TRIBUNTRAVEL.COM - Siang itu, Selasa (16/3/2021), langit Yogyakarta tampak cerah, matahari bersinar terik, cuaca Kota Gudeg itu rupanya memang sedang panas-panasnya.
Selagi tidak hujan, kali ini TribunTravel akan diajak untuk menengok Pameran Wayang Jawa Cina (Wacinwa) di Museum Sonobudoyo, Jalan Pangurakan Nomor 4, Yogyakarta.
Mengingat lokasinya yang berada di jantung Kota Yogyakarta,kamu bisa mengunjunginya hanya dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 1 kilometer (km) dari Stasiun Tugu atau Malioboro.
Namun, jika kamu melakukan perjalanan dari Stasiun Lempuyangan,bisa menggunakan Bus Trans Jogja koridor 10 yang menuju arah Kantor Pos.
Pameran Wacinwa yang diprakarsai Musium Sonobudoyo itu bisa kamu kunjungi mulai Jumat (26/2/2021) hingga Sabtu (27/3/2021) pukul 08.00-16.00 Waktu Indonesia Barat (WIB) tanpadipungut biaya sepeserpun alias gratis.

Saat mengunjungi pameran tersebut, kamu akan disuguhi ratusan wacinwa, replika baju Tari Serimpi Muncar, Golek Menak, Barongsai danWayang Potehi.
Kemudian, tiap masuk ke dalam lorong pameran, kamu bisa melihat, perbedaan wacinwa dan wayang Jawa yang terletak pada lakon atau tokoh serta latar belakang ceritanya.
Pada wacinwa, wayang yang digunakan tidak menggunakan gambaran tokoh pandhawa atau ksatria jawa lainnya, melainkan ilustrasi tokoh panglima, raja , kaisar, dewa-dewa dan penasehat dari negeri Tiongkok.
Sedangkan untuk latar belakang ceritanya, Wacinwa melakonkan kisah Si Jin Kwie Ceng Tang yang artinya Si Jin Kwie Cengmenyerbu ke Timur.
Sebagai informasi, Si Jin Kwie Ceng Tang merupakan tokoh jenderal legendaris di Negeri Tiongkok dari sejarah Dinasti Tong (618-907) Masehi.
Lakon tersebut mengisahkan perjalanan Si Jin Kwiemencapai pangkat Peng Lau Ong atau pangkat kebesaran sebagai raja mudabersama kerajaan Tong yang berhasil menumpas para panglima musuh kerajaan KoLee Kok.
Tak banyak yang tahu juga bahwa saat ini, wacinwa tengah diupayakan untukdidaftarkan sebagai benda cagar budaya tingkat nasional itu hanya ada 2 setlengkap.
Baca juga: Menelusuri Jejak Perjalanan Wayang Potehi, Tradisi dari Abad 16 yang Menolak Tuk Menyerah pada Zaman
1 set lengkap dimiliki oleh Musium Sonobudoyo, sedangkan 1set lainnya dimiliki oleh Yale University Amerika.
Meski didominasi nuansa Tiongkok, cara memainkan dan bentuk wayang masih diadaptasi dari budaya Jawa yang ditandai adanya kayon dan kelir.
Oleh karenanya, dengan melihat aneka wacinwa koleksi Museum Sonobudoyo, kamu bisa merasakan perjalanan kehidupan bersama budaya Jawa dan China di Yogyakarta, terutama dari sisi seni pertunjukan.
Selain itu, beberapa tokoh cerita yang familiar seperti SunGo Kong dalam serial Kera Sakti, Patkai dan Kwong Wa juga bisa kamu lihat di pameran tersebut dalam wujud wayang potehi.
Tak sampai di situ saja, pameran yang mengusung tema HarmoniJawa-Cina itu juga menyajikan berbagai pertunjukan kesenian seperti webinar danwayang potehi berjudul Sie Jin Kwi Ceng Tang Volume 1 dan 2.
Berbeda dengan pameran yang sudah dilakukan secara luring, pertunjukanpotehi jilid 1 diselenggarakan Sabtu (13/3/2021) pukul 19.00 WIB dilakukansecara daring melalui live streaming Youtube saja.
Sedangkan untuk pertunjukan potehi jilid 2, diselenggarakan pada Jumat (26/3/2021) pukul 19.00 WIB melalui kanal Youtube Musium Sonobudoyo,
Meski menyajikan cerita roman sejarah berlatar belakangnegeri Tiongkok, pertunjukan wayang potehi tersebut sudah diadaptasi danmenggunakan Bahasa Indonesia.
Adapun tujuan ditampilkannya berbagai pertunjukan dalam pameran tersebut untuk mengajak masyarakat agar semakin mampu mengembangkan sikap terbuka dan toleransi terhadap sesama.
(TribunTravel/Arimbi Haryas Prabawanti)
Baca juga: Menikmati Suasana Swiss di Wayang Windu Panenjoan, Cocok Buat Liburan Akhir Pekan
Baca juga: Boneka Koleksi Museum Wayang Jakarta Ini Konon Bisa Bergerak Sendiri
Baca juga: Malam Ini, Jokowi akan Nonton Wayang Kulit di Alun-alun Purworejo
Baca juga: Kunjungi Pasar Beringharjo, Iriana Jokowi Belikan Kaus Wayang untuk Jan Ethes
Baca juga: Meet & Greet di Bali, Pemeran Spiderman Tom Holland Dihadiahi Wayang Kulit