TRIBUNTRAVEL.COM - Bagi kamu yang berniat mendaki Gunung Fuji di Jepang pasti akan melewati hutan yang satu ini.
Sekilas memang tidak ada yang aneh dari hutan yang ada di Kaki Gunung Fuji Ini.
Pepohonannya yang hijau, suasana yang menenangkan dan udara yang segar membuat siapapun merasa kagum saat melintasi Hutan Aokigahara.
Sayangnya, di balik keindahan Hutan Aokigahara tersimpan kisah tragis di dalamnya.
Sejak 1950-an, kasus bunuh diri yang tercatat di hutan Aokigahara telah meningkat antara 10 dan 30 per tahun.
Baca juga: Sempat Jadi Penjara Paling Menakutkan di Jepang, Simak Fakta Unik Abashiri Prison Museum

Baca juga: Sambal Setan Ngondek, Irotikay Sate Jepang Yakitori dan 5 Menu Makan Malam Enak di Jakarta Selatan
Pada 2003, 105 korban bunuh diri ditemukan di Hutan Aokigahara.
Spiritualis Jepang percaya bahwa bunuh diri yang dilakukan di hutan telah menembus pohon Aokigahara, menghasilkan aktivitas paranormal dan mencegah banyak orang yang masuk untuk melarikan diri dari kedalaman hutan.
Masalah lebih rumit karena kompas tidak dapat bekerja dengan baik di dalam hutan.
Karena luasnya hutan, pengunjung yang putus asa tidak mungkin bertemu siapa pun begitu berada di dalam apa yang disebut "Lautan Pepohonan".
Dilansir TribunTravel dari laman atlasobscura, untuk mencegah mereka melakukan bunuh diri, polisi memasang tanda bertuliskan "Hidupmu adalah hadiah berharga dari orang tuamu," dan "Silakan berkonsultasi polisi sebelum kamu memutuskan untuk mati!” pada pohon di seluruh hutan.
Baca juga: Intip 3 Kebiasaan Unik Orang Jepang ketika Menikmati Musim Panas

Baca juga: Taman Bunga di Jepang Ini Selalu Berubah Warna Setiap Musim, Intip Pesonanya
Sayang hal ini tidak menyurutkan tekad orang-orang untuk bunuh diri di hutan lebat ini.
Setiap tahun lusinan mayat ditemukan oleh sukarelawan yang membersihkan hutan.
Pihak berwenang Jepang telah menghentikan penerbitan angka pasti bunuh diri untuk menghindari membuat tempat itu semakin populer.
Penduduk setempat mengatakan bahwa mereka dapat dengan mudah melihat tiga jenis pengunjung ke hutan.
Pertama, pejalan kaki yang tertarik dengan pemandangan Gunung Fuji yang indah.
Kedua, orang yang penasaran dengan kengerian di dalam hutan.
Ketiga, orang-orang yang putus asa.

Baca juga: 7 Tempat Beli Merchandise Resmi Olimpiade Tokyo 2020 di Jepang, Ada yang Bisa Dipesan Secara Online
Mereka yang mengakhir hidup tampaknya tidak mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan terhadap orang-orang yang tinggal di dekat hutan.
Seorang petugas polisi setempat berkata, "Saya telah melihat banyak mayat yang benar-benar membusuk, atau diambil oleh hewan liar... Tidak ada yang indah dari kematian di sana."
Menurut beberapa laporan, pekerja hutan harus membawa mayat dari hutan ke kantor polisi setempat, di mana mereka ditempatkan di ruangan khusus yang digunakan khusus untuk menampung mayat bunuh diri.
Beberapa percaya bahwa jika mayat dibiarkan begitu saja, itu sangat buruk bagi yurei (hantu) korban bunuh diri.
Roh mereka dikatakan berteriak sepanjang malam, dan tubuh mereka akan bergerak sendiri.
Pada Januari 2018, hutan tersebut mendapat perhatian internasional setelah seorang YouTuber merekam dan menyiarkan tubuh korban bunuh diri di saluran populernya.

Jika Kamu berkunjung, bersikaplah hormat jika menemukan korban bunuh diri.
Hubungi pihak berwenang setempat sehingga mereka dapat menangani situasi dengan tepat.
Jika tertarik untuk hiking di hutan, lokasinya berjarak sekira dua jam berkendara dari Tokyo.
Hutan tidak dapat diakses dengan mobil.
Kamu harus naik Kereta Api Fujikyu ke stasiun kereta Kawaguchiko lalu Bus Retro.
Pintu masuknya ada di tempat parkir Gua Kelelawar Danau Sai.
Catatan: Jepang masih menutup perbatasannya untuk pencegahan Covid-19. Jika tertarik berkunjung ke Hutan Aokigahara, tunggu sampai pandemi berakhir.
Ambar Purwaningrum/TribunTravel