TRIBUNTRAVEL.COM - Turis tidak hanya memberikan pendapatan pada suatu negara.
Kelakuan turis ini justru memberikan kerugian pada tempat yang dikunjungi.
Akibatnya, Beberapa larangan diterbitkan untuk membuat para turis ini tidak merusak tempat wisata yang mereka kunjungi.
Dilansir TribunTravel dari laman scmp.com, berikut 6 larangan yang terbit gara-gara kelakuan turis.
1. Mencuri pasir

Sepasang suami istri asal Prancis tertangkap basah menyelundupkan 40 kg pasir pantai Sardinia.
Akibat tindakan ini, Italia memperkenalkan undang-undang pada 2017 yang melarang wisatawan mengambil pasir, kerikil dan kerang, dengan denda yang besar dan bahkan penjara bagi pelanggar.
Meski lrangan telah diterapkan dan pemeriksaan terus dilakukan saat di bandara, beberapa ratus kilo pasir masih dicuri setiap tahun oleh para pelancong nakal
2. Selfie

Pada Oktober 2019, otoritas di Kyoto melarang fotografi di daerah-daerah Jepang yang sering dikunjungi oleh para geisha setelah laporan para wisatawan mengejar para wanita dan menarik kimono mereka.
Siapa pun yang ketahuan mengganggu gadis-gadis geisha ini menghadapi denda hingga 10.000 yen.
TONTON JUGA
Di Vietnam, pencari selfie tidak lagi diizinkan untuk mengambil gambar di “jalan kereta”.
Turis bukan satu-satunya yang tidak senang dengan larangan itu; pemilik kafe di sepanjang jalur kereta juga mengkritik keputusan tersebut.
Sementara itu, di Spanyol, peserta Festival San Fermín diperintahkan untuk meletakkan ponsel mereka.
3. Pasar

Pada 2008, wisatawan dilarang memasuki ruang lelang di Pasar Ikan Tsukiji, Tokyo.
Lebih dari 500 pengunjung telah berkerumun ke area perdagangan setiap pagi, berpose untuk foto sambil memeluk tuna raksasa, menjilati ikan dan menghalangi pedagang maupun pembeli.
Putusan itu dicabut, kemudian diberlakukan kembali dan, akhirnya, setelah 83 tahun, ruang lelang ditutup tahun lalu untuk memberi jalan bagi infrastruktur terkait Olimpiade 2020.
Penjual ikan mengeluh pada tempat baru yang diberikan pemerintah karena lokasinya 2 km jauhnya di Toyosu.
Pasar lain yang digilai turis adalah Boqueria Barcelona.
Penduduk setempat mengklaim mereka tidak dapat berbelanja karena dipadati turis dan para penjual yang harus pasrah menjadi objek foto.
Akibatnya, pemerintah Spanyol memberlakukan larangan jam puncak pada kelompok wisata lebih dari 15 orang.
4. Makan di jalan
Pada 2018, dewan di Florence, Italia, mengeluarkan peraturan yang melarang ngemil di daerah kota tempat para turis, penduduk setempat dan mahasiswa asing berkumpul.
Larangan itu secara khusus diberlakukan di trotoar dan jalan-jalan dekat tiga cabang All'antico Vinaio, toko sandwich paling terkenal di Italia.
5. Alkohol

Pada 2017, pulau Hvar di Kroasia memperkenalkan hukuman hingga € 700 untuk mencegah perilaku antisosial.
Di pulau Mallorca, Spanyol, bar dilarang mempromosikan minuman beralkohol.
Larangan ini berlaku setelah banyak turis yang mabuk melakukan hal berbahaya.
Di antaranya melompat dari balkon apartemen atau tenggelam di kolam renang.
6. Gunung Everest

Setelah kematian atau hilangnya 11 pendaki gunung, pendaki pemula dilarang mendaki Gunung Everest.
Di masa depan, siapa pun yang merencanakan pendakian menaklukkan setidaknya satu puncak Nepal lainnya di atas 6.500 meter untuk memenuhi syarat mendapatkan izin.
Pihak berwenang juga melarang plastik sekali pakai dalam upaya untuk membatasi limbah yang ditinggalkan oleh pihak pendakian.
Lebih dari 11 ton sampah baru-baru ini dibersihkan dari gunung tertinggi di dunia - bersama dengan empat mayat.
• 12 Kelakuan Turis Asing di Bali yang Meresahkan, Menjambret hingga Tendang Pengendara
• 7 Kelakuan Turis Bule Meresahkan di Bali Selama 2019, dari Mengamuk hingga Lecehkan Tempat Suci
• 10 Kelakuan Turis Asing di Indonesia yang Tak Patut Ditiru, Ada yang Banting Petugas di Bromo
• 7 Kelakuan Turis Asing di Bali yang Menuai Kontroversi, Ada yang Belanja ke Minimarket Pakai Bikini
TribunTravel/Ambar Purwaningrum