Breaking News:

Kenapa Bakmi Jawa Dijual Malam Hari? Ini Penjelasannya

Bakmi jawa adalah makanan khas Indonesia yang bisa ditemukan di banyak daerah di Jawa.

Instagram/ intherage
Bakmi Jawa Pak Pele di Yogyakarta 

TRIBUNTRAVEL.COM - Apakah bakmi jawa merupakan salah satu makanan favoritmu?

Bakmi jawa adalah makanan khas Indonesia yang bisa ditemukan di banyak daerah di Jawa.

Setiap daerah juga memiliki ciri khas bakmi jawanya masing-masing.

Di Solo misalnya, bakmi jawa dikenal dijual pada malam hari.

Kira-kira apa alasannya, ya?

Jangan Salah Mengartikan, Ini Makna Gelengan Kepala Orang India saat Berbicara

Selain Taman Nasional Lorentz, 7 Taman Nasional di Indonesia ini Juga Masuk Situs Warisan UNESCO

Serba-Serbi Bakmi Jawa

Bakmi jawa memiliki ciri khas berupa rasanya yang gurih dan manis dengan warna kecokelatan.

Di Solo, bakmi jawa sering dinikmati sebagai hidangan untuk makan malam oleh masyarakat dan digemari oleh wisatawan.

Apalagi, bakmi jawa banyak yang dimasak dengan menggunakan arang, sehingga aroma dan rasanya khas.

Menurut sejarawan dan Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma, Bapak Heri Priyatmoko, bakmi jawa di Solo awalnya dibawa oleh perantau dari Gunungkidul, Yogyakarta.

2 dari 3 halaman

Awalnya, penjaul bakmi dari Gunungkidul bekerja di restoran masakan Tionghoa dan lama-kelamaan mulai andal membuat mi sendiri.

Setelahnya, pekerja yang sudah memiliki modal usaha pun menjual bakmi buatannya sendiri dengan menggunakan gerobak.

Karena dijual dengan berkeliling di sekitar rumah penduduk, bakmi dari Gunungkidul pun menjadi populer di seluruh kalangan masyarakat, begitupun di Solo.

Lalu, mengapa bakmi jawa di Solo dijual pada malam hari, ya?

Bakmi Jawa di Solo Dijual di Malam Hari

Viral di Medsos, Orang Jepang Jualan Takoyaki di Solo yang Dalam 2 Jam Selalu Habis

7 Fakta Unik Jepang, Ada Kontes Bayi Menangis hingga Kebiasan Warga Pakai Penutup Wajah

Jika teman-teman berkunjung ke Solo, mungkin teman-teman harus bersabar menunggu sampai waktu makan malam untuk mencicipi bakmi jawa.

Yap, di Solo, kuliner yang satu ini baru dijajakan di warung makan pinggir jalan setelah matahari terbenam. Ada juga pedagang bakmi jawa yang berkeliling dengan gerobaknya.

Ternyata alasan bakmi jawa baru dijual pada malam hari berhubungan dengan budaya masyarakat Solo, nih.

Menurut Bapak Heri Priyatmoko, masyarakat Solo memiliki kebiasaan terjaga sampai malam hari.

Ada tradisi dalam masyarakat Solo di mana malam hari justru jadi saatnya keluar untuk makan atau sekadar jajan.

3 dari 3 halaman

Bapak Heri menjelaskan bahwa orang Solo banyak yang meyakini bahwa malam hari adalah saat yang tepat untuk berdiskusi, mencari inspirasi, mencari ide, atau menghasilkan karya seni.

Selain mencari hidangan makan malam, masyarakat Solo memiliki budaya mengobrol di angkringan pada malam hari.

Di Solo, angkringan ini disebut HIK atau singkatan dari Hidangan Istimewa Kampung.

Kebiasaan itu juga membuat penjual bakmi jawa menjajakan dagangannya saat malam tiba.

Disebut Bakmi Tek-Tek

Biasanya, pedangan bakmi jawa keliling membawa bilah bambu untuk dipukulkan, sehingga menghasilkan suara “tek..tek..tek”.

Karena bunyinya itu, bakmi jawa di Solo juga sering disebut dengan nama bakmi tek-tek.

Ini juga menjadi pembeda dengan bakmi madura yang memukulkan bambu dengan suara yang lebih berat, sehingga dikenal dengan nama bakmi duk-duk.

4 Fakta Unik Thailand, Ada Suku Leher Panjang hingga Banyaknya Ladyboy

5 Fakta Unik Suku Amazon, Bisa Bertempur hingga Sangat Benci Pria

Selamat, Nusa Penida Jadi Destinasi Backpacker Terbaik Dunia 2020 Versi Hostelworld

Artikel ini telah tayang di Bobo.Grid.id dengan judul Bakmi Jawa di Solo Dijual pada Malam Hari, Mengapa Begitu, ya?

 
Selanjutnya
Sumber: Grid.ID
Tags:
TribunTravel.comSolobakmi Jawabakmi jawa di Solo Soto Kwali Beskap Irdawati, S.Kep.,Ns.,M.Si.Med
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved