TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang penumpang pesawat yang mabuk, menyerang pilot Frontier Airlines di sebuah bandara di Las Vegas, Amerika Serikat.
Menurut Foxnews, kejadian ini terjadi pada Rabu (21/8/2019).
Penumpang pria berusia 49 tahun ini tiba di gerbang Bandara McCarran di Las Vegas di bawah pengaruh alkohol.
Ia diberitahu karyawan Frontier bahwa dirinya ketinggalan pesawat.
Pria itu akhirnya membuat sedikit kerusuhan secara verbal dengan anggota kru Frontier.
Penumpang itu diberitahu dirinya terlalu mabuk untuk terbang.
Pilot yang mencoba melerai justru dipukul dua kali oleh penumpang tersebut.
• Penumpang Ini Dibikin Syok, Ada Kamera Tersembunyi di Toilet Pesawat
Tonton juga:
Petugas Kepolisian Metropolitan Las Vegas, Alejandra Zambrano mengatakan penumpang yang menyerang pilot dijadikan tersangka tindakan pelanggaran ringan.
Sementara itu pilot enggan mendapat perawatan medis.
Dalam sebuah pernyataan kepada Fox News, Frontier Airlines mengkonfirmasi insiden itu dan mengatakan mereka bekerja sama dengan polisi Las Vegas.
"Frontier Airlines bekerja sama dengan penegak hukum setempat setelah sebuah insiden di Bandara Internasional McCarran (LAS) Rabu sore di mana seorang penumpang, yang kehilangan penerbangannya, menyerang seorang pilot Frontier di area gerbang," kata pernyataan itu.
"Pilot tidak membutuhkan perawatan medis dan kami akan bertindak secara profesional dalam kejadian ini. Menjaga keselamatan tim kami dan penumpang adalah prioritas utama," katanya.
• Petugas Bandara ini Dipecat Karena Menghina Penumpang
• Sudah Tahu? Ini 10 Hal Tentang Penumpang Pesawat yang Jadi Perhatian Pramugari
Penumpang mabuk di penerbangan
Seorang pria mabuk di penerbangan Ryanair membuat mimpi buruk pada penumpang lainnya.
Pesawat Ryanair sedang menuju dari Manchester ke Tenerife ketika seorang turis pria muntah dan menanggu penumpang lainnya.
Turis yang muntah tersebut membuat ketakutan penumpang lainnya saat memegang pintu darurat saat ketinggian 35.000 kaki.
Melansir Mirror, penumpang pria tersebut datang ke Bandara Manchester pada Kamis (1/8/2019).
"Semua orang duduk di sana memikirkan apa yang terjadi di sini? Semua orang sangat ketakutan. Semua orang dalam radius 10 kursi sangat menyadari situasinya. Itu mengerikan," kata Alan Wild, seorang penumpang kepada Mirror.co.uk.
Menurut Alan Wild, penerbangan itu jadi mimpi buruk baginya.
• Penumpang Pesawat Ini Dibikin Bingung, di Kursinya Tak Ada Bantalan untuk Duduk
• Aksi Penumpang Pria Hibur Wanita Tua Selama Penerbangan Tuai Pujian Warganet
• Sudah Tahu? Ini 10 Hal Tentang Penumpang Pesawat yang Jadi Perhatian Pramugari
"Itu membuat penerbangan empat setengah jam terasa seperti dua belas jam - semua orang ketakutan," kata Alan Wild.
Pria yang mabuk di penerbangan Ryanair itu diduga menenggak tiga perempat sebotol wiski.
"Kamu dapat membayangkan baunya. Saya melihat tasnya terbuka. Dia telah menghabiskan tiga perempat botol wiski," kata Wild.
Alan Wild mengatakan anak tirinya yang tengah terbang bersamanya memberitahu penumpang pria itu mabuk.
Awak kabin menurutnya juga diperlakukan dengan kasar.

Menurutnya, awak kabin tak menghentikannya naik ke pesawat.
"Awak kabin meninggalkannya muntah selama sekitar 20 menit. Dan temannya membantunya," kata Wild.
Ryanair baru-baru ini memberlakukan larangan minuman keras bebas pajak.
Maskapai tersebut mengirim email kepada penumpang sebelum perjalanan untuk mengingatkan mereka akan kebijakan tersebut.

Namun pria itu entah bagaimana masih berhasil naik pesawat di Manchester.
Ryanair telah meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari penumpang tersebut.
"Untuk keamanan dan kenyamanan pelanggan dan kru kami, kami mematuhi pedoman ketat terkait dengan pelanggan yang mengganggu atau di bawah pengaruh alkohol," kata juru bicara Ryanair.
Juru bicara Ryanair mengatakan dalam kebanyakan situasi pelanggan yang membuat gangguan pada saat check-in atau gerbang keberangkatan tidak diizinkan naik ke pesawat.
"Jika seorang pelanggan tampaknya berperilaku dengan cara yang tidak dapat diterima selama penerbangan, kru akan memberi tahu kapten," kata juru bicara Ryanair.
"Kapten dan kru kemudian akan memutuskan bagaimana menangani pelanggan yang membuat masalah. Setiap pelanggan yang bertindak dengan cara yang mengganggu selama penerbangan akan diperingatkan oleh kru atau Kapten."
Jika mereka terus menyebabkan gangguan, kru dan kapten akan melaporkan pada polisi saat mendarat.
"Kami dengan tulus menyesali ketidaknyamanan yang ditimbulkan pada penumpang lain dalam penerbangan ini."
(TribunTravel.com/Arif Setyabudi)