Breaking News:

Wanita Picu Keributan di Pesawat hingga Diblacklist Seumur Hidup, Akui Menyesal dan Merasa Malu

Melalui email yang dikirim, penumpang wanita ini mengakui bahwa dirinya menjadi sangat mabuk dalam penerbangan sehingga tidak bisa mengendalikan diri.

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Nurul Intaniar
DENNI VAN HUIS/STOCKSY
Pemandangan dari Kabin Pesawat 

TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang wanita mengaku menyesal dan merasa malu usai buat keributan di dalam pesawat.

Penumpang wanita Catherine Bush asal Cleckheaton, West Yorkshire ini berteriak di depan wajah pramugari Jet2.

Ia pun menjadi viral atas perilakunya yang sulit diatur, agresif dan kasar.

Baca juga: Cerita Penumpang Terakhir Turun dari Pesawat, Terharu Bisa Foto dan Duduk di Kokpit

Kini, setelah dia diblacklist seumur hidup dari maskapai tersebut, Catherine mengaku menyesal dan merasa malu.

Ia mengatakkan ingin meminta maaf dari lubuk hati karena menyebabkan kesulitan bagi staf maskapai dan penumpang dalam penerbangan dari Manchester ke Turki, dilansir dari Mirror.co.uk, Sabtu (2/4/2022).

Pesawat Jet2 beroperasi kembali 15 Juli 2020, Minggu (12/7/2020).
Pesawat Jet2 beroperasi kembali 15 Juli 2020, Minggu (12/7/2020). (Instagram.com/@jet2pics)

Rekaman perilakunya dibagikan secara online setelah penerbangan terpaksa dialihkan ke Wina sehingga Catherine dapat dikeluarkan.

Dia kemudian di-blacklist seumur hidup oleh Jet2 dan denda £ 5.000 atau sekira Rp 94,2 juta.

Catherine sejak itu mengirim email permintaan maaf yang panjang ke Jet2 yang telah dia bagikan dengan Yorkshire Live untuk menunjukkan betapa menyesalnya dia.

Dalam email tersebut, ia mengakui bahwa dirinya menjadi sangat mabuk dalam penerbangan sehingga tidak bisa mengendalikan diri.

Ia juga mengatakan bahwa dirinya mulai minum untuk menenangkan sarafnya karena tidak mendapatkan obat yang diresepkan.

Baca juga: Tanggapan Lion Air Terkait Penumpukan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta Gara-gara Tunggu Bagasi

Baca juga: Rahasia yang Disembunyikan Pramugari dari Penumpang, Pintu Toilet Bisa Dibuka dari Luar

2 dari 4 halaman

Catherine membantah klaim bahwa dia telah mencoba membuka pintu pesawat dan menabrak penumpang.

"Pertama-tama saya ingin menyampaikan permintaan maaf saya yang terdalam kepada Anda, maskapai Anda, dan penumpang di penerbangan LS895 atas perilaku saya yang tidak dapat diatur, agresif, dan keji," bunyi permintaan maaf Catherine.

"Saya sangat malu pada diri saya sendiri karena berperilaku seperti itu," tulisnya.

Dia menambahkan, "Tidak akan pernah ada alasan untuk membenarkan apa yang terjadi dan saya dengan sepenuh hati bertanggung jawab penuh atas tindakan saya."

"Saya tahu itu bukan alasan, tetapi saya menderita masalah kesehatan mental yang parah, saya mengalami kecemasan, depresi, dan gangguan kepribadian," imbuhnya.

Catherine mengungkapkan bahwa gangguan mental yang dihadapinya membuat ia susah mengatur diri dan sering emosian.

"Saat ini saya minum obat anti psikotik, tetapi sayangnya dokter saya tidak dapat menyiapkan resep sebelum saya terbang, jadi saya membuat keputusan untuk bepergian tanpa obat itu," tulisnya.

Catherine mengatakan dia belum pernah terbang sendirian sebelumnya.

Ilustrasi Kabin Pesawat
Ilustrasi Kabin Pesawat (Unsplash.com/@by_syeoni)

"Saya juga tidak pernah terbang sendiri dan seharusnya ada teman yang terbang bersama saya hari itu, tetapi karena Covid-19 sehari sebelum kami terbang, mereka harus membatalkannya," ungkap wanita ini.

"Saya kemudian membuat keputusan untuk pergi sendiri yang sekarang saya sadari adalah hal yang salah untuk dilakukan," imbuhnya.

3 dari 4 halaman

Saat itu ia merasa sangat cemas di Bandara Manchester dan memutuskan untuk minum alkohol.

"Saya sangat cemas di Bandara Manchester jadi saya memutuskan untuk minum minuman beralkohol untuk menenangkan saraf saya, saya biasanya tidak minum alkohol karena kondisi mental saya tetapi dengan saya tidak memiliki obat apa pun, saya benar-benar berpikir itu akan membantu saya selama penerbangan," ujarnya.

Ia menambahkan, "Ini sekarang saya sadari sebagai kesalahan besar dan mengubah hidup."

Catherine menjadi sangat mabuk sehingga dia tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri saat itu.

"Saya membawa alkohol ke dalam pesawat ketika saya tahu saya seharusnya tidak meminumnya, saya menjadi sangat mabuk sehingga saya tidak bisa mengendalikan diri," ungkapnya.

Ia mengaku bahwa dirinya berjuang untuk mengendalikan diri sehingga alkohol mengintensifkan ini secara besar-besaran.

Namun, saat pramugari menyita alkoholnya ia tidak menolak.

Sebagai gantinya Catherine meminta sebotol air kepada pramugari tapi ditolak.

Inilah yang membuatnya merasa marah dan tidak terkendali.

"Ketika saya juga meminta makanan dan lagi-lagi ditolak, kemarahan saya benar-benar tak tertahan dan saya mulai meninggikan suara dan bangkit dari tempat duduk saya," kata Catherine.

4 dari 4 halaman

"Pada titik ini semua penumpang fokus pada saya dan perilaku saya, yang membuat kondisi mental saya semakin buruk," pungkasnya.

Tonton juga:

Baca juga: Penumpang Ini Retas Situs Maskapai Setelah Barang Bawaannya Hilang di Bagasi Pesawat

Baca juga: Helikopter Hilang di Dekat Melbourne, Penumpang dan Kru Masih dalam Pencarian

(TribunTravel.com/ Ratna)

Baca selengkapnya seputar kelakuan buruk penumpang pesawat, di sini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
West YorkshireJet2pesawatDiblacklist Maskapai Yeti Airlines Batik Air Dassault Rafale
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved