Breaking News:

10 Fakta Unik Bunga Edelweis hingga Alasan Tidak Boleh Sembarangan Dipetik

Bunga Edelweis yang memiliki kelopak berwarna putih ini berperan penting dalam menjaga ekosistem lingkungan di sekitarnya.

Pixabay/senjakelabu29
Ilustrasi bunga Edelweiss, Kamis (3/9/2020). 

TRIBUNTRAVEL.COM - Traveler yang hobi mendaki gunung pasti tidak asing lagi dengan bunga edelweis.

Bunga edelweis atau Anaphalis Javanica merupakan tumbuhan endemik yang tumbuh di daerah pegunungan di Indonesia.

Meski banyak tumbuh di gunung, bunga edelweis dilarang dipetik.

Alasannya karena bunga yang memiliki kelopak berwarna putih ini berperan penting dalam menjaga ekosistem lingkungan di sekitarnya.

Selain itu, masih ada beberapa hal tentang bunga edelweis yang harus diketahui.

Berikut TribunTravel merangkum 10 fakta unik bunga edelweis yang wajib diketahui sebelum melihatnya secara langsung di gunung.

1. Ditemukan pertama kali oleh naturalis Jerman

Edelweis pertama kali ditemukan oleh naturalis asal Jerman bernama Georg Carl Reinwardt pada 1819.

Bunga ini ditemukan pertama kali di lereng Gunung Gede, Jawa Barat.

2. Disebut bunga abadi

2 dari 4 halaman

Bunga edelweis disebut-sebut sebagai bunga abadi, karena bunga ini bisa tumbuh selama 10 tahun.

Hal ini karena edelweis memiliki hormon yang bisa mencegah kerontokan kelopak bunga.

3. Tumbuh di beberapa gunung di Indonesia

Bunga edelweis tumbuh di tanah dengan ketinggian lebih dari 2.000 mdpl.

Tak heran jika bunga berkelopak putih ini banyak ditemukan di sejumlah gunung di Indonesia.

Di antaranya Gunung Merbabu, Pangrango, Lawu, Semeru, Rinjani, dan sebagainya.

4. Mekar saat akhir musim hujan

Bunga edelweis biasanya mekar pada periode April hingga Agustus setiap tahunnya.

Terutama saat-saat di mana musim hujan telah berakhir.

5. Tinggi bisa mencapai 8 meter

3 dari 4 halaman

Umumnya bunga edelweis memiliki batang setinggi 1 meter.

Namun pada keadaan tertentu tumbuhan ini bisa mencapai tinggi 8 meter.

5. Mampu bertahan di tanah tandus

Meskipun hidup di pegunungan, namun edelweis mampu bertahan dalam keadaan tanah yang tandus.

Karena edelweis mampu membentuk mikoriza yang dapat memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara.

Baca juga: 13 Fakta Unik Edelweis, Bunga Abadi yang Dipamerkan Aurel Hermansyah saat Liburan ke Gunung Bromo

Baca juga: Berkunjung ke Desa Wonokitri Pasuruan Jawa Timur, Tempat Budidaya Bunga Edelweis

6. Populasinya berkurang

Meski disebut bunga abadi, namun saat ini populasi bunga edelweis semakin berkurang.

Pada 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yang merupakan satu tempat perlindungan terakhir bunga edelweis.

Kasus pemetikan bunga edelweis di gunung bahkan terjadi beberapa kali pada 2017 dan 2018.

Pada Juli 2017, lima pendaki mencabut bunga edelweis di Gunung Rinjani.

4 dari 4 halaman

Sementara tahun lalu, pendaki asal Batang juga terciduk mencabut bunga edelweis di Gunung Merbabu.

7. Razia di gunung

Dahulu, saking banyaknya pendaki yang memetik edelweis, beberapa gunung mengadakan razia terhadap pendaki.

Saat itu, petugas berjaga di pos pendakian dan merazia carrier pendaki.

8. Dilindungi Undang-undang

Karena populasinya semakin berkurang, bunga edelweis pun dilindung oleh Undang-undang.

Bagi siapapun yang memetik bunga edelweis bisa terancam hukuman sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem pasal 33 ayat 1.

9. Dibudidayakan di beberapa daerah

Beberapa daerah pegunungan di Indonesia membudidayakan bunga edelweis.

Edelweis hasil budidaya biasanya banyak dijual sebagai oleh-oleh, salah satunya di Gunung Bromo.

Secara fisik, edelweis alami dan edelweis budidaya memiliki perbedaan yang cukup mencolok.

Bunga edelweis hasil budidaya terlihat lebih gemuk dan subur dibandingkan bunga yang tumbuh liar.

10. Pernah jadi gambar perangko

Pada 2003, bunga edelweis pernah dijadikan gambar perangko oleh Pos Indonesia.

Perangko bergambar bunga edelweis
Perangko bergambar bunga edelweis (bukalapak.com)

Baca juga: Sudah Ada Sejak 200 Tahun Lalu, Kenapa Bunga Edelweis Tidak Boleh Dipetik?

Baca juga: Sering Disebut Bunga Abadi, Kenapa Edelweis di Gunung Tak Boleh Dipetik?

Baca juga: Viral di Medsos, Pendaki Wanita Memetik Bunga Edelweis, Diingatkan Namun Tetap Tak Acuh

(TribunTravel.com/Sinta Agustina)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved