Breaking News:

Semana Santa, Perayaan Keagamaan yang Jadi Tujuan Wisata Religi di Larantuka

Semanata Santa yang ada sejak sekira 5 abad lalu, menjadi kegiatan keagamaan yang menarik traveler untuk datang ke Larantuka, Nusa Tenggara Timur.

Editor: Kurnia Yustiana
TribunFlores.com/Amar Ola Keda
Patung Mater Dolorosa yang berada di taman kota Larantuka yang menjadi salah satu lokasi doa umat Katolik, Kamis 24 Maret 2022. Larantuka setiap tahunnya mengadakan Semana Santa yang merupakan perayaan Pekan Suci Paskah. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Semana Santa diadakan di Larantuka, Fores Timur, Nusa Tenggara Timur setiap tahun.

Bahkan, Semana Santa menjadi salah satu perayaan agama terbesar di Larantuka.

Kapela Tuan Ana di Kota Larantuka
Kapela Tuan Ana di Kota Larantuka (Pos-Kupang.com/Amar Ola Keda)

Nah, Semana Santa sendiri merupakan ritual keagamaan Pekan Suci Paskah yang dimulai pada Rabu Trewa atau Rabu Terbelenggu.

Lalu, seperti apa sejarah panjang Semana Santa di Larantuka?

Baca juga: Eksotisnya Pantai Ogor Paret, Surga Tersembunyi di Maumere, Flores

Yuk, simak penjelasannya.

1. Semana Santa Diselenggarakan Sejak 5 Abad Lalu

Semana Santa bermula sekira 5 abad yang lalu, ketika seorang pemuda sedang bermain di pinggir laut dan mengaku melihat sosok dewi yang berjalan di atas air.

Ketika pemuda itu menanyakan nama serta dari mana datangnya, perempuan tersebut hanya menunduk lalu menulis tiga kata yang tak dipahami di pasir pantai.

Tonton juga:

Pemuda itu melaporkannya kepada para tetua suku, tapi ketika didatangi yang ada ternyata sebuah patung berwujud perempuan.

2 dari 4 halaman

Diduga, patung itu terdampar saat kapal Portugis atau Spanyol karam di Larantuka.

Ketiga kata yang ditulis itu kemudian dibuatkan pagar batu agar tidak terhapus air laut.

2. Patungnya Dikenal Sebagai Tuan Ma

Masyarakat sekitar Larantuka menyebut patung itu sebagai Tuan Ma.

Secara harfiah, Tuan Ma berarti tuan dan mama.

Masyarakat Lamaholot menyebutnya Rera Wulan Tanah Ekan, Dewa Langit dan Dewi Bumi.


3. Patung Dihormati Sebagai Benda Keramat

Ketika itu, agama Katolik belum masuk ke Flores, khususnya ke Larantuka.

Namun kepala kampung Lewonama, Larantuka memerintahkan  agar patung disimpan di korke rumah adat suku.

Patung tersebut pun dihormati sebagai benda keramat, di mana penduduk juga memberi sesaji setiap perayaan panen.

3 dari 4 halaman

Raja Larantuka Don Andreas Martinho DVG mengatakan, sekitar tahun 1510, masyarakat Larantuka sudah melakukan devosi kepada Tuan Ma setiap bulan Februari.

Devosi ini merupakan ungkapan syukur atas hasil panen dan tangkapan laut masyarakat.

Kegiatan tersebut di luar liturgi gereja, praktik-praktik rohani yang merupakan ekspresi nyata masyarakat melayani dan menyembah Tuhan melalui objek-objek tertentu.

4. Tuang Ma Merupakan Patung Mater Dolorosa

Padri dari Ordo Dominikan yang datang ke kampung itu diminta masyarakat untuk membaca tiga kata yang telah ditulis Tuan Ma (tulisan itu dibuatkan pagar batu agar tidak terhapus air laut). 

Tulisan tersebut artinya Reinha Rosario Maria.

Ketika melihat patungnya, padri itu terharu dan berkata kalau itulah Reinha Rosari yang dikenal juga sebagai patung Mater Dolorosa atau Bunda Kedukaan atau Mater Misericordia.

5. Raja I Larantuka Serahkan Kerajaan Larantuka kepada Bunda Maria

Tahun 1561 misionaris dari Portugis datang dan mulai menyebarkan agama Katolik dan dimulai di Pulau Solor.

Seorang misionaris bernama Pastor Manuel de Kagas menjelaskan kepada raja-raja Larantuka jika patung Tuan Ma yang mereka sembah adalah Bunda Maria.

4 dari 4 halaman

Bunda Maria memiliki putra bernama Yesus yang disebut sebagai pembawa keselamatan.

Tahun 1650, Raja I Larantuka Ola Adobala dibaptis dan menyerahkan Kerajaan Larantuka kepada Bunda Maria.

Putranya, Raja Don Gaspar I pada tahun 1665 mulai mengarak patung Bunda Maria.

6. Semana Santa Umumnya Digelar Tiap tahun

Seiring berjalannya waktu, Larantuka dijuluki Kota Reinha atau Kota Bunda Maria.

Larantuka menyajikan wisata dengan nuansa religius, seperti tradisi Semana Santa yang berlangsung setiap tahun.


Wisatawan pun berdatangan ke Larantuka ketika Semana Santa digelar.

Tak hanya wisatawan domestik, banyak pula wisatawan asing dari berbagai negara yang sangat antusias mengikuti ritual rohani yang merupakan salah satu peninggalan bersejarah dalam sejarah umat Kristen-Katolik tersebut.

Pada tahun ini, Semana Santa telah berlangsung pada 13-18 April 2022, dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut:

Rabu Trewa-13 April 
18.00: Lamentasi oleh Conferia RRL

Kamis Putih - 14 April 2022

-Misa I (06.30) : Misa pemberkatan minyak suci oleh Bapak Uskup, Mgr. Fransiskus Kopong Kung


-09.30-17.00: Doa di kapela Tuan Ma dan Tuan Anna oleh umat


-Misa II (18.30) : Misa Umat


-21.00 : Adorasi Sakramen Mahakudus

Jumat Agung-15 April 2022


-07.00 : Jalan Salib di gereja katedral


-09.00-12.00: Doa di kapela Tuan Ma dan Tuan Anna oleh umat


-15.00: Upacara wafat Tuhan oleh Uskup


-17.00: Ziarah ke pekuburan katedral


-18.00: Lamentasi oleh Conferia


-21.00: Membunyikan Mataraka sepanjang rute prosesi


-Sepanjang malam: Doa di Kapela Tuan Ma dan Tuan Anna oleh umat

Sabtu Santo-16 April 2022


-07.00-12.00: Doa di Kapela Tuan Ma dan Tuan Anna oleh umat


-18.30: Upacara malam paskah

Minggu Paskah-17 April 2022


-Misa I (06.00) : Misa umat oleh bapak Uskup


-Misa II (08.00) : Misa umat

Senin Paskah II- 18 April 2022, perayaan syukur

-Misa I (17.00) : Misa umat dan para nelayan


Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Sejarah Perayaan Semana Santa di Larantuka,Berusia 5 Abad & Bunda Maria Sebagai Raja Orang Larantuka.

Selanjutnya
Sumber: Pos Kupang
Tags:
Nusa Tenggara TimurFloresLarantukaSemana Santa Belacang Domu Warandoy Sambal Luat
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved