Breaking News:

Mulai Hari Ini Wisata Keraton Yogyakarta Ditutup Sementara, Termasuk Taman Sari

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X menutup sementara wisata Keraton Yogyakarta mulai hari ini Sabtu (26/6/2021).

TRIBUNTRAVEL.COM/SRI JULIATI
Taman Sari Yogyakarta 

TRIBUNTRAVEL.COM - Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X menutup sementara wisata Keraton Yogyakarta mulai hari ini Sabtu (26/6/2021).

Penutupan sementara ini menyusul tingginya kasus penyebaran Covid-19.

Hal ini disampaikan melalui akun Instagram @kratonjogja.

Baca juga: 8 Tempat Wisata Dekat Kampus UGM Jogja, Ada Malioboro hingga Gembira Loka Zoo

"Sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19, Wisata Keraton Yogyakarta ditutup selama satu minggu terhitung sejak Sabtu (26/6) hingga Jumat (2/7)," tulis @kratonjogja dalam keterangan foto yang diunggah.

Lokasi wisata yang ditutup sementara ini meliputi Museum Kereta Keraton, Kompleks Pagelaran, Keben/ Kompleks Kedhaton, Taman Sari dan Puralaya Imogiri.

Selama penutupan sementara di lokasi wisata Keraton Yogyakarta, akan dilakukan sterlisasi total dan pembersihan.

Penutupan sementara Wisata Keraton Yogyakarta yang berlaku mulai hari ini Sabtu (26/6/2021).
Penutupan sementara Wisata Keraton Yogyakarta yang berlaku mulai hari ini Sabtu (26/6/2021). (Instagram/@kratonjogja)

Pengelola wisata Keraton Yogyakarta juga mengimbau agar masyarakat tetap menaati protokol kesehatan yang berlaku.

Mulai dari memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, membatasi mobilitas dan menjauhi kerumunan.

5 Gudeg Legendaris di Jogja Paling Sering Dicari Wisatawan

Cita rasanya yang khas dan lezat membuat gudeg Jogja selalu diburu penggemarnya.

Pilihan lauk yang disajikan bersama gudeg Jogja pun beragam, sehingga menambah selera makan.

2 dari 4 halaman

Jika traveler berencana liburan ke Jogja, sederet gudeg legendaris ini wajib banget dicoba.

1. Gudeg Yu Djum 
Gudeg Yu Djum salah satu rekomendasi makan gudeg di Yogyakarta
Gudeg Yu Djum salah satu rekomendasi makan gudeg di Yogyakarta (instagram/gudegyudjum)

Yu Djum pertama kali berjualan gudeg di kawasan Karangasem, sebelah utara Universitas Gajah Mada (UGM).

Yu Djum kemudian membuka gerai di Jalan Wijilan yang kini menjadi sentra gudeg di Jogja.

Salah satu keunggulan Gudeg Yu Djum adalah semuanya dibuat menggunakan alat masak tradisional, yakni kayu bakar.

Meski rasa manisnya cukup 'nendang', gudeg kering ini cukup diincar wisatawan dari luar Jawa. 

Satu porsi Gudeg Yu Djum berisi nasi, gudeg lengkap dengan kuah areh kental, sambal krecek, dan lauk.

Lauknya bervariasi tergantung keinginan Kamu. Ada telur rebus yang sudah dibumbui, tahu, tempe, suwiran daging ayam, ampela ati, potongan bagian tubuh ayam seperti kepala, dada, paha atas, dan sebagainya.

Ayam yang digunakan sebagai lauknya adalah ayam kampung dan telur yang digunakan adalah telur bebek.

Penggunaan ayam kampung dan telur bebek ini menghasilkan rasa yang lebih gurih dan nikmat.

Untuk pengemasan, Kamu dapat memilih dengan besek atau pun menggunakan kendil.

3 dari 4 halaman

Sebagai oleh-oleh gudeg ini mampu bertahan selama 24 jam tanpa dihangati.

Untuk harga, seporsi nasi gudeg dapat anda nikmati mulai dari harga Rp 9.000. Sedangkan untuk gudeg kemasan besek harganya mulai Rp 45.000 dan kemasan kendil harganya mulai Rp 115.000.

Kini Yu Djum memiliki tujuh gerai yang tersebar di Jogja.

Gerai Yu Djum di Jalan Wijilan dan Jalan Kaliurang adalah yang paling ramai pengunjung.

2. Gudeg Pawon

 Pawon dalam bahasa Jawa berarti 'dapur'.

Sesuai namanya, gerai satu ini menyajikan gudeg langsung di dapurnya.

Gudeg Pawon baru dibuka mulai  pukul 18.00 WIB

Kamu bisa merasakan sensasi makan gudeg tengah malam di dapur.

Meski buka tengah malam, jangan kaget bila Kamu harus antre untuk mendapatkan seporsi gudeg ini.

Jika begitu Kamu sampai ke lokasi dan pintunya tertutup, berarti gudeg sudah habis.

4 dari 4 halaman

Cita rasa Gudeg Pawon juga agak berbeda dari gudeg pada umumnya.

Jika biasanya gudeg didominasi rasa manis, Gudeg Pawon didominasi rasa manis-gurih.

Gudeg ini memang menggunakan aneka bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, dan kemiri.

Areh (kuah) gudeg dibumbui laos, serai, dan kencur. 

Gudeg disajikan secara kering, tidak terlampau basah.

Arehnya hanya menggunakan santan kelapa, tidak ditambahi dengan kethak alias endapan minyak santan.

Gudeg Pawon dirintis oleh Bu Prapto Widarso sejak tahun 1958.

Gudeg ini disajikan dengan sambal krecek yang pedas, serta ayam kampung yang dimasak berjam-jam.

Gudeg Pawon berlokasi di Jalan Janturan 36-38, Warungboto, Jogja.

3. Gudeg Permata

Gudeg Permata berlokasi di Jalan Gajah Mada, tepat di sebelah barat bekas bioskop Permata.

Sama seperti Pawon, Gudeg Permata juga buka pada malam hingga dini hari. 

Gudeg satu ini tak kalah nikmat dengan gudeg-gudeg lainnya.

Bumbunya yang meresap kedalam daging ayam lantas membuat Kamu tak ingin berhenti mengunyah.

Rasa Gudegnya yang cukup manis disiram dengan areh yang gurih, menciptakan rasa yang benar-benar kaya.

Tak lengkap rasanya jika tidak disantap dengan kreceknya.

Rasa pedas dari sambal kereceknya dijamin bakal menggugah selera Kamu.

Gudeg Permata yang berkonsep lesehan ini sudah buka sejak 1951 dan tidak diragukan lagi kelezatannya.

Resep turun temurun membuat cita rasanya otentik dan disukai semua pengunjung.

 4. Gudeg Sagan

Jika beberapa gerai gudeg sebelumnya berkonsep warung, dapur, dan lesehan, maka Gudeg Sagan berkonsep restoran.

Gerai yang terletak di Jalan Profesor Dr Herman Yohanes Nomor 53, Caturtunggal, Jogja ini menyuguhkan gudeg basah dengan ayam kampung yang dimasak menggunakan tungku kayu. 

Ya, meski bertempat di restoran modern, cara pembuatan gudegnya masih tradisional.

Ciri khas lainnya dari Gudeg Sagan adalah areh alias kuah gudeg yang sengaja dituangkan banyak-banyak ke atas seporsi gudeg.

Gerai restoran Gudeg Sagan buka mulai pukul 18.00-24.00 WIB.

5. Gudeg Juminten 

Gudeg legendaris di Jogja yang sudah bertahan sejak sebelum kemerdekaan ialah Gudeg B Djuminten.

Gerai gudeg ini buka sejak 1926, dan sudah dikelola oleh tiga generasi.

Untuk proses memasaknya, biasanya campuran gudeg menggunakan gula merah atau gula jawa asli yang didapat dari produsen di Yogyakarta.

Cita rasa yang manis dan gurih didapati dari proses memasaknya selama tiga hari satu kali dalam gentong besar kapasitas satu kwintal.

Ciri khas lainnya yang disajikan Gudeg Juminten ini adalah kuah areh yang menghasilkan cita rasa gurih.

Tektursnya yang cukup kental seperti kuah padang membuah Gudeg satu ini berbeda dengan gudeg lainnya.

Untuk mencicipi Gudeg ini, Kamu bisa mendatangi gerainya yang berlokasi di Gudeng B Djuminten, Jalan Asem Gede No 14 Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta, Jogja.

Tonton juga:

Baca juga: Harga Tiket Masuk Ledok Sambi Jogja Terbaru 2021, Tempat Makan Berkonsep Piknik di Pinggir Sungai

Baca juga: Menikmati Lezatnya Bakmi Jowo Mbah Gito, Kuliner Jogja Favorit Wisatawan

(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)

Baca selengkapnya seputar tempat wisata di Jogja, di sini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
YogyakartaPuralaya ImogiriTaman Sari
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved