TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah video merekam aksi suporter bola yang memadati Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, baru-baru ini viral di media sosial.
Diduga supoter bola tersebut adalah pendukung klub Persija, The Jakmania, yang secara tiba-tiba menggeruduk Stasiun Manggarai.

Diketahui, aksi rombongan The Jakmania ke Stasiun Manggarai rupanya untuk menunggu suporter Persib alias Viking.
Bukan tanpa alasan, kedatangan mereka di Stasiun Manggarai rupanya buntut dari adanya satu anggota Jakmania yang diduga ditendang oleh oknum Viking di Stasiun Jatinegara.
Baca juga: Viral Penumpang KRL Terjatuh di Peron Stasiun Manggarai, KAI Commuter Angkat Bicara
Tak butuh waktu lama, video aksi mereka lantas viral setelah diunggah oleh Instagram @merekamjakarta.
Mengetahui kejadian tersebut, pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) angkat bicara.
TONTON JUGA:
Melalui keterangan resmi pada web KAI, pihaknya mengonfirmasi bahwa kejadian viral tersebut memang benar terjadi.
Pihaknya mengatakan bahwa terdapat suporter sepak bola melakukan penerobosan gate KRL Stasiun Manggarai untuk mencari suporter sepak bola lainnya.
Kejadian tersebut diduga dipicu oleh gesekan antar suporter sepak bola yang sebelumnya terjadi di Stasiun Jatinegara.
Meski demikian, tidak ada kerusakan yang terjadi pada kejadian tersebut.
Namun, hingga saat ini petugas stasiun masih terus bersiaga untuk tetap mengamankan layanan Commuterline.
Menanggapi hal itu, pihak KAI sangat menyayangkan aksi brutal tersebut dapat terjadi.
Mengingat Stasiun Manggarai sendiri merupakan fasilitas publik serta bagian dari sarana moda transportasi umum.
VP Public Relations KAI, Joni Martinus mengatakan, pihaknya akan melakukan langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
Dalam hal ini KAI akan bekerjasama dengan TNI, Polri, dan aparat Kkwilayahan.
Bahkan pihak KAI juga tak akan segan mengambil tindakan tegas kepada para pelaku.
Khususnya bagi siapa saja yang dalam aksinya sampai merusak fasilitas yang ada di stasiun maupun fasilitas lainnya.
"KAI meminta kepada seluruh masyarakat untuk selalu mematuhi aturan, menjaga ketertiban, menjaga fasilitas stasiun karena layanan kereta api merupakan fasilitas umum," ujar Joni dikutip TribunTravel pada Rabu (27/7/2022).

Joni menambahkan, KAI juga akan berkomitmen untuk selalu memastikan fasilitas layanan publik dalam kondisi yang terjaga.
Hal itu dilakukan guna mmberikan kenyamanan pada setiap pelanggan dalam menggunakan layanan kereta api.
Lebih dari itu, KAI juga memastikan bahwa pihaknya akan selalu mengutamakan keamanan dan keselamatan perjalanan kereta dalam setiap layanannya.
Maka dari itu, setiap pelanggan diharapkan dapat mematuhi aturan dan arahan dari petugas agar ketertiban dapat selalu terjaga.
"KAI meminta agar sesama pengguna KRL untuk saling menghormati dan menghargai. Tujuannya agar perjalanan Commuterline tetap aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat," tutup Joni.
Baca juga: KAI Hadirkan Kereta Api Mewah Relasi Jakarta-Bandung, Sekali Jalan Tarifnya Mulai Rp 350 Ribu
Baca juga: KAI Hadirkan Layanan Vaksinasi Booster Gratis, Cek Syarat dan Lokasinya
Stasiun Manggarai Siap Jadi Stasiun Sentral Pertama dan Terbesar di Indonesia pada 2025

Berbicara soal Stasiun Manggarai, fasilitas publik ini dikabarkan akan tampil lebih megah dan nyaman dalam beberapa tahun.
Dikatakan demikian karena Stasiun Manggarai berencana menjadi stasiun sentral pertama dan terbesar di Indonesia.
Dalam hal ini Stasiun Manggarai akan memaksimalkan fungsi sebagai kawasan transit oriented development (TOD).
Dengan demikian, Stasiun Manggarai diharapkan dapat menjadi episentrum baru dari pergerakan masyarakat di kawasan aglomerasi Jabodetabek.
Hal tersebut sejalan dengan paparan yang disampaikan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan, seperti dikutip TribunTravel dari laman kai.id.
Dalam kegiatan ini disampaikan pula latar belakang dan rencana pengembangan Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri menjelaskan bahwa terdapat kebutuhan yang mendesak dan perlu segera dituntaskan oleh DJKA melalui pengembangan Stasiun Manggarai.
Disebutkan bahwa kondisi Stasiun Manggarai sebelum dikembangkan relatif sangat terbatas untuk melayani perjalanan kereta api (KA) dan lonjakan jumlah penumpang yang cukup signifikan setiap tahunnya.
“Dengan hanya 8 jalur untuk KRL dan 2 jalur untuk KA antarkota, Stasiun Manggarai harus menanggung beban sejumlah 726 perjalanan KA setiap harinya dengan total 1,2 juta penumpang, sehingga menyebabkan penumpukan dan antrian kereta untuk masuk ke Stasiun Manggarai," kata Zulfikri.
Baca juga: Kisah Bandara Kai Tak Hong Kong, Terpaksa Tutup Lantaran Terlalu Berbahaya
Zulfikri optimis melalui pembangunan Stasiun Manggarai ini, permasalahan dalam layanan kereta api komuter di kawasan aglomerasi Jabodetabek perlahan dapat diatasi.
Sebab, nantinya Stasiun Manggarai akan memiliki 18 jalur aktif untuk melayani KRL, KA Jarak Jauh dan KA Bandara.
Stasiun ini juga akan dilengkapi dengan area concourse yang luas untuk mendukung mobilitas penumpang.
Kendati demikian, Zulfikri menyadari akan ada ketidaknyamanan yang muncul selama proses pembangunan berlangsung.
Terlebih, masih akan ada beberapa tahapan lagi yang perlu dilakukan sebelum akhirnya Stasiun Manggarai dapat selesai dibangun menjadi stasiun sentral.
Setelah switch over (SO) 5, masih akan ada SO 6 yang rencananya akan dilaksanakan pada Oktober 2023, hingga SO 8 yang rencananya berlangsung pada Juli 2025 sebelum Stasiun Manggarai dioperasikan sepenuhnya sebagai stasiun sentral.
"Oleh sebab itu kami berharap rekan-rekan sekalian dapat memahami pembangunan yang sedang berlangsung dan bersabar atas kondisi yang dialami untuk menyambut Stasiun Manggarai yang lebih megah dan nyaman," ungkap Zulfikri.
Lebih lanjut Zulfikri menuturkan bahwa DJKA akan bersinergi dengan pemerintah daerah dan stakeholder terkait untuk menata lingkungan di sekitar Stasiun Manggarai guna menunjang operasional stasiun.
"Kami terus berkoordinasi dengan Pemda DKI Jakarta terkait akses dan penataan ruang di sekitar Stasiun Manggarai untuk memaksimalkan fungsi stasiun sebagai kawasan transit oriented development (TOD) di lahan seluas 2,4 hektar ini," ujar Zulfikri.
Integrasi antarmoda juga akan menjadi fokus utama pengembangan Stasiun Manggarai agar memudahkan mobilitas masyarakat sekaligus meningkatkan ridership yang melalui stasiun ini.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo menambahkan bahwa jajarannya siap mendukung upaya DJKA dalam mengembangkan Stasiun Manggarai.
"Kami akan mengupayakan optimalisasi prasarana termasuk peron pada Stasiun Manggarai untuk menunjang operasional kereta api agar pembangunan dapat berlangsung dengan lancar," ujar Didiek.
Terkait dengan penambahan kamera CCTV yang diusulkan oleh komunitas, Didiek menyebut saat ini pihaknya sudah memiliki kamera dengan teknologi face recognition untuk mengurangi tingkat kejahatan dan pelecehan seksual di stasiun dan kereta api.
Didiek juga menjelaskan bahwa KAI Group siap mendukung dengan menambah KA feeder untuk KRL Commuterline dan peningkatan serta penambahan kapasitas angkut untuk mengurangi penumpukan penumpang di Stasiun Manggarai.
Selain itu, Didiek juga memastikan bahwa KAI Group memiliki sarana dan sumber daya manusia yang siap untuk menunjang rencana peningkatan tersebut.
"Kami juga akan memaksimalkan operasional Stasiun Matraman yang sudah selesai dibangun oleh rekan-rekan DJKA sebagai alternatif bagi penumpang selain Stasiun Manggarai dan Stasiun Jatinegara," pungkas Didiek.
Baca juga: Segera Beroperasi Agustus 2022, KAI Genjot Persiapan SDM LRT Jabodebek
Baca juga: Cara Ganti Jadwal Tiket Kereta Api yang Sudah Dibeli Lewat KAI Access
(TribunTravel/Zed/Mym)
Baca selengkapnya soal artikel kereta api di sini.