TRIBUNTRAVEL.COM - Kita telah mendengar beberapa permintaan aneh yang dibuat oleh maskapai penerbangan untuk para penumpangnya.
Baik itu tentang ukuran dan jumlah koper, barang terlarang yang tidak biasa, atau bahkan harus ditimbang sebelum naik, maskapai penerbangan tidak malu untuk memberlakukan persyaratan yang terbilang aneh.
Namun, tampaknya maskapai asal Jepang All Nippon Airways (ANA) memiliki permintaan penumpang yang paling aneh.
Melansir laman Simple Flying, maskapai itu meminta pelanggannya untuk menggunakan toilet sebelum naik pesawat dalam upaya mengurangi emisi CO2.
Baca juga: 7 Maskapai Teraman di Dunia Tahun 2021, Qantas Berada di Posisi Pertama
Dikatakan bahwa dengan mengosongkan kandung kemih mereka sebelum penerbangan, penumpang dapat membantu maskapai menurunkan jejak karbon sekitar 4,2 ton per bulan.
Inisiatif ini merupakan bagian dari kampanye ANA pada tahun 2009 untuk mengurangi emisi CO2 dari penerbangannya, yang disebut 'e-flight'.
ANA adalah pengguna awal prakarsa ekologi seperti ini, dan telah mengoperasikan penerbangan elektronik sejak 2006 dalam upaya membuat penumpang memikirkan dampak lingkungan dari perjalanan mereka.
Permintaan 'kencing sebelum penerbangan' diterapkan pada penerbangan yang mencakup 38 rute domestik dan layanan dua kali sehari ke Singapura.
Permintaan itu dibuat dalam pengumuman sebelum naik, menyarankan penumpang buang air sebelum penerbangan mereka.
Apakah langkah ANA benar?
Meskipun kandung kemih penuh satu orang mungkin tidak banyak berpengaruh pada berat di dalam pesawat, mengalikannya dengan beberapa ratus penumpang benar-benar dapat membuat perbedaan.
Kandung kemih rata-rata dapat menampung sekitar 1,1 pon cairan sebelum keinginan untuk buang air kecil dirasakan.
Misalnya, jika 270 penumpang di 767-300 ANA naik dengan kandung kemih penuh, maka berat tambahan hampir 300 pon yang akan diangkut dalam penerbangan.
ANA memperkirakan jika hanya setengah dari penumpangnya yang menggunakan kamar mandi sebelum penerbangan, itu akan menghemat 4,2 ton CO2 per bulan.
Gagasan tentang perubahan kecil yang membuat perbedaan besar adalah sesuatu yang telah dicatat banyak maskapai selama bertahun-tahun.

Beberapa telah menghapus hal-hal seperti majalah dalam penerbangan untuk menghemat berat dan dengan demikian mengurangi bahan bakar yang terbakar selama perjalanan.
Tentu saja, permintaan ke toilet sebelum terbang hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan inisiatif e-flight.
Seperti yang dikatakan juru bicara ANA pada CNN, "Kami membuat barang-barang (dalam penerbangan) lebih ringan dan membuat penumpang lebih ringan, sedikit.”
Maskapai ini mengganti produk minuman kaca dengan gelas kertas dan botol plastik daur ulang untuk menghemat berat.
ANA bahkan juga meminta penumpang untuk mengemas barangnya sedikit lebih ringan, meskipun tidak ada batasan berat yang diterapkan.
Secara keseluruhan, ini hanyalah uji coba yang berlangsung selama sebulan.
Itu bukan tren yang bertahan dalam jangka panjang tetapi merupakan pendekatan yang menarik untuk menghemat berat dalam penerbangan.
Bagi kebanyakan dari kita, pergi ke kamar mandi sebelum penerbangan adalah hal yang wajar.
Kebanyakan penerbang memang melakukan apa saja untuk menghindari pergi ke kamar mandi sewaktu dalam penerbangan.
Baca juga: Maskapai Ini Dituduh Permainkan Penumpang karena Tawarkan Promo yang Tidak Tepat
Baca juga: Bagikan Promo Tiket Pesawat untuk Libur Natal, Maskapai Penerbangan Ini Kena Sembur Warganet
Baca juga: Ini Alasan Maskapai Punya Pramugari di Berbagai Negara, Mungkinkah Lebih Hemat Biaya?
Baca juga: Tidak Sesuai Tujuan, Maskapai Nepal Terbangkan Penumpang ke Bandara yang Salah
Baca juga: 25 Tahun Beroperasi, Maskapai Penerbangan Palestina Secara Resmi Pensiun, Apa Penyebabnya?
(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)