TRIBUNTRAVEL.COM - Virus Corona Wuhan terus menyebar di China dan seluruh dunia.
Kematian akibat virus corona juga semakin bertambah.
Wabah virus corona ini membuat banyak pelancong yang hendak liburan ke luar negeri merasa was-was.
Bagi traveler yang berencana liburan ke luar negeri, ada baiknya memahami beberapa fakta tentang virus corona.
Tujuannya untuk membantu traveler terhindar dari wabah dan mencegah hal buruk terjadi saat liburan ke luar negeri.
Dilansir TribunTravel dari laman escape.com, berikut deretan fakta virus corona yang wajib traveler tahu sebelum liburan ke luar negeri.
1. Apa itu virus corona dan dari mana asalnya?

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga SARS (Sindrom Pernafasan Akut Parah), dan MERS (sindrom pernapasan Timur Tengah).
Virus corona diyakini pertama kali muncul di kota Wuhan di Provinsi Hubei China.
Pada 11 Februari, strain itu secara resmi bernama Covid-19.
World Health Organization (WHO) percaya binatang adalah “sumber utama” dari wabah, dan otoritas Wuhan mengidentifikasi pasar makanan laut sebagai pusat epidemi.
Sementara virus berasal dari hewan, sekarang ditularkan dari orang ke orang.
2. Penyebaran virus corona

WHO menyatakan wabah virus corona sebagai "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional" pada 30 Januari.
Wabah ini telah menyebar ke seluruh China, menjangkau sebagian kota-kota besar, termasuk Beijing, Shanghai, dan Hong Kong.
TONTON JUGA
Virus ini juga telah menyebar ke negara lain, termasuk Australia, AS, Prancis, Jepang, Korea Selatan, Nepal, Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Taiwan.
3. Gejala virus corona

Gejala virus corona termasuk pilek, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, demam, dan kesulitan bernapas.
Bagi mereka dengan sistem kekebalan yang lemah ada kemungkinan virus dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang lebih rendah, dan jauh lebih serius, seperti pneumonia atau bronkitis.
WHO menyarankan agar siapa pun yang mengalami satu dari ini harus mencari perawatan medis lebih awal dan berbagi riwayat perjalanan mereka sebelumnya dengan penyedia layanan kesehatan mereka.
Situs web Smartraveller Australia juga menyarankan menelepon terlebih dahulu untuk menjelaskan situasinya, sehingga dokter mengetahui apa yang harus dilakukan.
Tidak ada vaksin untuk jenis virus corona ini.
4. Perjalanan ke Luar China

Bandara di seluruh dunia meningkatkan prosedur penyaringan mereka untuk mendeteksi penumpang yang menunjukkan gejala virus corona.
Jika mempertimbangkan bepergian ke tujuan mana pun dengan kasus yang terdeteksi dari coronavirus, ada tindakan pencegahan yang harus dilakukan untuk melindungi dari infeksi.
5. Cara mencegah infeksi virus corona

WHO mengatakan penularan virus corona dapat dikurangi dengan mengikuti saran ini:
- Bersihkan tangan sesering mungkin dengan sabun dan air atau antiseptik berbasis alkohol.
- Tutupi hidung dan mulut saat batuk dan bersin dengan tisu atau siku tertekuk.
- Lempar tisu ke tempat sampah langsung setelah digunakan
- Hindari kontak dekat dengan siapa pun dengan gejala pilek atau flu.
- Hindari kontak tanpa perlindungan dengan hewan liar atau hewan ternak hidup.
- Cuci tangan setelah: batuk atau bersin, ketika bersentuhan dengan orang sakit, sebelum, selama dan setelah makanan, sebelum makan, setelah penggunaan toilet, ketika tangan terlihat kotor, dan setelah menangani hewan atau kotoran hewan
- Di daerah yang mengalami wabah, konsumsilah hanya produk hewani yang dimasak dengan matang.
- Saat mengunjungi pasar: Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut, hindari kontak dengan daging busuk, dan hindari kontak dengan hewan liar, limbah, dan cairan.
Situs web Smartraveller juga menyarankan para pelancong untuk memantau kesehatan mereka dengan cermat, mengikuti saran lokal, dan segera menemui dokter jika merasa tidak sehat.
6. Amankah liburan ke Bali?

Seorang turis Tiongkok yang baru-baru ini menghabiskan waktu di Bali telah didiagnosis virus corona.
Namun, kecil kemungkinan wisatawan terinfeksi saat berada di Indonesia.
Juru bicara Dinas Kesehatan Bali Ketut Suarjaya mengatakan ada jeda delapan hari antara penerbangan turis dari Indonesia ke Wuhan dan hari ketika gejala coronavirus pria itu mulai muncul.
"Karena turis kembali ke kampung halaman pada 28 Januari dan gejala pertama penyakit muncul pada 5 Februari, sangat mungkin infeksi terjadi di daratan China," kata Suarjaya.
Dia menambahkan “Bali aman dari coronavirus dan kami selalu siap menyambut pengunjung.”
7. Apakah masker bedah dapat melindungi pengguna dari virus corona?

Situs web Smartraveller menyatakan "tidak diketahui apakah mengenakan masker wajah akan mengurangi risiko terpapar virus corona".
Profesor sistem kesehatan Universitas Macquarie Janaki Amin juga mengatakan masker tidak melindungi dari virus.
"Masker yang digunakan untuk penyebaran penyakit menular adalah untuk menghentikan orang yang terinfeksi menyebarkannya ke orang lain, bukan untuk melindungi kita dari infeksi itu sendiri," kata Dr Amin.
TribunTravel/Ambar Purwaningrum