TRIBUNTRAVEL.COM - Beberapa waktu yang lalu, sebuah foto truk yang terlihat membawa tiang pancang viral di media sosial.
Dalam foto itu, nampak sebuah truk yang berhadapan dengan seekor komodo.
Truk tersebut diketahui berada di habitat komodo di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Foto itu pertama kali diunggah melalui akun Twitter @KawanBaikKomodo pada Jumat (23/10/2020).
"Sedih! Komodo berhadap2an dengan truk proyek bangunan Wisata Jurassic di Pulau Rinca.
U pertama kalinya Komodo2 ini mendengar deru mesin2 mobil dan menghirup bau asapnya. Akan spt apa dampak proyek2 ini ke depannya? Masih adakah yg peduli dg konservasi?," tulis akun Twitter yang menamakan diri mereka Save Komodo Now.
Dalam twit selanjutnya, akun Twitter @KawanBaikKomodo menuliskan, sedang ada proyek pembangunan wisata Jurassic di TN Komodo.
Viralnya foto ini membuat tagar #savekomodo trending di Twitter.
Bahkan tak sedikit pengguna Twitter yang mengaku telah mengisi petisi melalui situs change.org berjudul 'Stop Tipu Daya Atas Nama Konservasi, Tolak Pembangunan di TN Komodo!'
Hingga artikel ini dipublikasikan, sebanyak 11 ribu pengguna Twitter telah me-retweet foto tersebut.
Pembangunan geopark ala Jurassic Park
Lalu sebenarnya proyek apa yang sedang dibangun di TN Komodo?
Diketahui, TN Komodo saat ini sedang dalam pembangunan geopark yang digadang-gadang pemerintah bakal serupa Jurassic Park.
Jurassic Park sendiri merupakan film Hollywood tentang taman nasional yang didedikasikan untuk penelitian dan wisata edukasi dinosaurus.
Dalam film tersebut, hewan purba dihidupkan kembali berkat kemajuan teknologi.
Melansir dari siaran pers Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), proyek di TN Komodo tersebut merupakan bagian dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas Labuan Bajo.

Pulau Rinca yang berada di kawasan TN Komodo menjadi salah satu lokasi yang akan mengalami perubahan desain secara signifikan.
Melansir dari Kompas.com, pulau habitat komodo ini akan disulap besar-besaran oleh pemerintah dan investor swasta sebagai destinasi wisata premium.
Nantinya akan tersedia pusat informasi, sentra suvenir, kafe, dan toilet publik di Pulau Rinca.
Selain itu, akan dibangun pula kantor pengelola kawasan, spot selfie, klinik, gudang, ruang terbuka publik, dan penginapan untuk peneliti.
Sementara untuk area trekking untuk pejalan kaki dan selter pengunjung didesain melayang atau elevated agar tidak mengganggu lalu lintas komodo.

Kendati demikian, pemerintah mengklaim proyek-proyek yang dikerjakan di TN Komodo tersebut tetap memprioritaskan aspek ekologi berkelanjutan bagi spesies komodo dan sosial bagi penduduk sekitar.
"Tujuan utama konsep ini adalah mempromosikan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan dengan mengembangkan potensi yang ada dengan cara yang berkelanjutan," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resmi yang dikutip TribunTravel dari Kompas.com.
Ia melanjutkan, pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu, baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, serta perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pengembangan infrastruktur.
Baca juga: Panduan Backpackeran ke Labuan Bajo, Lengkap dengan Kisaran Bujet yang Harus Disiapkan
Baca juga: Kisaran Harga Liburan Mewah di Labuan Bajo, Naik Kapal Pesiar Siapkan Rp 280 Juta
Baca juga: Selain Pulau Komodo dan Pulau Rinca, Desa Pota Bisa Menjadi Alternatif untuk Melihat Komodo
Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Taman Nasional Komodo Bakal Batasi Jumlah Pengunjung
Baca juga: Dokumen yang Wajib Traveler Bawa saat Liburan ke Taman Nasional Komodo di Era New Normal
(TribunTravel.com/Sinta Agustina)