Breaking News:

Kunjungan Wisatawan ke Labuan Bajo Ditargetkan 1,5 juta per Tahun

Menparekraf Sandiaga Uno sebut pengembangan Labuan Bajo selesai pada 2024 dan ditargetkan capai 1,5 juta kunjungan wisatawan per tahun.

KOMPAS.COM/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA
Keindahan dari atas Pulau Padar, di kawasan Taman Nasional Komodo, NTT, Selasa (13/11/2018). Salah satu tempat wisata di Labuan Bajo dan sekitarnya. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Pengembangan pariwisata di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur terus dilakukan guna mendukung hadirnya pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

Sebagai salah satu destinasi super prioritas, ditargetkan jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo dapat meningkat hingga 1,5 juta wisatawan per tahun.

Menparekraf Sandiaga Uno dalam kegiatan
Menparekraf Sandiaga Uno dalam kegiatan "The Weekly Brief with Sandi Uno", Senin (31/10/2022). Ia mengatakan pengembangan dan penataan kawasan serta infrastruktur di Labuan Bajo ditargetkan sepenuhnya selesai di tahun 2024. (Dok. Kemenparekraf)

Melansir rilis Kemenparekraf, Selasa (1/11/2022), pengembangan dan penataan kawasan serta infrastruktur di Labuan Bajo ditargetkan sepenuhnya selesai di tahun 2024.

Hal itu diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam kegiatan "The Weekly Brief with Sandi Uno", Senin (31/10/2022).

Baca juga: Sandiaga Uno Berharap Parapuar Labuan Bajo Bisa Gaet Banyak Investor

"Airport telah kita bangun, fasilitas juga sudah kita siapkan dan ini adalah investasi awal," kata Sandiaga Uno.

"Untuk penataan kawasan Labuan Bajo sudah dikucurkan Rp 4 triliun lebih dan fasilitasnya sudah bisa kita nikmati sekarang," tambahnya.

Adapun penataan yang dilakukan sejak tahun 2020 tersebut, antara lain adalah penataan bandara, pelabuhan peti kemas, pelabuhan pariwisata, waterfront, homestay, pengembangan SDM dan produk ekraf hingga event.

Dalam waktu dekat, setelah KTT G20, juga akan dibuka penerbangan langsung internasional dari Singapura, Australia, serta Kuala Lumpur ke Labuan Bajo.

Labuan Bajo diproyeksikan juga akan menjadi destinasi MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) unggulan dan akan dikembangkan yacht tourism juga wisata minat khusus.

Baca juga: Viral Bandara Komodo Labuan Bajo Rusak, Plafon Jebol dan Bikin Air Tergenang

"Baru saja saya kembali dari Labuan Bajo bersama dengan Menteri Kesehatan Singapura Mr. Ong Ye Kung dan memperlihatkan, mengenalkan Labuan Bajo," ujar Sandiaga Uno.

2 dari 3 halaman

"Ia baru pertama kali ke sana dan sangat terkesima dengan indahnya dan unique selling point dari Labuan Bajo. Ini menjadi potensi destinasi wisata terbaik bukan hanya di Indonesia dan Asia Tenggara, tapi juga dunia," imbuhnya.

Sandiaga Uno menambahkan bahwa Labuan Bajo siap bertransisi dari quantity menjadi quality tourism pada 2024 mendatang.

Sandiaga Uno saat mengunjungi Labuan Bajo bersama dengan Menteri Kesehatan Singapura Mr. Ong Ye Kung.
Sandiaga Uno saat mengunjungi Labuan Bajo bersama dengan Menteri Kesehatan Singapura Mr. Ong Ye Kung. (Dok. Kemenparekraf)

"Labuan Bajo kita targetkan selesai 2024 dan siap tinggal landas, transisi dari quantity menjadi quality tourism dan nantinya targetnya 1,5 juta kunjungan wisatawan per tahun," tutur Sandiaga Uno.

"Labuan Bajo juga akan menjadi destinasi circular economy serta pengembangan green tourism dan ecotourism dengan energi baru dan terbarukan," ucapnya.

Terkait tarif masuk Taman Nasional (TN) Komodo, pemerintah sebelumnya memutuskan untuk melakukan penundaan hingga Januari 2023.

Baca juga: Super Air Jet Buka Rute Baru Labuan Bajo-Surabaya, Dirut Maskapai: Tahun Depan Akan Tambah Armada

Pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo pun menyampaikan aspirasi agar biaya konservasi yang sebelumnya dijadikan dasar dalam menaikkan tarif masuk ke TN Komodo, dapat menjadi opsi yang bisa dipilih oleh wisatawan.

"Kita dihadapkan pada keputusan kebijakan biaya konservasi tersebut dan kita sudah saring (masukan dari pelaku parekraf) dan intinya harapannya agar disiapkan sistem atau skema opsional, bukan mengacu pada sistem yang mewajibkan tapi memberikan opsi atau voluntary base untuk biaya tambahan konservasi," jelas Sandiaga Uno.

Sandiaga Uno menyebut bahwa usulan ini akan segera dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait untuk dapat dikaji.

Ia mengaku mendengar langsung dari pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo bahwa mereka belum mendapat bookingan dari wisatawan setelah tanggal 1 Januari 2023.

Gili Laba, satu tempat wisata sekitar Labuan Bajo
Gili Laba, satu tempat wisata sekitar Labuan Bajo (Canisie, CC BY-SA 4.0 , via Wikimedia Commons)

Baca juga: Pantai Wae Rana dan 4 Pantai Terbaik Sekitar Labuan Bajo Buat Liburan Akhir Pekan

"Ini harus dikaji dan disosialisasikan masih ada waktu dua bulan, tapi kita ingin para pelaku parekraf mantap bahwa paket yang ditawarkan ini adalah paket yang sesuai dengan kekuatan pasar, buying power dari pasar," kata Sandiaga Uno.

3 dari 3 halaman

"Ada ancaman resesi tahun depan, ada ancaman perlambatan ekonomi, ini harus kita antisipasi jangan sampai mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo. Kita akan finalkan, kita akan diskusikan dengan teman-teman di KLHK maupun di pemda dan pengelola Taman Nasional Komodo," terangnya.

Sementara Direktur Utama Badan Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina pada kesempatan yang sama mengatakan, pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo sebagian besar merekomendasikan untuk bisa dipertimbangkan kembali (kenaikan tarif TN Komodo) dan kemudian bisa dibuat sistem opsional.

Wisatawan dapat memilih untuk berkontribusi lebih untuk biaya konservasi atau tidak.

"Karena kaitannya melihat hingga tahun depan ini masih banyak calon wisatawan yang ragu untuk memutuskan datang ke Labuan Bajo," ujar Shana Fatina.

"Opsi dari teman-teman asosiasi, komunitas, baik pelaku industri maupun masyarakat langsung, mereka merekomendasikan kalau bisa dibuat opsional sehingga kita bisa bangkit dulu, pulih dari pandemi, kemudian sambil melihat mekanisme dan tidak menutup kemungkinan buat teman-teman yang ingin berkontribusi lebih besar lagi untuk konservasi dengan kegiatan. Tapi tidak bersifat wajib, hanya opsional," jelasnya.

Baca juga: Happy Banana Komodo dan 6 Tempat Makan Malam Enak di NTT, Wajib Coba usai Jelajah Labuan Bajo

(TribunTravel.com/mym)

Untuk membaca artikel terkait Labuan Bajo, klik laman ini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Nusa Tenggara TimurLabuan BajoSandiaga UnoG20 Belacang Domu Warandoy Sambal Luat
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved