TRIBUNTRAVEL.COM - Setiap wilayah di dunia ini punya tradisi dan kepercayaan masing-masing yang terbilang unik.
Satu di antaranya adalah Ubang, sebuah kelompok warga desa di Nigeria yang menganggap wanita berasal dari Venus, sementara pria dari Mars.
Itulah sebabnya pria dan wanita di desa ini memiliki bahasa berbeda.
Meski laki-laki dan perempuan di desa ini tumbuh bersama dalam satu lingkungan bahkan satu keluarga, mereka bisa bicara dengan bahasa berbeda.
Misalnya kata pakaian, pria menyebutnya 'nki' sementara wanita mengucapkan 'ariga'.
Ada juga kata pohon, pria menyebutnya 'kitchi' dan wanita 'okweng'.
Ini hanya sebagian contoh saja karena banyak pengucapan yang benar-benar berbeda antara pria dan wanita Ubang.
Baca juga: Menilik Sejarah Masjid Shitta Bey, Masjid Tertua di Nigeria yang Dibangun Tahun 1891
Baca juga: 5 Fakta Tentang Indomie yang Mendunia dan Populer, Jadi Makanan Pokok Kedua di Nigeria
Menariknya, baik pria maupun wanita di Ubang dapat saling memahami dengan baik.
Hal ini karena anak laki-laki maupun perempuan tumbuh di sekitar orang tua yang belajar kedua bahasa tersebut, tetapi pada usia 10 tahun anak laki-laki diharapkan dapat berbicara dalam bahasa laki-laki.
Dikutip TribunTravel dari laman Odditycentral, tidak ada yang benar-benar tahu bagaimana atau mengapa tradisi dua bahasa Ubang dimulai.
Tetapi sebagian besar penduduk setempat percaya teori agama yang menyatakan Tuhan menciptakan Adam dan Hawa sebagai orang Ubang dan memberi mereka dua bahasa yang berbeda.
Saat ini, Bahasa Inggris semakin banyak digunakan anak muda di Nigeria, sehingga dua bahasa Ubang terancam hilang selamanya, baik bahasa laki-laki maupun perempuan.
Jadi keduanya bergantung pada orang-orang muda yang mewariskannya ke generasi berikutnya.
Baca juga: Syarat Masuk Taman Impian Ancol Selama PPKM, Anak di Bawah Usia 12 Tahun Dilarang Berkunjung
Baca juga: 5 Fakta Menarik Indomie, Termasuk Jadi Makanan Pokok Kedua di Nigeria
Baca juga: Bersiul di Malam Hari Bisa Mengundang Setan dan 4 Mitos Unik yang Ada di Nigeria
(TribunTravel.com/tyas)