TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang pria bernama Phill Dunn telah menerima tantangan yang begitu ambisius.
Selama satu tahun, dia hanya mengonsumsi sayuran yang ditanam di Sustainable City di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Langkah ini dilakukan untuk menyoroti masalah berkelanjutan pangan dan limbah makanan.
Seorang penduduk lingkungan Sustainable City Dubai, Dunn menyebut jika eksperimen yang ia mulai November lalu sebagai Proyek Manusia Berkelanjutan.
"(Ini) adalah kombinasi antara tantangan pribadi untuk ulang tahun ke-49 saya dan sebuah proyek yang mengeksplorasi ketahanan pangan dan pertanian perkotaan," katanya kepada CNN.
Dunn, seorang warga Kanada ini berencana untuk membuat contoh skala kecil dari ekonomi melingkar yang bertujuan untuk memproduksi, mengonsumsi, dan mendaur ulang produk pangan secara lokal.
Baca juga: 7 Fakta Burj Khalifa, Gedung Pencakar Langit di Dubai yang Mendadak Viral karena Boy Band Korea BTS
Jauh lebih mudah karena dia tinggal di komunitas yang dibangun khusus untuk mempromosikan gaya hidup berkelanjutan.
Selain lebih dari 500 rumah, Sustainable City Dubai adalah rumah bagi 11 rumah kaca biodom, di mana manajemen komunitas menanam hingga 1 juta pot hasil bumi setiap tahun, termasuk kucai dan sawi putih.
Hasil panen diberikan kepada warga atau dijual di pasar lokal.
Penduduk juga dapat menangkap ikan di tangki komunitas, beternak ayam yang memberi mereka telur, dan menyewa tanah pribadi di kebun komunal untuk menanam produk mereka sendiri.
Di sini, Dunn membudidayakan tomat ceri, selada, dan lobak.
Untuk produk yang tidak bisa ditanam di Sustainable City Dubai, seperti minyak zaitun, beras, dan gula, dia melakukan barter dengan penduduk lain.
Sebagai imbalan atas makanan tersebut, Dunn memasok produk yang dia buat dari kayu daur ulang yang tersisa dari pekerjaan berkebunnya.
“Mengikuti ide ekonomi melingkar, saya mengubah kayu konstruksi menjadi alat pertanian perkotaan seperti pekebun dan tangki air, sehingga saya bisa berdagang dengan warga,” jelasnya.
Ide ekonomi melingkar didasarkan pada penggunaan kembali dan daur ulang produk dan bahan yang digunakan untuk hal-hal seperti produksi makanan, transportasi, dan pakaian.
Sektor ini dapat menghasilkan 4,5 triliun dolar pertumbuhan ekonomi global pada 2030, menurut penelitian oleh Accenture.
Lebih lanjut, secara global dilaporkan bahwa 1,3 miliar metrik ton makanan telah dikonsumsi setiap tahunnya.
Dengan banyaknya tanaman yang ditanam masyarakat, Dunn ingin menghindari limbah yang terkait dengan produksi dan transportasi komersial.
"Saya pikir ini lebih tentang tata cara berkebun," kata Dunn tentang proyek tersebut.
"Tetapi ini benar-benar tentang menumbuhkan komunitas. Ini merupakan pengalaman membangun sosial yang fantastis. Untuk ekonomi melingkar, sangat penting setiap orang mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang."
Menumbuhkan Komunitas
Didirikan pada 2015 oleh Pengembang Berlian yang berbasis di Dubai, Kota Berkelanjutan seluas lebih dari 46 hektar di pinggiran Dubai.
Pengembangan energi netto pertama emirat ini dimaksudkan untuk mendorong komunitas seputar keberlanjutan sosial, lingkungan dan ekonomi.
Dikelilingi oleh 2.500 pohon yang berfungsi sebagai zona penyangga untuk melindungi masyarakat dari polutan, menawarkan 3.000 meter persegi untuk pertanian perkotaan, dan memberi daya pada semua bangunan dan tempat parkir menggunakan panel surya.
Kota Berkelanjutan sedang menguji teknologi baru yang dapat membantu membangun ekonomi melingkar, termasuk pertanian vertikal, cara menanam makanan di dalam ruangan, tanpa tanah dan biasanya menggunakan lampu LED, bukan cahaya alami.
"Kami telah melihat lompatan kuantum dalam pertanian vertikal dalam ruangan," kata Karim El-Jisr, kepala petugas keberlanjutan di Diamond Developers.
"Ini tentang mengendalikan iklim, mengendalikan cahaya dengan jumlah energi paling sedikit. Di sinilah teknologi masuk dan mengapa sangat cocok untuk melakukan ini di kota."
Kota Berkelanjutan juga memperkenalkan berbagi mobil listrik untuk semua penduduk dan mengeksplorasi proyek prototipe untuk memanen kelembapan dan mengeluarkan air dari udara.
El-Jisr mengatakan kota-kota penuh dengan ruang, seperti atap dan ruang bawah tanah, yang dapat digunakan kembali untuk memainkan peran dalam ekonomi melingkar.
Selain mengurangi sampah, menanam makanan di kota dapat meningkatkan ketahanan pangan.
UEA mengimpor sekitar 90% makanannya, dan solusi seperti yang diadopsi di Kota Berkelanjutan dapat membantu menuju kemandirian pangan.
Jalan Dubai masih panjang, namun tujuan Dunn adalah meningkatkan kesadaran seputar produksi pangan.
"Saya berharap tantangan ini menjadi katalis bagi orang lain untuk mulai mengendalikan di mana makanan mereka ditanam, memahami sistem pangan lokal dan untuk mengeksplorasi produksi lokal," katanya.
Baca juga: Tak Pakai Masker saat Liburan ke Dubai, YouTuber Ini Banjir Kritikan
Baca juga: Pertama Kali Sejak Pandemi, Emirates dan Flydubai Kembali Mengoperasikan Penerbangan ke Turki
Baca juga: Emirates Kembali Terbang dari Dubai ke Istanbul Mulai 21 Desember
Baca juga: Nikmati Sensasi Sarapan di Dubai Frame, Bangunan Kaca Setinggi 150 Meter
Baca juga: 7 Hal yang Bisa Dilakukan Gratis di Dubai, Kunjungi Museum Kopi Hingga Main ke Pantai
(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)