TRIBUNTRAVEL.COM - Tahun 2020 diwarnai dengan berbagai kejadian luar biasa yang akan mengisi sejarah.
Selain pandemi, pada tahun 2020 juga terjadi waterspout dalam jumlah banyak yang belum pernah terjadi sebelumnya di Great Lakes.
Great Lakes adalah kelompok lima danau besar di Amerika Utara di atau dekat perbatasan Kanada-Amerika Serikat, meliputi Danau Superior, Danau Michigan, Danau Erie, dan Danau Huron.
Bagi yang belum tahu, waterspout adalah angin puting beliung atau pusaran yang terjadi di atas perairan atau lautan.
Waterspout biasanya terjadi di daerah tropis dan sub-tropis.
Di Great Lakes, pusaran air berputar-putar memang pernah pernah terlihat, namun tidak sering dan jumlahnya tidak banyak.
Sementara pada pertengahan tahun ini, waterspout terlihat cukup sering dalam sepekan di Great Lakes.
Biasanya waterspout terjadi ketika suatu wilayah mengalami perubahan musim.
Dikutip TribunTravel dari laman TheTravel.com, Kamis (13/8/2020), sementara itu di belahan Bumi lain, di laut Pasifik, Jepang, juga mengalami fenomena laut cukup aneh.
Di Kyonan, penyelam melaporkan pertumbuhan karang di Teluk Tokyo yang sebelumnya hanya ada rumput laut.
Perubahan kecil tentu berdampak besar pada ekosistem, terutama di daerah teluk yang seharusnya spesies laut makan rumput laut, bukan karang.
Dalam satu hari saja, terlihat 41 pusaran di atas perairan Danau Erie.
Jumlah ini cukup memecahkan rekor jumlah pusaran waterspout terbanyak yang pernah terlihat di Great Lakes.
Pusaran air di Danau Erie berasal dari awan kumulus dan dikenal sebagai "weather waterspouts", yang bergerak lambat dan umumnya tidak menimbulkan ancaman.
Namun, semburan air yang lebih besar bisa terjadi dengan kecepatan angin hingga 50 mil per jam.
Waterspout ini berbeda dengan puting beliung tornadic, yang jarang terjadi dan dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan.
Ramainya postingan tentang waterspout ini membuat orang bertanya-tanya, kenapa Great Lakes yang lokasinya jauh dari Tornado Alley bisa terjadi banyak puting beliung?
Hal ini karena iklim cuaca dingin di danau.
Meskipun terlihat 84 puting beliung dalam satu minggu yang sangat tidak biasa, sebenarnya ini bukan fenomena yang terkait dengan perubahan iklim.
Kejadian ini normal dan biasa terjadi sebagai bagian dari efek musim di danau.
Bulan Agustus dan September adalah waktu paling umum terjadinya puting beliung ini, meskipun jumlah yang terlihat baru-baru ini cukup luar biasa.
Bagaimana dengan fenomena di Teluk Tokyo?
Berbeda dengan kejadian di perairan di AS, kejadian di Teluk Tokyo Jepang adalah penyebab pemanasan global.
Selama lebih dari satu dekade, hamparan rumput laut di teluk ini terus menghilang, dan baru-baru ini, pertumbuhan karangnya justru meningkat.
Karang ini tumbuh selama bulan-bulan hangat.
Pada tahun 2019, suhu lautan global mencapai titik tertinggi sepanjang masa hingga muncul peringatan keras pertama tentang perubahan iklim yang sedang berlangsung dengan cepat.
Abalone yang dulunya merupakan makanan khas Tokyo, jadi sulit ditemukan karena pertumbuhan karang lebih tinggi dari rumput laut.
Ikan teri dan bass cherry juga terus menurun jumlahnya karena hamparan rumput laut telah berkurang.
• Viral di Medsos, Seorang Pria Tangkap Ikan Mas Seberat 15 Kilogram di Danau Toba
• Viral di Medsos, Bupati Lumajang Unggah Foto Perlihatkan Salju di Danau Ranu Pani
• 5 Tempat Misterius di Pegunungan Himalaya, dari Danau Tengkorak hingga Kerajaan Tersembunyi
• 4 Fakta Unik Danau Kelimutu, Destinasi di Flores yang Sudah Dibuka
TribunTravel.com/rizkytyas