TRIBUNTRAVEL.COM - Ketika peselancar Doug Falter kehilangan papannya dalam insiden di Hawaii, harapan terbaiknya adalah seorang nelayan lokal yang menemukannya.
Dia tidak pernah membayangkan papan selancar itu akan ditemukan lebih dari 8.000 kilometer jauhnya di Filipina selatan.
Melansir dari laman thenational.ae, Selasa (22/9/2020), setelah lebih dari 2 tahun papan selancar berwarna biru miliknya hilang di Waimea Bay, Pulau O'ahu Hawaii, Falter diberi tahu melalui media sosial bahwa papan itu ditemukan di dekat Pulau Sarangani, Filipina.
Beruntungnya, pemilik baru papan selancar yang bernama Giovanne Branzuela itu dengan senang hati mengembalikannya.
• 4 Kuliner Manis Khas Hawaii yang Nikmat Disantap saat Musim Panas
Giovanne Branzuela merupakan guru sekolah dasar setempat yang juga memiliki cita-cita sebagai peselancar.
"Ketika saya melihat fotonya, saya tidak percaya, saya kira itu hanya lelucon. Saya yakin papan itu tidak akan pernah ditemukan lagi," kata Falter kepada AFP.
Branzuela diketahui membeli papan selancar yang lapuk parah dari tetangganya beberapa bulan lalu seharga 2.000 peso atau sekira Rp 600 ribu.
Ia mengatakan para nelayan menemukannya terapung di laut pada Agustus 2018, enam bulan setelah Falter kehilangan papan itu.
Para nelayan mengira papan selancar itu jatuh dari kapal pesiar yang lewat, lalu menjualnya ke tetangga Branzuela dengan harga beberapa dolar.
Meskipun berbulan-bulan mengapung melintasi Samudra Pasifik, logo pembuat papan, Lyle Carlson yang berbasis di Hawaii, masih terlihat di papan yang sekarang berwarna kekuningan.
Karena penasaran, akhirnya Branzuela mencari dia di Facebook dan mengirimkannya foto papan itu.
Carlson lalu membagikan foto itu di Instagram dan menandai Falter.
“Ternyata itu papan selancar dari Hawaii. Saya sendiri tidak percaya. Sudah menjadi impian saya untuk belajar berselancar dan menunggangi ombak besar di sini,” kata Branzuela.
"Untuk saat ini aku bisa menggunakan papan selancarnya. Aku bilang padanya aku akan merawatnya dengan baik," tambahnya.
Mereka telah mengobrol di Facebook, dan Falter berencana mengunjungi pulau kecil itu untuk mengambil papannya setelah pembatasan perjalanan virus corona dicabut.

"Papan itu sangat berarti bagi saya karena pencapaian saya," kata Falter, seorang fotografer komersial yang mulai berselancar sekitar 15 tahun lalu di Florida sebelum pindah ke Hawaii.
"Itu adalah papan selancar pertama saya yang dibentuk khusus untuk diri saya sendiri. Saya berselancar di hari-hari terbesar dalam hidup saya", katanya, termasuk kontes selancar Eddie Aikau 2016 di Teluk Waimea.
Falter mengatakan dia ingin memberi Branzuela papan selancar pemula sebagai gantinya dan menunjukkan kepadanya cara menaklukan ombak di sekitar Pulau Sarangani dan Pulau Balut.
Sementara itu, Falter membagikan video YouTube pendek tentang dasar-dasar berselancar dan mengumpulkan uang untuk mengirim perlengkapan ke sekolah milik Branzuela.
"Itu alasan bagi saya untuk pergi dan berkunjung ke Filipina," kata Falter.
"Saya pikir itu akan menjadi akhir yang bagus untuk mengajarinya cara berselancar," tambahnya.
• 9 Fakta Unik Niihau, Pulau Pribadi di Hawaii yang Terlarang Dikunjungi Turis
• Positif Covid-19, Peselancar Wanita Ditangkap Polisi Usai Langgar Perintah Karantina Mandiri
• Video Ikan Paus Kejutkan Rombongan Peselancar Viral di Medsos
• Cerita Peselancar Meloloskan Diri dari Serangan Hiu, Masukkan Papan ke Mulutnya
• 5 Pantai Favorit Para Peselancar di Pulau Jawa, G-Land Punya Ombak Terbaik di Dunia Setelah Hawaii
(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)