TRIBUNTRAVEL.COM - Sungai Aare di Kota Bern, Swiss, belakangan ini sedang menjadi perbincangan hangat oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Hal tersebut lantaran kasus hilangnya putra pertama Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz (Eril), yang dikabarkan hilang saat berenang di Sungai Aare.
Eril dikabarkan terseret arus sungai yang cukup deras dan belum ditemukan hingga sekarang.
Berbicara soal berenang Sungai Aare, rupanya aktivitas tersebut sudah cukup kental dan menjadi bagian dari adat dan tradisi bagi masyarakat Swiss.
Dikenal sebagai sungai terpanjang di Swiss, Sungai Aare menjadi primadona warga lokal saat musim panas tiba.
Sungai yang memiliki panjang mencapai 288 kilometer ini bahkan dianggap oleh masyarakat sekitar sebagai kolam renang alami.

Dikatakan demikian karena Sungai Aare memang populer dengan keindahan serta airnya yang bersih dan bening bak kristal.
Mengutip laman resmi Bern, Sabtu (28/5/2022), Sungai Aare akan ramai dikunjungi saat musim panas tiba.
Musim panas menjadi waktu favorit wisatawan karena cuacanya yang cerah serta suhu udara setempat juga sedang hangat untuk bermain air.
Pada momen ini, biasanya warga lokal maupun wisatawan akan berenang sambil menyusuri pemandangan Bern.
Maka tak heran jika saat musim panas akan banyak dijumpai banyak orang berbikini, bercelana pendek atau bahkan berjemur, saat melintasi bantaran Sungai Aare.
Hal tersebut menandakan aktivitas di Sungai Aare sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari penduduk Bern.
TONTON JUGA:
Sementara itu diwartakan oleh laman Lebendige, Sungai Aare juga terkenal berkat tradisi berenangnya yang sudah diakui oleh UNESCO.
Faktor penentu tradisi renang Aare adalah kemurnian air yang luar biasa menurut standar global.
Tradisi berenang di Aare sendiri bahkan sudah menjadi agenda tahunan yang sudah berlangsung sejak 25 tahun silam.
Adalah Zibeleschwümme yang merupakan gelaran tradisi berenang di Sungai Aare pada hari Minggu keempat bulan November.
Tradisi Zibeleschwümme ini biasanya dilangsungkan tidak lama sebelum Zibelemärit (pasar bawang) tradisional terselenggara.
Pada pelaksanannya, sekitar 100 perenang berpakaian warna-warni akan memberanikan diri untuk berenang dengan suhu air di Sungai Aare yang sedingin es.
Mereka akan berenang dengan rute dimulai dari Schönausteg dan mencakup total 350 meter.
Setelah berenang, mereka akan menghangatkan diri dengan suara karnaval musik Guggen, teh panas, dan sup.

Sementara untuk berenang di musim panas, biasanya titik awal Sungai Aare berada di Marzilibad (1782) dan Lorrainebad (1892).
Pada titik itu orang-orang bertemu teman-teman dekat, berganti pakaian renang dan berjalan ke hulu di sepanjang jalan setapak di tepi sungai.
Rutenya dapat dimulai dari Lorrainebad menuju Altenbergsteg, dan dari Marzili menuju Schönausteg.
Setelah berjalan cukup jauh, nantinya wisatawan akan melompat ke sungai dan hanyut ke hilir.
Kemudian mereka mereka meletakkan kepala di bawah air, dan berenang mengikuti arus di dasar sungai dan menyesuaikan diri dengan suhu air yang dingin.
Meski cukup digemari, berenang di Sungai Aare memang diperuntukkan bagi perenang yang cukup handal.
Sebagian besar anak warga asli Bern akan melompat ke Sungai Aare untuk pertama kalinya bersama orang tua mereka.
Ini adalah pengalaman yang ditunggu-tunggu karena nantinya mereka akan mewariskan tradisi tersebut kepada anak-anaknya.
(TribunTravel/Zed)
Baca selengkapnya soal Sungai Aare di sini.