TRIBUNTRAVEL.COM - Merayakan Hari Natal bisa dilakukan dengan beragam cara.
Ada yang merayakan Hari Natal dengan keluarga, sahabat bahkan pasangan tercinta.
Hari Natal menjadi momen berbagi kegembiraan dan cinta bagi kebanyakan orang yang merayakannya.
Baca juga: Resep Yakitori, Sate Ayam ala Jepang yang Enak untuk Sajian Malam Tahun Baru 2022
Namun tidak bagi komunitas Revolutionary Alliance of Unpopular Men di Jepang, yang justru melakukan protes dan demo saat perayaan Natal berlangsung.
Diketahui selama 15 tahun terakhir, komunitas Revolutionary Alliance of Unpopular Men melakukan protes terhadap semua perayaan yang berhubungan dengan asmara, tak terkecuali perayaan Hari Natal, dilansir dari Oddity Central, Kamis (30/12/2021).

Puluhan anggota turun ke jalan-jalan Tokyo dengan membawa spanduk dan pengeras suara untuk memrotes segala sesuatu yang romantis, termasuk Natal.
Komunitas yang diduga memperjuangkan pria tidak populer di dunia yang tidak dapat menemukan kencan romantis dan kecewa dengan liburan romantis, sedang dalam misi untuk 'menghancurkan' Natal, Hari Valentine, dan semua perayaan serupa lainnya.
Kelompok ini mengedepankan untuk melindungi kesehatan mental bagi mereka yang tidak populer, dengan tujuan utama menggulingkan kapitalisme percintaan dan membangun masa depan cerah untuk orang yang tidak populer.
Baca juga: 6 Cara Unik Orang Jepang Rayakan Tahun Baru, Menyaksikan Hatsuhinode dan Makan Toshikoshi Soba
Baca juga: 5 Tradisi Tahun Baru yang Cuma Ada di Jepang, Termasuk Minum Teh Umeboshi
Komunitas tersebut dikenal sebagai Kakuhidou yang didirikan pada tahun 2006 oleh Katsuhiro Furusawa.
Ia membuat komunitas tersebut setelah dicampakkan oleh pacarnya.
Merasa kecewa, ia pun lantas membaca Manifesto Komunis tentang segala hal dan itu membuatnya sadar bahwa menjadi tidak populer dengan lawan jenis adalah masalah kelas dan bentuk diskriminasi.

Tahun 2006 pada malam Natal, dia berdiri di luar Stasiun JR Akihabara dan membagikan brosur.
Selama bertahun-tahun, komunitas ini telah menjadi sasaran kritik dari orang-orang yang menyukai liburan romantis, tetapi para anggotanya tampaknya tidak peduli.
Mereka tampak tak kenal lelah dalam upaya untuk menghancurkan setiap dan semua tampilan romantis di depan umum dan dengan demikian menghindarkan sesama pria yang tidak populer dari sakit hati karena merasa didiskriminasi.
"Kami menentang kapitalisme cinta!", "Kebebasan untuk tidak mencintai! Kebebasan untuk tidak menikah!", "Jangan terjebak dalam pasar cinta!" – ini hanya beberapa nyanyian yang dapat didengar selama protes pada 19 Desember kemarin.
Tonton juga:
Baca juga: Deretan Gereja dan Tempat Wisata Populer di Semarang, Cocok Dikunjungi saat Libur Natal 2021
Baca juga: Kunjungan Turis ke Raja Ampat Meningkat Selama Libur Natal 2021, Kebanyakan dari Luar Kota
(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)
Baca selengkapnya seputar Libur Natal dan Tahun Baru, di sini.