Breaking News:

Lukisan Roti Tawar Pakai Meses Viral di Medsos, Ini Sejarah Meses yang Berasal dari Belanda

Lalu seperti apa sejarah dari "bahan lukis" roti tawar yang viral itu? Bagaimana asal-usul meses ditemukan? Dan dari negeri mana ia berasal?

Editor: Sinta Agustina
me-to-we.nl
Meises 

TRIBUNTRAVEL.COM - Media sosial Twitter tengah dihebohkan dengan postingan seorang netizen yang melukis roti tawar dengan menggunakan meses.

Postingan tersebut pun diikuti oleh banyak netizen lainnya untuk mengisi waktu luang dengan berkreasi melukis roti tawar itu di rumah.

Lalu seperti apa sejarah dari "bahan lukis" roti tawar yang viral itu? Bagaimana asal-usul meses ditemukan? Dan dari negeri mana ia berasal?

Melansir The Spruce Eats, meses berawal di negeri Kincir Angin, Belanda.

Warga Belanda kerap menyebutnya dengan kata Hagelslag.

Rekomendasi 6 Kedai Es Campur Enak di Jakarta, Cocok untuk Buka Puasa

Hagelslag mengacu pada potongan kecil terbuat dari gula yang mirip dengan taburan dan digunakan sebagai topping sandwich atau roti.

Meses
Meses (iamexpat.nl)

Konsepnya sama, roti diolesi dengan mentega dan kemudian ditaburi dengan hagelslag, seperti di Indonesia.

Sejarah mengatakan, kemungkinan seorang Belanda bernama B.E Dieperink yang merupakan Direktur produsen permen berbasis di Jordaan dan dikenal dengan nama VENCO, adalah penemu Hagelslag.

Menurut cerita yang beredar, varietas hagelslag jilid pertama adalah bertekstur renyah, dan terasa manis.

Diperkirakan Dieperink lah yang menemukan hagelslag pada 1919 yang berarti pula sebagai hujan es dalam bahasa Belanda.

2 dari 4 halaman

Singkat cerita, bisnis hagelslag Dieperink menuai sukses yang sangat besar.

Kemudian pada 1928, perusahaan permen DeRuijter membuat versi sendiri hagelslag. Selain taburan rasa adas manis, mereka menawarkan rasa lain seperti lemon, raspberry, dan jeruk.

Pada tahun-tahun awal, taburan ini dikemas dalam kerucut kertas.

Namun kemudian berubah bentuk dijual dalam kotak kertas kecil atau wadah plastik.

Sejarah meses di Indonesia

Sama halnya di Belanda, Hagelslag yang di Indonesia disebut dengan meses ini juga populer.

Tak jarang, meses hampir selalu digunakan dalam bekal sarapan roti tawar anak sekolah.

Lantas bagaimana sejarahnya meses berada di Indonesia, meski berasal dari Belanda?

Mengutip Grid, hagelslag yang dikenal dengan meses di Indonesia diawali karena masyarakat Indonesia sering kali melihat para noni kecil Belanda memakan hagelslag.

Meses
Meses (treehugger.com)

Noni-noni tersebut lantas biasa dipanggil dengan sebutan "meisje".

3 dari 4 halaman

Lantaran orang Indonesia pada masa itu sulit melafalkan kata hagelslag, maka mereka akan menyebut dengan makanan yang dimakan oleh para "meisje".

Agar merasa lebih mudah pelafalannya, orang Indonesia menyebut "meisje" dengan mengatakan "meises". 

Tak hanya itu, teori lain mengatakan, pada awalnya cokelat butir ini memang disebut meises oleh orang Belanda.

Sebelum hagelslag lahir, konon masyarakat Belanda juga mengenal produk olahan serupa dengan nama 'muisjes'.

Muisjes sendiri tak terbuat dari cokelat, melainkan dari biji adas manis yang dibalut dengan gula dan pewarna.

Indonesia sendiri dikenal menjual meses diawali dengan perusahaan Petra Foods.

LIHAT JUGA:

Perusahaan itu dikenal dengan pembuat coklat meses yang bernama merek "Ceres" sekitar tahun 1950-an.

Didirikan oleh keluarga Chuang, perusahaan ini lantas populer dan berkembang merajai pasar inti di Indonesia dan Filipina.

Adapun merek terkenal yang dihasilkan perusahaan ini selain "Ceres" yaitu Silver Queen, dan Delfi.

Ini Alasan Mengapa Sebaiknya Tidak Beli Cokelat di Toko Bebas Bea Bandara

5 Roti Bakar Paling Populer di Bandung, Bertabur Meses, Kornet, hingga Keju

Jangan Asal Beli! 3 Varian Cokelat yang Harus Kamu Tahu

8 Merek Cokelat Khas Indonesia yang Bisa Dijadikan Hadiah Valentine

4 dari 4 halaman

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Viral Lukisan Roti Tawar Pakai Meses, Begini Sejarah Meses yang Berawal dari Belanda.

 
 

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
BelandaTribunTravelIndonesia
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved