TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah monumen peringatan akan dibangun di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Melansir Tribunnews.com, Rabu (19/10/2022), pembangunan monumen akan bersamaan dengan proses renovasi terhadap Stadion Kanjuruhan.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, monumen peringatan dibangun untuk mengenang para korban Tragedi Kanjuruhan.
"Dengan renovasi itu akan menghilangkan jejak pesan, nanti akan bangun monumen untuk bisa mengingat para korban (tragedi Kanjuruhan) tadi," jelas Basuki dalam konferensi pers di Malang, Kamis (13/10/2022).
Baca juga: Presiden Jokowi dan Iriana Bertolak ke Malang, Kunjungi Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan
Menurut Basuki, renovasi Stadion Kanjuruhan ditargetkan akan rampung dalam setahun dengan pembiayaan dari APBN sesuai perintah Presiden Joko Widodo.
"Mudah-mudahan desainnya butuh 3-4 bulan lah. Pokoknya bulan ke-3 kita mulai, karena sudah perintah presiden," sambungnya.
LIHAT JUGA:
Sebelumnya, Kementerian PUPR melakukan audit terhadap Stadion Kanjuruhan dan menemukan sejumlah fakta.
Kementerian PUPR setidaknya menemukan tujuh fakta yang membuat Stadion Kanjuruhan akhirnya harus direnovasi.
Pertama, tangga dan pintu stadion tidak masuk standar terkait tinggi dan lebarnya.
Kedua, tidak adanya pintu darurat yang dapat digunakan oleh penonton.
"Evaluasi yang lain adalah soal penerangannya, kamar kecilnya, pagar pembatas penonton juga gampang diloncati," kata Basuki.

Selain itu, ada juga temuan terkait perimeter bangunan utama yang tidak sesuai standar.
Basuki mengaku, pihaknya telah melaporkan hasil temuan tersebut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Dari hasil rekomendasi tersebut, sebagai tindak lanjut, Kementerian PUPR menyiapkan anggaran untuk merehab dan merenovasi total stadion Kanjuruhan ini ke Presiden," pungkasnya.
Pemkab Malang ajukan dana Rp 580 miliar
Sementara itu dilaporkan Kompas.com, Pemerintah Kabupaten Malang mengajukan pendanaan senilai Rp 580 miliar guna merenovasi Stadion Kanjuruhan.
Bupati Malang, M Sanusi mengatakan bahwa anggaran sebesar Rp 580 miliar adalah hasil kajian dari Dinas Permukiman dan Cipta Karya, Kabupaten Malang.
"Pengajuan sekitar Rp 580 miliar dari kajian tim Cipta Karya," ucap Sanusi.
Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang mengatakan bahwa pendanaan berkisar Rp 400 miliar.

Sanusi menjelaskan, biaya tersebut tidak lepas dari renovasi pada sejumlah titik di Stadion Kanjuruhan.
Selain itu, Sanusi juga mengungkapkan bahwa sudah menyampaikan ke Presiden Jokowi soal biaya renovasi tribune keliling Stadion Kanjuruhan.
"Kalau Menpora kemarin itu antara Rp 400 miliar, pengajuan saya Rp 580 miliar," jelas Sanusi.
"Untuk tribune keliling, dulu proposal yang saya ajukan Rp 800 miliar, kemarin sudah saya sampaikan ke presiden," imbuhnya.
Kerusuhan mematikan terjadi usai pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022).
Akibatnya, 133 orang dinyatakan meninggal dunia dan ratusan lainnya harus mengalami luka-luka.
Insiden bermula saat suporter Arema atau Aremania turun ke lapangan usai laga berakhir.
Pihak keamanan kemudian mencoba mengamankan para pemain terlebih dahulu sebelum mengurai massa.
Namun kemudian tembakan gas air mata mulai dilontarkan, sehingga membuat para suporter mengalami sesak napas, iritasi mata, dan beberapa di antaranya pingsan.
Banyak pihak menyebut gas air mata yang ditembakkan polisi menjadi penyebab utama jatuhnya banyak korban jiwa dalam tragedi tersebut, dilaporkan Kompas.com.

Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengatakan bahwa pihaknya saat ini masih mendalami kasus kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
Dia mengaku, Polri pun telah memeriksa 18 anggota kepolisian, mulai dari perwira tinggi, perwira menengah, hingga anggota, yang ditugaskan mengamankan pertandingan malam itu.
"Saat ini sedang dimintai keterangan atau didalami di level managerial pengamanan di lapangan, itu dulu, biar tim bekerja dulu dan jangan terburu-buru," kata Dedi, dikutip dari Tribunnews.com, Senin (3/10/2022).
"Asas kehati-hatian, ketelitian, kemudian kecermatan juga menjdi standar dari tim (investigasi) ini," imbuhnya.
(TribunTravel.com/SA)