejar mengejar.

Untuk mencegah kericuhan lebih luas, aparat kepolisian Sumba Barat menggunakan mobil water cannon menyemprotkan air ke arah kerumunan masa di sekeliling lapangan.

3 dari 4 halaman

Hal itu dilakukan guna membubarkan dua kelompok warga berkerumun di pinggir lapangan yang siap menyerang satu sama lain.

Aparat kepolisian juga beberapa kali melakukan penembakan peringatan ke udara karena warga berusaha masuk lapangan untuk saling serang.

Berkat kesigapan, aparat kepolisian Sumba Barat berhasil membubarkan kedua kelompok yang bertikai itu.

Bersamaan kejadian tersebut, para penonton langsung membubarkan diri.

Hal itu demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan menimpanya.

Baca juga: 8 Tempat Wisata di Sumba, Surganya Destinasi Eksotis di Timur Indonesia

Tokoh Adat Kecewa Pasola Berlangsung Ricuh

Dua rato selaku ketua penyelenggara Pasola, Kedu Talo Nodu dari Patiala dan Rato Ubu Galu dari uma Inkari, menggunakan mobil water cannon milik Polres Sumba Barat untuk berkeliling lapangan mengumumkan secara resmi menutup kegiatan Pasola itu.

Pada saat bersamaan, semua penonton langsung membubarkan diri.

Kedua rato tersebut, saat ditemui usai menutup kegiatan Pasola, mengatakan pihaknya merasa kecewa dengan ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak acara budaya ini.

Keduanya menegaskan bahwa para pelaku akan menerima ganjarannya atas tindakan membuat kericuhan, yang menyebabkan atraksi Pasola terganggu.

4 dari 4 halaman

Ganjaran itu sesuai adat istiadat setempat.

Karena atraksi budaya Pasola telah melalui prosesi ritual adat resmi.

Kedua rato juga mengimbau agar pelaksanaan Pasola ke depan lebih baik lagi, lebih aman dan damai.

Sementara itu Kapolres Sumba Barat, AKBP Anak Agung Gde Anom Wirata, S.I.K, M.H yang dikonfirmasi tentang penanganan atas kejadian itu di Lapangan Pasola Hobakala, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan para rato selaku penyelenggara Pasola untuk mengendalikan situasi kericuhan yang terjadi.

Dengan dibackup anggota Kodim 1613 Sumba Barat, Brimob, Satpol PP dan pengamanan lokal berhasil mengendalikan situasi.

Kapolres juga berharap pelaksanaan Pasola pada tahun mendatang jauh lebih baik, terutama keamanannya.

Sehingga para penonton merasa puas menyaksikan atraksi budaya Pasola dengan aman


Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Pasola Lamboya Ricuh, Aparat Semprot Air Bubarkan Kelompok yang Bertikai.

Simak juga artikel lainnya seputar Pasola di sini.

Selanjutnya
Sumber: Pos Kupang
Tags:
NTTSumba BaratPasolanaik kuda Belacang Domu Warandoy
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved