TRIBUNTRAVEL.COM - Kokpit merupakan ruang kemudi yang biasanya digunakan pilot untuk menerbangkan pesawat.
Kokpit sendiri adalah area steril di dalam pesawat, yang tidak gampang semua orang masuk ke sana.

Ketika pesawat mengudara, hampir semua hal yang perlu dilakukan pilot dapat dilakukan dari ruang kokpit.
Termasuk untuk istirahat.
Baca juga: Sempat Diusir, Burung Pipit Ditemukan Sembunyi di Kokpit Pesawat pada Ketinggian 37.000 Kaki
Oleh sebab itu pilot bisa saja meninggalkan ruang kokpit ketika pesawat mengudara.
Pilot umumnya bebas meninggalkan ruang kokpit selama fase penerbangan.
Di waktu tersebut, biasanya pilot meninggalkan ruang kokpit untuk pergi ke kamar kecil, memeriksa hal-hal tertentu di kabin penumpang, atau sekedar istirahat untuk meregangkan kaki.
Namun menurut peraturan, hanya boleh satu pilot saja yang bisa meninggalkan ruang kokpit dalam satu waktu, dan hanya jika ada anggota awak lain yang hadir.
Artinya, untuk awak pesawat yang hanya terdiri dari seorang kapten dan seorang perwira pertama, jika salah satu pilot ingin meninggalkan kokpit maka harus memanggil pramugari.
Tugas pramugari nantinya ditunda sebentar jika seorang insinyur penerbangan sudah hadir di dek penerbangan.
Dalam bahasa sederhana, "harus ada setidaknya dua orang di kokpit setiap saat ketika pesawat sedang mengudara".
Memang, ketika terbang di bawah 10.000 kaki, aturan kokpit steril berlaku, yang melarang semua percakapan dan aktivitas yang tidak perlu.
Ini termasuk meninggalkan kokpit untuk alasan selain yang mutlak diperlukan.
Konon, seorang pilot masih bisa meninggalkan ruang kokpit untuk melihat langsung area pesawat tertentu yang hanya terlihat dari kabin penumpang.
Baca juga: Viral Penumpang Pesawat Dilarang Protes ke Pilot, Kokpit Dilindungi Petugas Bersenjata
Ruang Kokpit Dulunya Bebas?
Dilaporkan Simple Flying, Rabu (3/8/2022), akses keluar masuk ke ruang kokpit dulunya bebas.
Di mana pilot bisa membawa penumpang dan anak-anak masuk ke ruang kokpit hampir di semua fase penerbangan.
Tapi aturan itu kemudian berubah sejak adanya kasus teroris.

Serangan teroris 9/11 berdampak besar pada penerbangan.
Pesawat komersial dulu bisa menjadi senjata mematikan jika jatuh ke tangan yang salah.
Perubahan terbesar yang terlihat jelas yaitu dari serangan teroris pada 2001 silam, terkait dengan akses ruang kokpit.
Pasca serangan, akses ke kokpit dibatasi hanya untuk personel tertentu yang berwenang.
Selain itu, peraturan mengamanatkan pintu kokpit yang lebih kuat dan tahan lama yang harus tetap terkunci setiap saat, bahkan saat pilot keluar saat istirahat di kamar kecil.
Pintu yang tidak dapat ditembus dan tidak ada cara untuk mengakses kokpit dari luar secara tidak langsung menyebabkan kecelakaan Germanwings pada tahun 2005, di mana seorang perwira pertama yang mengalami gangguan mental dengan sengaja menerbangkan A320 ke gunung ketika kapten keluar dari kokpit saat istirahat di kamar mandi.
Perwira pertama mengunci pintu kokpit dari dalam, sehingga kapten tidak bisa memaksa masuk.
Hal ini menyebabkan perubahan aturan lain, mengamanatkan setidaknya dua orang di dek penerbangan setiap saat.
Baca juga: Ketiduran di Kokpit saat Bertugas, Pilot ITA Airways Langsung Dipecat
Pilot Dipecat Gara-gara Ketiduran di Kokpit dan Bahayakan Penumpang Pesawat
Pilot menjadi bagian penting dalam penerbangan karena harus menerbangkan pesawat.
Tapi apa jadinya jika pilot menjadi tak fokus selama penerbangan?
Seperti yang pernah terjadi, seorang pilot tak sengaja ketiduran di kokpit pesawat.
Pilot yang tak disebutkan identitasnya tersebut kala itu sedang menerbangkan maskapai ITA Airways.
Insiden penerbangan itu terjadi ketika pilot sedang menerbangkan pesawat AZ609.
Penerbangan ITA Airways dijadwalkan terbang dari New York menuju Roma pada 30 April 2022.
Atas insiden pilot ketiduran tersebut, banyak orang yang mengecam pihak maskapai ITA Airways.
Kejadian itu terjadi ketika pesawat tipe Airbus 330 yang tiba-tiba putus kontak.
Pengontrol lalu lintas udara Marseille berulang kali mencoba menghubungi sang pilot dan tidak ada jawaban.
Khawatir ada teroris, petugas dari Prancis langsung mengabari rekannya di Roma, Italia, pada pukul 05.21 waktu setempat.
Dua buah pesawat jet tempur disiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk demi berjaga-jaga Jaga-jaga terjadi insiden semacam tragedi 9/11 pada tahun 2001.
Beruntung, sang pilot segera sadar diri 10 menit kemudian.
Pesawat itu pun berhasil mendarat dengan selamat.
Ketika dimintai penjelasan, pilot berdalih dirinya tak dapat dihubungi karena ada kesalahan teknis.
Namun, fakta terungkap setelah teknisi pesawat melakukan pengecekan sistem secara menyeluruh.
Ternyata, sang kapten tertidur saat co-pilotnya sedang mengambil jatah istirahat.
Hal ini merupakan pelanggaran dari prosedur ITA Airways.
Kabar itu sontak menuai kritik tajam dari publik.
ITA Airways dituntut untuk meminta maaf dan bertanggung jawab karena sudah membahayakan nyawa penumpang.
Juru bicara maskapai menyampaikan dalam pernyataan resmi bahwa nasib penumpang tidak pernah terancam berkat adanya auto-pilot.
Mereka menegaskan bahwa keselamatan penerbangan selalu menjadi jaminan nomor satu ITA Airways.
Kendati demikian, pilot yang bersangkutan sudah dipecat sebagai bentuk pertanggungjawaban.
(TribunTravel.com/Nurul)
Kumpulan artikel penerbangan
Baca juga: Buntut Video Mesra Pilot dan Wanita di Kokpit, Dipecat & Dikeluarkan dari Sekolah Penerbangan
Baca juga: Viral Pilot Lupa dengan Kunci Pesawat, Terpaksa Merangkak ke Kokpit Lewat Jendela