TRIBUNTRAVEL.COM - Momen liburan ke luar negeri tak melulu mulus-mulus saja ya, traveler.
Seperti yang dialami sejumlah turis Australia yang traveling ke Selandia Baru belum lama ini.
Mereka tak menyangka kalau perjalanan pulang ke negara asal akan begitu terhambat akibat virus corona.
Dikutip dari Stuff.co.nz, Minggu (17/10/2021), Pemerintah Australia menangguhkan semua penerbangan bebas karantina dari Selandia Baru pada 18 Agustus 2021.
Perjalanan dari Selandia Baru pun ditutup.

Hal tersebut dikarenakan adanya wabah varian Delta yang menyebar di Selandia Baru.
Sejak saat itu, maskapai Air New Zealand pun merilis red flight alias penerbangan yang mengharuskan karantina secara terbatas, setelah diberi alokasi tempat karantina oleh Pemerintah Australia.
Baca juga: Pangeran Harry & Meghan Markle Dikritik Usai Bepergian Pakai Jet Pribadi
Namun penerbangan yang sangat terbatas itu langsung habis terjual dalam hitungan menit.
Sharon Russell, seorang turis asal Australia, terdampak aturan dari pemerinta tersebut.
Rencana liburan 2 minggu ke Selandia Baru pun mundur menjadi 8 minggu karena sulit mendapat penerbangan komersial kembali ke Australia.
Ia dan keluarganya pun terus mencari cara supaya bisa segera pulang.
Baca juga: Gunakan Jet Pribadi, Sejumlah Artis Bollywood Larikan Diri dari Krisis Covid-19 di India
Setelah mendapati 6 penerbangan yang dibatalkan dan tidak kebagian kursi red flight Air New Zealand, akhirnya Russell memesan pesawat jet pribadi dari Auckland ke Sydney.
Wanita itu terbang bersama sang suami dan 5 penumpang lainnya.
Sharon Russell sungguh sudah ingin pulang dan khawatir tak bisa tiba di Australia saat momen Hari Natal.
“Saya bilang ke suami, ‘Kita harus pergi, kita harus keluar dari sini’,” ujarnya.
“Ini satu-satunya cara pulang,” tegasnya.
TONTON JUGA:
Habiskan Banyak Uang untuk Sewa Jet Pribadi
Awalnya Sharon Russell yang bekerja sebagai agen perjalanan asal Brisbane, Australia itu mengunggah postingan di grup Facebook beranggotakan para traveler yang terjebak di Selandia Baru dan tak bisa pulang.
Postingan itu isinya menanyakan apakah ada traveler yang tertarik untuk patungan menyewa pesawat.
Dia mendapat 50 pesan dari para traveler yang berminat dan berinisiatif memesan pesawat 14 kursi seharga 85.000 dolar atau sekira Rp 843 juta.
Namun tak disangka, saat diminta untuk membayar, banyak orang yang membatalkannya.
Akhirnya Russell memesan pesawat 8 kursi seharga total 40.000 dolar (Rp 397 juta), via perusahaan pesawat jet pribadi Airly.
“Saya harus menulis nama saya, dan bayar 40.000,” ujarnya.
Biaya tersebut dibagi rata dengan penumpang lain, yang masing-masing menghabiskan sekira 6.500 dolar (Rp 64 juta).
Namun jika ditotal, secara keseluruhan Russell dan sang suami setidaknya menghabiskan 20.000 dolar, seiring harus membayar biaya karantina di Sydney 4.000 dolar dan penerbangan ke Brisbane masing-masing 250 dolar.
Baca juga: Potret Mewahnya Jet Pribadi Cristiano Ronaldo, Diproduksi Terbatas dengan Harga Rp 359 Miliar
Baca juga: Harganya Rp 242 Miliar, Seperti Apa Mewahnya Jet Pribadi yang Dipakai Lionel Messi?
(TribunTravel.com/Septi Nandiastuti)
Simak artikel terkait jet pribadi lainnya di sini.