TRIBUNTRAVEL.COM - Singapura akan mencoba memulai industri pariwisatanya pada November dengan meluncurkan kapal pesiar dengan rute berlayar tanpa tujuan.
Program percontohan ini akan diikuti oleh dua perusahaan dengan pelabuhan asal di Singapura, yakni Genting Cruise Lines dan Royal Caribbean International.
Wisata kapal pesiar tanpa tujuan ini akan beroperasi dengan setengah kapasitas dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, ungkap Dewan Parwisata Singapura.
Melansir dari laman thenational.ae, Minggu (11/10/2020), Perjalanan tersebut diklasifikasikan sebagai perjalanan pulang pergi dan hanya tersedia untuk orang yang tinggal di Singapura.
Baca juga: Singapura Siap Sambut Kembali Turis Asing, Ini Tahapannya
Kapal-kapal itu akan berlayar di perairan tak jauh dari wilayah negara Singapura.
Rencana ini datang ketika penerbangan tanpa tujuan menjadi tren di kalangan pelancong Asia.
Mereka membeli tiket penerbangan dengan keberangkatan dan mendarat di bandara yang sama.
Industri pelayaran global sangat terpukul oleh pandemi virus corona (Covid-19).
Dengan beberapa wabah awal yang paling signifikan terjadi di kapal pesiar, sektor ini menghadapi krisis kepercayaan besar.
"Ini adalah kesempatan berharga bagi operator kapal pesiar untuk menemukan kembali seluruh pengalaman kapal pesiar agar mendapatkan kembali kepercayaan penumpang," kata Keith Tan, kepala eksekutif Singapore Tourism Board.
Kapal pesiar akan mewajibkan para tamu untuk menjalani tes Covid-19 sebelum naik dan meminimalisir kontak langsung dengan orang lain saat berada di kapal.
Royal Caribbean akan menawarkan Ocean Getaways selama tiga hari empat malam di kapalnya, Quantum of the Seas, yang berkapasitas 4.180 orang.
Saat mengarungi perairan Selat Singapura dan Laut Cina Selatan, para tamu akan dapat menikmati berbagai fasilitas kapal, yang meliputi teater, kolam renang, 18 pilihan menu makanan yang berbeda, dan gardu pandang yang menjulang 300 kaki di atas permukaan laut.
Tindakan keamanan yang ditingkatkan di kapal termasuk pengujian dan penyaringan, peningkatan sistem pemanas, ventilasi dan penyejuk udara (HVAC) yang meningkatkan filtrasi, praktik pembersihan yang ketat, mengurangi kapasitas untuk jarak fisik, perawat medis ahli dan peningkatan fasilitas di dalam kapal.
Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah memperingatkan bahwa bukti ilmiah saat ini menunjukkan kapal pesiar memiliki risiko penularan Covid-19 yang lebih tinggi.
Hal ini karena kepadatan populasi penumpang di atas kapal yang tinggi dibadning sebagian besar situasi di kehidupan lainnya.
Meskipun ini adalah salah satu faktor yang berkontribusi, data pengawasan CDC menunjukkan bahwa penurunan populasi secara drastis tidak mengakhiri penularan.
Baca juga: Donat Artisan jadi Tren Kuliner di Singapura, Meski Mahal Tetap Banyak Peminat
Baca juga: 11 Tempat Wisata Instagramable di Singapura yang Bisa Dijelajahi Setelah Pandemi Berakhir
Baca juga: Menelusuri Sejarah Larangan Mengunyah Permen Karet di Singapura
Baca juga: Singapura Buka Pintu Kunjungan Wisata Mulai 8 Oktober 2020, Tapi Khusus Turis Australia dan Vietnam
Baca juga: Bangkitkan Sektor Pariwisata, Singapura Bagikan Voucher Rp 1 Jutaan untuk Warganya
(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)