TRIBUNTRAVEL.COM - Beberapa waktu lalu sempat viral sejumlah warganet Indonesia yang berbondong-bondong memberikan review buruk untuk Sungai Aare di Google Maps.
Aksi sejumlah warganet ini dilakukan setelah insiden hilangnya putra Gubernur Jawa Barat, Emmeril Kahn Mumtadz, di sungai tersebut pada Kamis (26/5/2022).
Diketahui sejumlah netizen memberi review bintang 1 setelah insiden.
Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Swiss, Amalinda Vika Puspa Kirana, menyayangkan sikap sejumlah netizen atau warganet Indonesia yang memberikan review buruk untuk Sungai Aare di Google Maps.
Baca juga: Eril Masih Belum Ditemukan, Polisi Swiss Jelaskan Kendala Pencarian di Sungai Aare

Baca juga: WNI di Swiss Ungkap Kondisi Sungai Aare yang Kerap Sulitkan Perenang, Banyak Pusaran Air di Bawah
Menurut Linda, Sungai Aare merupakan sungai yang sangat indah, meskipun memang berbahaya.
"Saya sangat menyayangkan (sikap sejumlah netizen Indonesia), kalau saya review (Sungai Aare) bintang lima, karena sungai ini cantik, bersih, hanya saja memang perlu kewaspadaan," ungkap Linda dalam program talkshow Panggung Demokrasi Tribunnews, Rabu (1/6/2022).
Ia menyebut, aksi netizen Indonesia memberi review buruk untuk Sungai Aare juga menjadi perhatian warga Swiss.
"Saya menyayangkan itu terjadi, karena berita itu sampai di sini, jadi saya ingin klarifikasi juga membantu yang lain juga untuk klarifikasi, saya sebagai orang Indonesia di sini menyayangkan itu terjadi."
"Kalian ke sini dulu deh, jadi kalian tahu Sungai Aare itu seperti apa," ungkap perempuan asal Magelang, Jawa Tengah itu.
Linda juga mengungkapkan, di sisi lain keindahannya, terdapat bahaya yang harus diperhatikan di Sungai Aare.
"Memang ini sungai berarus, dan kalau dibilang apakah berbahaya? Iya, kalau berenang tanpa caution memang berbahaya."
"Makanya ada step-step yang harus dilakukan sebelum memutuskan untuk berenang," ungkapnya.
Meski demikian, otoritas setempat sudah membuat aturan dan imbauan dengan tegas.
Selain itu, aspek keselamatan Sungai Aare juga sudah terpenuhi.
"Aturannya sudah ada, maka dari itu saya bilang kalau kita bersama warga lokal, mereka akan memberi tahu kita Sungai Aare seperti apa, dan peraturannya pun ada kok, official di website juga ada, di lokasinya pun ada."
"Jelas peraturannya, dan hanya perlu berhati-hati," ungkap Linda.
Baca juga: Usai Disorot Media Swiss, Ulasan Negatif Netizen Indonesia terhadap Sungai Aare Kini Sudah Hilang
Disorot Media Swiss

Baca juga: Media Swiss Soroti Kelakuan Netizen Indonesia yang Beri Ulasan Negatif untuk Sungai Aare
Dikabarkan Tribunnews sebelumnya, kabar hilangnya putra anak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril di Sungai Aare, Swiss turut menjadi sorotan media lokal di Swiss.
Salah satu media lokal yang memberitakan kabar hilangnya Eril adalah media '20 minuten'.
Dalam pemberitaan tersebut, 20 minuten menyoroti aksi netizen Indonesia yang langsung memberikan ulasan negatif tentang sungai Aare.
20 minuten pun memberikan judul "Putra Gubernur Hilang - Aare Dibanjiri Peringkat Bintang Satu".
"Karena menghilang saat berenang di Aare, sungai tersebut kini mendapatkan ratusan review negatif di Google," tulis 20 minuten dalam pemberitaanya pada Sabtu (28/5/2022) waktu setempat.
Menurut 20 minuten, Google Maps Sungai Aare dipenuhi oleh keprihatinan warga Indonesia terhadap kabar hilangnya Eril.
Mereka menyebut banyak ulasan yang memberikan bintang satu di sungai tersebut yang berasal dari akun dengan nama Indonesia.
Beberapa dari netizen menyebut sungai itu berbahaya dan yang lainnya meminta agar sungai tersebut ditutup saja karena membahayakan Eril.
Namun, 20 minuten juga menyebut ada netizen yang meminta warga Indonesia tidak perlu menghakimi kondisi sungai yang belum pernah mereka kunjungi.
Netizen yang memberikan bintang lima itu mengaku malu karena banyaknya warga Indonesia yang memberikan bintang satu dan mengulas negatif soal Sungai Aare.
Adapun, 20 minuten juga memberitakan secara rinci mengenai kabar hilangnya Eril.
Eril diketahui menghilang di daerah Bern sejak Kamis pagi seperti yang dilaporkan oleh polisi Bern.
Awalnya, sebuah laporan diterima sekitar pukul 09.45 pada hari Kamis tentang tiga orang yang berenang di Aare berada dalam masalah.
Menurut juru bicara Kapo, dua wanita muda terselamatkan dari sungai oleh penduduk setempat, tetapi sejak itu tidak ada jejak orang ketiga yakni Eril.
Pencarian intensif dari daerah antara Eichholz dan Marzili yang masih berlangsung, sejauh ini belum menemukan hasil.
20 minuten juga memberikan ciri-ciri terakhir dari sosok Eril saat terakhir sebelum menghilang.
Eril yang berusia 23 tahun, berambut hitam, tinggi sekitar 175 cm, mengenakan kemeja biru dan celana pendek berwarna hitam.
Diketahui hingga Rabu (1/6/2022), Eril belum juga ditemukan.
Otoritas Swiss masih berusaha melakukan pencarian.
Baca juga: Tampak Pilu, Ridwan Kamil Menangis saat Ditemui Warga Lokal di Tepi Sungai Aare Swiss
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul WNI di Swiss Sedih Sungai Aare Dapat Review Buruk Netizen Indonesia: Kalian ke Sini Dulu Deh