TRIBUNTRAVEL.COM - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia, meluncurkan seragam tematik dari tenun nusantara yang digunakan oleh awak kabin.
Terinsipasi dari bentuk kebaya kartini, seragam tematik ini dihadirkan untuk mempromosikan kain tenun nusantara.
Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Akshara, busana yang diberi nama Puspa Nusantara ini merupakan wujud komitmen Garuda Indonesia dalam memperkenalkan pesona keragaman budaya Indonesia.
"Intinya, kami ingin memberikan sesuatu yang baru pada penumpang," kata Ari di kawasan Darmawangsa, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Senin (14/10/2019).
Puspa Nusantara, merupakan hasil kolaborasi bersama dengan designer Didiet Maulana.
Terinspirasi dari potongan kebaya kartini, Puspa Nusantara memiliki corak berwarna ungu dengan potongan lengan yang sedikit lebar.
Tonton juga:
• Tak Ingin Dibenci? Jangan Pernah Tanyakan 10 Hal Ini Pada Pramugari
• Mengintip Isi Ruang Rahasia di Pesawat untuk Tidur Pilot dan Pramugari
Menurut Didiet, bentuk lengan tersebut terinspirasi dari bentuk sayap Garuda sendiri.
Didiet pun juga membuat potongan kerah kebaya sedikit lebih tipis.
Tujuannya, agar keanggunan wanita Indonesia lebih terpancar melalui potongan leher tersebut.
"Kami membuat satu namanya model lengan seperti sayap Garuda. Kenapa? ketika dia menyajikan makanan, melakukan segala macam aktivitas lengannya, dia (potongan lengan) tetap ada di sini (stay). Kerahnya pun sengaja dibuat kikis agar keanggunan wanita Indonesia bisa terlihat di leher," papar Didiet.
Puspa Nusantara dihadirkan dalam motif tenun bercorak floral.
• 5 Pramugari yang Berperan Penting dalam Sejarah Penerbangan Dunia
• 12 Aturan yang Wajib Diikuti Pramugari Selama Penerbangan, Termasuk Harus Mampu Berdiri Berjam-jam
Berwarna dasar ungu yang dikombinasikan dengan warna cokelat, seragam tematik ini terlihat anggun saat digunakan.
Terlebih, ada ikat pinggang dengan sentuhan kain tenun jadi pelengkap keanggunan awak kabin wanita saat mengenakan seragam tematik tersebut.
"Ikat pinggang yang ada detail tenunnya itu, terinspirasi dari perempuan di Bali. Mereka suka pakai namanya Senteng," kata Didiet.
"Desain semua dari kita. Kita kasih presentasi, setelah beberapa kali bertemu ada perubahan lebih ke masalah keamanan, karena ada marka-markanya lah," paparnya.
• Kisah Pramugari Jet Pribadi yang Harus Layani Penumpang Kaya di Pesawat Mewah
• Untuk Menghormati Awak Kabin, Jangan Pernah Tanyakan 10 Hal Ini ke Pramugari
"Misalnya panjang lengan, dia gak boleh terlalu besar, jangan sampai saat dia menyajikan makanan masuk ke makanan, lalu juga kain bawah masih bisa digunakan dalam situasi darurat. Jadi keliatannya kain itu susah untuk jalan. Tapi ternyata bisa buat lari," lanjutnya.
Sementara itu, untuk awak kabin pria, Didiet mengkombinasikan seragam blazer hitam dengan sentuhan tenun pada bagian kantong kiri dan kerahnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Garuda Indonesia Pamerkan Seragam Baru Para Awak Kabin, Pakai Kain Tenun Nunsantara