Breaking News:

Ternyata Warga Kanada Gemar Minum Susu Dalam Kemasan Plastik, Begini Penjelasannya

Jika biasanya susu disajikan dalam kemasan karton atau botol, orang-orang di Kanada justru banyak minum susu yang dikemas dengan kantong plastik.

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Kurnia Yustiana
huffingtonpost.com
Ilustrasi - susu dalam gelas. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Susu menjadi minuman wajib bagi sebagian orang terlebih mereka yang tidak suka sarapan berat, akan memilih susu dan roti.

Seperti halnya di beberapa daerah di Indonesia, orang Kanada rupanya juga punya cara unik minum susu.

Jika biasanya susu disajikan dalam kemasan karton atau botol, orang-orang di Kanada justru banyak minum susu yang dikemas dengan kantong plastik.

Baca juga: 7 Fakta Susu Beruang Bear Brand yang Jadi Rebutan karena Dianggap Bisa Sembuhkan Covid-19

Lantas, mengapa demikian?

Mengutip Reader's Digest, Senin (12/7/2021), minum susu dengan kemasan kantong bukanlah hal yang baru bagi orang Kanada.

Mereka bahkan telah melakukannya sejak akhir tahun 1960-an, sebelum perusahaan makanan dan pengemasan Kanada DuPont menggunakan botol kaca sebagai gantinya.

Namun, penggunaan botol kaca rupanya tidak benar-benar menghemat biaya, sehingga perusahaan mendesain dan memproduksi ulang kemasan susu, hingga lahirlah kantong susu plastik.

Ilustrasi susu sapi segar
Ilustrasi susu sapi segar (Pixabay.com/Imoflow)

Saat ini, diperkirakan setengah dari semua susu di Kanada dijual dalam kemasan kantong plastik.

Ini bukanlah hal yang aneh, pasalnya beberapa negara bahkan juga menggunakan kantong plastik untuk mengemas susu.

Seperti Indonesia, China, Rusia dan India, serta banyak negara lainnya.

2 dari 4 halaman

Orang Kanada tidak hanya meminum susu dari kantong plastik yang menghemat biaya, namun juga dianggap lebih ramah lingkungan.

Hal ini dikarenakan kantong plastik yang lebih tipis terbuat dari 75 persen lebih sedikit daripada wadah susu rata-rata.

Eater juga menyarankan bahwa susu dalam kantong plastik adalah cara yang tepat.

Nah, itu tadi sekilas soal susu di Kanada.

Lalu bagaimana dengan konsumsi susu di Indonesia?

Awal mula susu masuk ke Indonesia

Satu varian menu di Susu Segar Mas Bejo
Satu varian menu di Susu Segar Mas Bejo (Instagram/mas.bejoo)

Indonesia yang dulunya bernama Hindia Belanda adalah suatu negara yang berada di bawah perintah Belanda sebagai negara jajahannya.

Budaya Eropa khususnya Belanda memiliki pengaruh kuat sebagai faktor pendorong masuknya susu ke Hindia Belanda.

Tidak hanya itu, karena budaya Eropa juga susu menjadi bagian dari kebutuhan pangan orang Indonesia hingga saat ini.

Orang Eropa khususnya Belanda pada umumnya memang memiliki tradisi gembala, selain itu kualitas susu dari sapi perah Belanda juga baik.

Masyarakat Belanda juga memiliki kebiasaan mengonsumsi susu sapi.

3 dari 4 halaman

Namun setelah mereka datang ke Hindia Belanda, mereka melihat bahwa kondisi di Hindia Belanda jauh berbalik dari tradisi di negara asalnya.

Seorang Eropa yaitu Gubernur Jenderal Inggris, Thomas Stamford Raffles dalam bukunya 'The History of Java' menyatakan jika warga lokal khususnya Jawa tidak memanfaatkan susu dari kerbau dan sapi.

Dalam buku tersebut Thomas Stamford Raffles mengungkapkan jika warga lokal, melihat kerbau sebagai hewan yang hanya bisa dimanfaatkan tenaganya saja, yaitu untuk membajak sawah.

Ia memaparkan bahwa orang Jawa tidak ingin mengonsumsi susu.

Thomas mengungkapkan fakta ini sama dengan yang terjadi di beberapa kawasan Indo China.

Dulu orang Indonesia tidak mengonsumsi susu karena dianggap darah putih dari kerbau atau sapi.

Susu dipandang sama dengan darah, atau nanah yang ada di dalam tubuh kerbau dan sapi.

“Sehingga ketika orang-orang Jawa melihat orang-orang Eropa minum susu, mereka menganggap minuman itu adalah minuman yang menjijikkan,” ujar Fadly.

Orang Indonesia dan masyarakat Asia Tenggara tidak memahami khasiat susu, sehingga mereka tidak tahu jika susu adalah salah satu minuman yang bisa dikonsumsi.

Maka dari itu jumlah sapi perah di Hindia Belanda yang dapat menghasilkan susu dengan kualitas baik sangat rendah.

Hal tersebut mendorong Bangsa Kolonial untuk membudidayakan susu di Indonesia dengan mengimpor sapi perah dari India, Belanda, dan Australia di abad ke 19 dan 20.

4 dari 4 halaman

Sapi perah tersebut akhirnya dibudidayakan di kawasan-kawasan bercuaca dingin. Sapi tersebut diimpor secara bergelombang dan masuk ke kawasan yang fokus untuk membudidayakan sapi perah ini.

Salah satu daerah dan yang pertama kedatangan sapi perah impor adalah kawasan Lembang, Bandung. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhkan pangan orang Eropa saat itu.

Awalnya susu ditujukan hanya untuk dikonsumsi oleh bangsa Eropa bukan untuk warga lokal.

Bangsa Belanda gencar memproduksi susu agar kebutuhan pangan serta gizi orang Belanda di Indonesia kala itu tercukupi.

Baca juga: Begini Tips Bikin Puding Susu Kotak, Kuliner yang Lagi Viral di TikTok

Baca juga: Cara Praktis Membuat Susu Kurma, Cocok untuk Menu Buka Puasa

Orang Indonesia mulai mengonsumsi susu pada masa abad ke-19 dan 20.

Pada masa tersebut penduduk asli di wilayah jajahan Belanda, mulai meniru kebiasaan orang Belanda yang mengonsumsi susu.

Sehingga banyak orang Indonesia dari kalangan menengah ke atas, seperti kaum priayi, atau mereka yang memiliki latar pendidikan dan bisa membaca serta menerima informasi dari bahasa Belanda, perlahan mengetahui jika susu memiliki banyak kandungan gizi.

Bukan hanya susu, orang Indonesia dari kaum priayi, kaum terpelajar, dan masyarakat menengah ke atas juga mengonsumsi makanan yang merupakan olahan dari susu, misalnya keju dan mentega.

Golongan priayi atau bangsawan dan kaum terpelajar juga sengaja mengonsumsi bahan makanan yang berbahan dasar susu untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

Daya tarik untuk mengonsumsi susu dan produk olahan susu juga berasal dari iklan yang sebarkan lewat media massa saat itu.

Iklan-iklan susu dan produk olahan dari susu dikemas dengan sangat menarik.

"Iklan-iklan dalam koran dan masalah ikut mempropagandakan untuk minum susu. Ketika industri periklanan sudah makin berkembang di masa akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, salah satu yang dipropagandakan dan sering dilontarkan ke media masa adalah dorongan masyarakat untuk minum susu," pungkas Fadly.

Pada saat itu sapi perah yang diimpor dari luar Hindia Belanda dimanfaatkan susunya dan disalurkan ke beberapa daerah di Hindia Belanda.

Hingga sekarang susu telah menjadi minuman atau bahan pangan orang Indonesia sehari-hari.

Namun, saat ini tingkat konsumsi susu di Indonesia rendah dan tidak setinggi di negara tetangga seperi Singapura dan Malaysia.

Fadly mengungkapkan populasi sapi perah di Indonesia pun tidak sebanyak negara lainnya seperi Jepang, yang pada dasarnya memiliki wilayah geografis lebih kecil dibanding Indonesia.

“Artinya memang setelah masa kolonial, perkembangan susu sapi perah di Indonesia tidak berkembang pesat,” kata Fadly.

Tonton juga:

Baca juga: Susu Segar Shi Jack dan 7 Kuliner Malam Khas Solo yang Paling Laris di Kalangan Wisatawan

Baca juga: Sate Susu, Kuliner Unik Khas Bali yang Hanya Disajikan saat Bulan Ramadan

(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)

Baca selengkapnya seputar fakta unik susu, di sini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Kanadasususupermarketsusu sapiminuman kemasan Milk Bun Mochaccino Labneh Sahlab Stacey Ryan Gulo Puan BMO Field Stade Saputo
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved