TRIBUNTRAVEL.COM - Kota Semarang, Jawa Tengah tak hanya terkenal dengan lumpia-nya saja.
Banyak kuliner enak di Semarang yang bisa traveler coba saat liburan ke Kota Atlas.
Khususnya selama bulan Ramadhan, banyak warga berjualan takjil buka puasa di kawasan publik Kota Semarang.
Aneka takjil yang dihadirkan pun cukup unik, mulai dari makanan ringan, kue-kue manis, aneka minuman, dan masih banyak lagi.
Jika traveler ingin berburu takjil di Kota Semarang, bisa datang ke Masjid Layur.
Masjid Layur berlokasi di Jalan Layur, Dadapsari, Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Jika singgah di masjid ini ketika menjelang waktu berbuka puasa, maka akan tercium aroma gurih sedap kopi arab legendaris.
Kopi itu terasa hangat di tenggorokan dan hangat di perut sangat cocok sekali untuk menu berbuka puasa.
Tak hanya kopi arab, ada menu lain yang dihidangkan atau takjil berupa kurma dan jajanan pasar.
Disediakan pula nasi lauk dan makanan lainnya.
Dikutip dari laman TribunJateng, Senin (25/4/2022), jemaah Masjid Layur,Tohir mengatakan, kopi arab terbuat dari olahan rempah-rempah dan kopi.
Rempah-rempah berupa campuran jahe, daun jeruk, daun pandan, kapulaga, dan lainnya.
Baca juga: 5 Tempat Sewa Motor di Semarang Harga Terjangkau, Sudah Termasuk Helm dan Jas Hujan
Baca juga: Rekomendasi Tempat Beli Takjil di Semarang, Coba Manis Segarnya Es Puter Cong Lik yang Legendaris
Pemanis kopi berasal dari gula jawa.
"Jadi rasanya hangat dan beraroma khas. Jika ingin mencicipi mampir saja jelang waktu berbuka," paparnya.
Dia menambahkan, suguhan kopi arab jelang berbuka puasa sudah ada sejak dulu.
Tepatnya saat masjid layur berdiri.
"Dari dulu sekali sudah jadi tradisi bagi warga sekitar masjid," jelasnya.
Masjid tersebut dibangun tahun 1802.
Masjid Layur juga kerap disebut masjid menara karena ciri khas masjid ini berupa bangunan menara.
Bangunan Masjid Layur sangat terawat, terutama pada bagian menara tampak baru saja direnovasi.
Bangunan masjid telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh Pemkot Semarang pada tahun 1992.
Sayangnya, bangunan cagar budaya tersebut terancam dengan penurunan muka tanah di kawasan pesisir.
Masjid tersebut terdiri dari dua lantai saat dibangun oleh saudagar dari Yaman.
Baca juga: Ngabuburit di Semarang, Menikmati Suasana Sore di Pantai Marina Sambil Berburu Takjil Buka Puasa
Baca juga: Ngabuburit Sambil Cari Takjil di Jalan Pahlawan Semarang, Harus Coba Sedapnya Jasuke Tombo Ati
Namun karena lantai satu sering banjir akhirnya diurug.
Kini tinggal satu lantai yang tersisa.
Lantai yang amblas saat ini dikosongkan, sebelumnya lantai tersebut digunakan untuk kegiatan belajar mengaji anak-anak.
"Saat musim hujan kawasan Masjid Layur memang sering kebanjiran," terang Pengurus Masjid Layur, Ali Mahsun.
Dia mengatakan, penurunan tahan di area masjid memang kian terasa.
Belasan tahun lalu pihaknya sempat meninggikan tanah masjid.
"Sekitar 20 tahun lalu terakhir lantai 1 masjid masih bisa digunakan," terangnya.
Baca juga: 7 Masjid Ikonik di Rest Area Jalan Tol Trans Jawa dan Bandung dari Arah Jakarta
Baca juga: 5 Masjid Tertua di Indonesia untuk Wisata Religi, Masjid Agung Sunan Ampel Ada Sejak 1421