Breaking News:

Berbahaya, Jangan Bawa Mi Instan Sebagai Bekal Saat Mendaki Gunung, Apa Alasannya?

Menjadikan mi instan sebagai bekal saat mendaki gunung ternyata bisa sangat berbahaya bagi tubuh, mengapa? Ini penjelasannya.

Penulis: ronnaqrtayn
Editor: ronnaqrtayn
Tribunnews.com/Abdul Qodir
Ilustrasi mendaki gunung. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Tak jarang para pendaki gunung menjadikan mi instan sebagai bekal perjalanan menuju puncak.

Meskipun mi instan terkesan praktis dan memiliki kalori yang tinggi, namun makanan ini justru bisa menjadi kematian nomor satu bagi para pendaki gunung.

Sejalan dengan hal tersebut, Dokter Siswo Putranto Santoso, pria yang dikenal sebagai dokter gunung Indonesia juga menyarankan untuk tidak membawa mi instan saat melakukan pendakian.

"Banyak banget pendaki gunung bawa makanan yang ringan, contohnya mi instan. Padahal mereka nggak sadar kalau itu makanan yang bisa mematikan dirinya saat mendaki gunung," ucap dokter Siswo, dikutip dari Kompas.com, Kamis (30/7/2020).

Lantas, apa alasannya mengapa mi instan seharusnya tidak dijadikan bekal makanan selama mendaki?

Gunung Batur dan 4 Tempat Wisata Terbaik di Indonesia untuk Mendaki dan Bersepeda

Menurut dokter Siswo, memasak mi instan tidak cocok dikonsumsi di gunung sebagai tempat yang terbilang sulit untuk mendapatkan air.

Mi instan, lanjut Siswo, merupakan makanan yang justru menyerap air.

Ia mencontohkan saat orang memasak mi instan, lalu membiarkan selama 15 menit, maka sisa air di dalam piring akan hilang.

"Airnya habis kenapa? Itu karena disedot oleh mi. Makanya kalau kita habis makan mi itu kita merasa haus," terangnya.

Bila memasak mi instan di rumah, orang masih bisa mencari minum apabila kehausan.

2 dari 3 halaman

Namun, kondisi tersebut akan terasa sulit jika kamu sedang berada di gunung.

TONTON JUGA:

"Sekarang kita di gunung, yang enggak ada air, cari air susah. Kadang bahkan mi instan itu dimakan mentah-mentah, ya habislah cairan tubuh kita disedot. Akhirnya tubuh kita dehidrasi," lanjutnya.

Menurutnya, apabila kondisi tubuh manusia sudah mengalami dehidrasi, bisa berujung pada kehilangan orientasi.

Hilangnya orientasi pendaki dapat mengakibatkan pendaki tersasar, bahkan menimbulkan kematian apabila halusinasi semakin tak terkendali.

"Harusnya kan di gunung itu ya kita hemat air. Kok malah bawa makanan yang dapat menghabiskan air," ujarnya.

Lebih lanjut, menurut dokter Siswo, membawa mi instan sebagai bekal makanan boleh dilakukan, asalkan bukan dalam kegiatan pendakian gunung.

Ilustrasi memasak mi instan
Ilustrasi memasak mi instan (shutterstock.com)

Misalnya, kata dia, orang yang sedang camping di bawah ketinggian 1.000 mdpl.

"Kalau ketinggian di bawah 1.000 mdpl, oke deh, mau bawa mi satu truk silakan. Karena air mudah didapat," katanya.

Bila mi instan tak disarankan, lantas makanan apa yang seharusnya dibawa oleh para pendaki untuk jadi bekal perjalanannya?

3 dari 3 halaman

Pertama, dokter Siswo menyarankan untuk membawa persediaan air secukupnya.

Kedua, terkait makanan, ia menyarankan agar pendaki membawa makanan berkabohidrat ringan.

"Banyak makanan kabohidrat ringan misalnya, sagu. Gak selalu harus nasi," tutur Siswo.

"Roti-roti Prancis atau semacamnya. Kan cuma tiga hari paling lama, enggak mungkin kekurangan gizi," tutur Siswo.

Fenomena Bun Upas Terjadi Lagi di Gunung Bromo, Suhu Udara Capai Minus 3 Derajat Celcius

Jalur Pendakian Gunung Sindoro via Kledung dan Alang-alang Sewu Dibuka Kembali

Jalur Pendakian Gunung Sumbing via Butuh Magelang Kembali Dibuka, Kuota Pendaki Dibatasi

Basecamp Gunung Kembang via Blembem Resmi Dibuka, Ini Syarat Wajib Bagi Pendaki

Gara-gara Terlalu Membludak, Kuota Pendakian ke Gunung Lawu Dibatasi

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
mi instanPendaki Gunungbekal mendaki gunungmakanan berbahaya
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved