Lezatnya Bubur Ayam Haji Jewo, Kuliner Legendaris di Menteng yang Jadi Langganan Keluarga Cendana
Dari balik kesederhanaan gerobak kayu Haji Jewo, sejumlah Presiden dan pejabat sudah pernah merasakan kenikmatan bubur ayamnya.
Editor: Ambar Purwaningrum
Di atas bubur, ditaburi potongan cakwe, seledri, bawang goreng, suiran ayam, dan kerupuk.
Ayamnya berasal dari ayam kampung.
Kata Oco, untuk memotong ayam Haji Jewo memiliki tempat khusus.
Ketika dihidangkan di atas meja, bubur terselimuti topping yang berlimpah.
Suiran ayamnya terlihat besar-besar dan banyak.
Sambalnya yang kental juga merupakan kondimen bubur dengan rasa khas.
Sebab, ada campuran air tajin bubur sehingga sambal menjadi kental.
Bubur Ayam Haji Jewo buka pukul jam 06.00 WIB sampai 11.00 WIB.
Namun, di akhir pekan bisa jadi lebih cepat. Pernah saking ramainya, jam 09.00 WIB bubur telah tandas.
Biasanya cepat habis karena dibeli orang-orang yang kelaparan selepas berolahraga.
• 6 Bubur Ayam di Malang untuk Sarapan Pagi, Ada yang Disajikan dengan Kuah Kari
• Berusia 100 Tahun, Restoran Ikan Buntal Pertama di Osaka Tutup Permanen Akibat Pandemi
• Lagi di Bandung? Jangan Lupa Cicipi Uniknya Bubur Ayam dengan Topping Bulgogi
• Bubur Ayam Termahal di Zamannya, Harganya Seratus Kali Lipat Harga Bubur Biasa, Apa Istimewanya?
• Bubur Ayam Engkus Pertamina dan 4 Menu Sarapan Enak di Tasikmalaya untuk Sarapan Pagi Ini
Artikel ini telah tayang di Tribuntribunjakartatravel.com dengan judul Bubur Ayam Legendaris Haji Jewo Sejak 1980-an di Menteng: Jadi Langganan Keluarga Cendana