TRIBUNTRAVEL.COM - Ibu kota Amsterdam, Belanda, menjadi tempat favorit turis untuk 'wisata ganja'.
Bukan tanpa alasan, di kota ini turis dapat dengan mudah mendapatkan ganja di kafe-kafe.
Namun, Pemerintah Amsterdam berencana akan melarang wisatawan mengunjungi kafe di ibu kota Belanda tersebut.
Rencana ini disebut-sebut akan menjadikan Barcelona sebagai pusat pariwisata ganja baru di Eropa.
Dilaporkan Fodors, Barcelona melegalkan obat tersebut pada tahun 2017 tetapi sejauh ini tetap menjaga suasana kafe ganja tetap rendah dibandingkan Amsterdam.
Barcelona mungkin tidak ingin mengambil alih tempat Amsterdam sebagai ibu kota pariwisata ganja di Eropa.

Tapi ratusan ribu, bahkan jutaan wisatawan yang menyukai mariyuana tiba di Eropa setiap tahun, setidaknya di luar masa pandemi.
"Rencana Amsterdam untuk melarang orang asing dari kafe ganja tampaknya akan mendorong turis ke Barcelona," informasi yang tertulis dalam situs Fodors.
Rencana pemerintah Amsterdam
Sebagai salah satu dari sedikit negara di mana penggunaan ganja untuk rekreasi legal, Belanda telah lama menjadi kiblat pariwisata ganja, dengan Amsterdam sebagai pusatnya.
Pada 1976, Belanda membuat penjualan dan penggunaan ganja legal di dalam kafe ganja.
Sejak saat itu, jumlah turis di Amsterdam terus meningkat.
Kebanyakan wisatawan 'terhipnotis' tidak hanya oleh kebebasan menggunakan ganja secara terbuka di depan umum, tetapi juga oleh berbagai jenis ganja yang dijual di kafe-kafe ini.
Tahun lalu, Walikota Amsterdam Femke Halsema mengadakan survei terhadap wisatawan yang mencakup pertanyaan tentang hubungan mereka dengan kedai kopi.

Dari survei tersebut terungkap, 57 persen orang asing yang mengunjungi pusat kota Amsterdam mengatakan bahwa mengunjungi kedai kopi adalah 'alasan yang sangat penting' untuk berkunjung.
"Amsterdam adalah kota internasional dan kami ingin menarik wisatawan, tetapi kami ingin mereka datang karena kekayaannya, keindahannya, dan institusi budayanya," kata Walikota Halsema dalam sebuah pernyataan, dikutip TribunTravel dari Lonely Planet.
"Masalahnya adalah: ada banyak sekali (turis)," lanjutnya.
Oleh sebab itu, rencana pemerintah untuk melarang turis ke kafe ganja diharapkan dapat mengurangi jumlah wisatawan yang terlampau membeludak.
Penduduk Belanda tak terlalu menyukai ganja
Walikota Halsema mengumumkan bahwa tahun depan, kota ini berencana untuk mengubah undang-undang sehingga hanya penduduk Belanda yang dapat mengunjungi lebih dari 150 kafe ganja.
Namun penduduk Belanda bukan fans berat ganja.
Sejumlah penelitian menunjukkan penggunaan ganja tidak lebih tinggi di Belanda daripada di kebanyakan negara Eropa lainnya.
"Orang Belanda tidak terlalu banyak menghisap ganja, itu bukan masalah besar bagi kami," kata seorang penduduk Belanda.
Baca juga: Amsterdam Punya Desa Terapung dengan Rumah Ramah Lingkungan, Seperti Apa?
Baca juga: Pemerintah Amsterdam Berencana Akan Larang Turis Kunjungi Kedai Kopi dan Beli Ganja, Kenapa?
Baca juga: 3 Negara untuk Dikunjungi saat Solo Traveling, Jepang Dikenal Ramah pada Turis Asing
Baca juga: 6 Museum Unik di Amsterdam, Torture Museum Berisi Alat Penyiksaan Manusia
Baca juga: Sepeda Parkir Dianggap Rusak Pemandangan Kanal, Amsterdam Akan Pasang Pot Bunga di Jembatan
(TribunTravel.com/Sinta Agustina)