TRIBUNTRAVEL.COM - Kota Malang memang dikenal sebagai Kota Wisata karena banyaknya destinasi yang menarik dikunjungi.
Namun sayang, sejak pandemi Covid-19 ada sejumlah tempat wisata yang terdampak di Kota Malang.

Seperti Kampung Tematik, Malang, Jawa Timur misalnya.
Dampak pandemi Covid-19 membuat jumlah wisatawan yang berkunjung ke 23 Kampung Tematik menurun drastis.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Malang Night Paradise 2022, Bisa Beli Paket Terusan Supaya Lebih Hemat
Bahkan kini ada delapan Kampung Tematik Kota Malang yang seolah 'mati suri'.
Hal itu disebabkan tak ada kunjungan wisatawan dan kurangnya suplai dana.
Delapan Kampung Tematik tersebut belum bisa bangkit.
Namun 15 Kampung Tematik lainnya kini tengah berjuang untuk bangkit kembali untuk menyambut wisatawan.
Meski tak seramai dari kunjungan sebelum pandemi Covid-19, 15 Kampung Tematik di Kota Malang masih bisa beroperasi saat ini.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kota Malang, Ki Demang mengatakan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi sejumlah kampung tematik belum bisa bangkit.
Seperti pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai membuat pengelolaan kampung tematik tak berjalan maksimal.
Hal ini disebabkan menurunnya angka kunjungan wisata.
"Pandemi telah membuat pengelola down. Karena kampung tematik ini berangkatnya dari keswadayaan. Jadi untuk membangkitkan kampung kembali, butuh perjuangan yang cukup besar," ucap Ki Demang kepada Surya, Selasa (28/6/2022).
Kemudian, adanya konflik internal dalam pengelolaan kampung tematik juga menjadi faktor kampung tematik di Kota Malang belum bisa bangkit.
Ki Demang menyampaikan, konflik internal ini disebabkan oleh adanya pergantian antar pengurus, kurangnya komunikasi dengan kelurahan hingga menyangkut kewilayahan.
Baca juga: 6 Bakso Enak di Malang Buat Menu Makan Siang, Ada yang Disajikan Pakai Kuah Rawon
Hal ini yang menyebabkan kampung tematik di Kota Malang tidak aktif seperti dulu kala.
Selain itu, minimnya peran dari Pemerintah Kota Malang dalam hal pembangunan, membuat daya tarik wisata di kampung tematik ini menjadi berkurang.
"Sebenarnya kampung tematik ini adalah kampung yang dibangun. Membangun destinasi dan daya tarik wisata. Karena minimnya bantuan infrastruktur dari pemerintah dan CSR. sehingga kampung ini terkesan ada pembiaran. Karena kebanyakan dihasilkan dari swadaya masyarakat," terangnya.

Ki Demang menyampaikan, dalam setahun hanya ada satu event yang dibuat oleh Pemkot Malang di masing-masing kampung tematik.
Setiap satu event tersebut, di masing-masing kampung tematik hanya mendapatkan anggaran senilai Rp 2 Juta.
Anggaran tersebut dirasa Ki Demang, masih kurang untuk biaya operasional dan lain sebagainya.
Hal ini membuat masing-masing kampung tematik ketika akan membuat event harus menggandeng pihak-pihak lain sebagai sponsor.
"Jadi mau gak mau kita harus berusaha ekstra untuk mengangkat kembali kampung tematik. Karena kampung tematik ini asalnya berbasis edukasi, jadi banyak modal yang dibutuhkan," ujarnya.
Dalam membangkitkan kembali kampung tematik ini, Ki Demang mengharapkan adanya keterlibatan masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Malang.
Baca juga: 5 Tempat Sewa Motor di Malang, Tarif Murah dan Unit Berkualitas
Segenap OPD ini yang nantinya dapat memberikan dukungan kepada masing-masing kampung tematik
Pasalnya, kampung tematik di Kota Malang memiliki ciri khas tersendiri dan beraneka ragam.
Mulai berbasis budaya, lingkungan, pertanian, wisata, hingga perdagangan.
"Kampung tematik benar dibawah Disporapar. Tapi itu hanya dari unsur pariwisatanya. Tapi kalau basisnya kampung itu pertanian, Dispangtan juga perlu turun. Kalau basis Koperasi dan UMKM, Diskopindag harus terlibat begitu seterusnya," jelasnya.
Dengan begitu, Ki Demang meyakini, kampung tematik di Kota Malang bisa bangkit pasca pandemi Covid-19.
Pasalnya, kampung tematik di Kota Malang telah menjadi ikon, dan menjadi pilot projek studi pengembangan kampung dari masing-masing daerah.
"Dulu, kampung tematik kita sering dikunjungi OPD dari daerah lain. Kok bisa bangun kampung ini di tengah kota. Ini yang jadi menarik," ujarnya.
Kini, sejumlah kampung tematik di Kota Malang perlahan-lahan mulai bangkit.
Tingkat kunjungan wisata perlahan-lahan mulai menuju normal, usai dihantam badai pandemi.
Ki Demang juga bersyukur, bahwa pada 2022 ini ada beberapa kampung tematik yang telah mendapatkan suntikan dana dari Pemkot Malang.
Suntikan anggaran ini telah dia nantikan selama tiga tahun lamanya, dan baru terealisasi pada tahun ini.
"Mekanismenya penyaluran anggaran ini dari Musrenbang. Tiga tahun lalu, yang direncanakan seharusnya Rp 100 juta di masing-masing kampung. Namun karena pandemi, anggaran yang diterima kampung tematik sekitar Rp 50 juta," tandasnya.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Flora Wisata San Terra Terbaru 2022, Tempat Wisata Kekinian di Malang
Berikut ini daftar 23 kampung tematik di Kota Malang :
Kampung Tematik masih aktif
1. Kampung Warna Warni Jodipan
2. Kampung Kramik Dinoyo
3. Kampung Tempe Sanan
4. Kampung Heritage Kayutangan
5. Kampung Tridi
6. Kampung Budaya Polowijen
7. Kampung Glintung Water Street
8. Kampung Biru Arema
9. Kampung Terapi Hijau
10. Kampung Gribig Religi
11. Kampung Topeng
12. Kampung Kuburan Londo
13. Kampung Satrio Turonggo Jati
14. Kampung Nila Slilir
15. Kampung Wayang Samaan
Kampung Tematik belum aktif
1. Kampung Rolak Indah
2. Kampung Keramat
3. Kampung Bambu Mewek
4. Kampung Lampion
5. Kampung Grabah Penanggunan
6. Kampung Wisata Panawijen
7. Kampung Organik Buring
8. Kampung Wonokoyo Wisata Aeng
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Kampung Tematik di Kota Malang Dulu Jadi Ikon, Kini Mati Suri
Baca juga: Potret Kegiatan Ronaldinho Bersama Raffi Ahmad, Naik Jet Pribadi ke Malang hingga Makan Siang Bareng