Breaking News:

Rekomendasi Wisata

Desa Tenggelam di Demak Ini Tawarkan Pengalaman Wisata yang Unik

Hutan bakau di desa Bedono, Sayung, Demak, Jawa Tengah merupakan kawasan ekowisata di pantai utara Jawa.

(KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA)
Warga membawa material untuk meninggikan rumah mereka dari ancaman terendam pasang air laut di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (30/7/2018). Abrasi, penurunan permukaan tanah hingga perubahan iklim membawa dampak besar terhadap persoalan pesisir di Jawa Tengah antara lain Pekalongan, Kendal, Kota Semarang dan Demak. KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA (WEN) 30-07-2018 

TRIBUNTRAVEL.COM - Tidak seperti wisata pada umumnya yang menjadikan keindahan sebagai daya tariknya, berwisata ke hutan bakau di desa Bedono akan membawamu merasakan pengalaman yang tak biasa.

Hutan bakau di desa Bedono, Sayung, Demak, Jawa Tengah merupakan kawasan ekowisata di pantai utara Jawa.

TONTON JUGA


Dari rerimbunan pohon bakau, wisatawan bisa melihat reruntuhan rumah yang ditinggalkan karena terendam air laut.

Mengunjungi hutan bakau desa Bedono bisa menggunakan perahu motor.

Di sana kita bisa melihat pemandangan menyedihkan bangunan terendam oleh erosi gelombang air laut.

Kementerian Koordinator Kemaritiman memperkirakan erosi di Bedono sebagai yang paling parah di pantai utara Jawa.

Dikutip TribunTravel dri laman AsiaOne.com, Senin (19/8/2019) daerah yang terkena dampak banjir akibat kenaikan permukaan air laut (rob) lebih dari 2 ribu hektar.

Rob juga telah menggeser garis pantai sejauh 5 km ke daratan.

Lebih dari 500 keluarga dipaksa mengungsi ke daerah yang lebih aman.

2 dari 4 halaman

Sekitar 300 hektar kolam, ratusan rumah, dan fasilitas umum di antaranya makam, jalan, jembatan dan masjid, semuanya tenggelam.

Lahan pertanian pun dibiarkan ditelan oleh hutan bakau.

Namun, ada sebuah bangunan yang menarik perhatian wisatawan saat berkunjung ke hutan bakau desa Bedono.

Pasalnya, bangunan ini adalah satu-satunya yang tidak tenggelam oleh air laut.

Ialah makam Abdullah Mudzakir.

MAKAM SYEKH MUDZAKIR DI BEDONO SAYUNG DEMAK
MAKAM SYEKH MUDZAKIR DI BEDONO SAYUNG DEMAK (tribunjateng.com/HERMAWAN HANDAKA)

Idul Adha 2019, Warga Demak Berebut Berkah Nasi Ancakan dari Trah Sunan Kalijaga

Banyak turis Muslim berziarah ke makam Abdullah Mudzakir, seorang penatua yang dihormati dan ulama di daerah tersebut.

Makamnya adalah satu-satunya bangunan yang tidak tenggelam.

Hal ini membuat penduduk setempat percaya ada kekuatan gaib yang terlibat di sana.

Erosi yang merusak hampir semua wilayah pesisir di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor.

Faktor tersebut termasuk naiknya permukaan laut karena perubahan iklim global, konversi hutan bakau menjadi peternakan ikan, penurunan tanah karena kelebihan muatan bangunan, pengambilan air tanah yang berlebihan, reklamasi tanah, dan pembangunan infrastruktur yang menjorok ke laut.

3 dari 4 halaman

Kerusakan lingkungan di kecamatan Sayung, termasuk desa Bedono telah terjadi sejak tahun 1990-an ketika penduduk desa mulai mengubah sawah dan hutan bakau menjadi peternakan ikan.

Dua orang pengunjung, Agung Santoso dan Retno Wati selepas pulang dari tempat wisata makam terapung Syekh Mudzakir di Desa Bedono, Kabupaten Demak, Rabu (8/5/2019).
Dua orang pengunjung, Agung Santoso dan Retno Wati selepas pulang dari tempat wisata makam terapung Syekh Mudzakir di Desa Bedono, Kabupaten Demak, Rabu (8/5/2019). (TRIBUN JATENG/ALAQSHA GILANG IMANTARA)

5 Camilan Ringan Khas Demak yang Cocok untuk Oleh-oleh saat Mudik Lebaran

Mereka memelihara ikan bandeng yang dipanen dua kali setahun.

Penduduk desa terus menebangi hutan bakau sehingga mereka bisa panen lebih banyak ikan.

Sejak Bedono tenggelam, pemerintah dan penduduk desa mulai menanam lebih banyak bakau dan membangun dinding pantai yang terbuat dari beton dan bambu.

Pada tahun 2017, hutan bakau baru di Bedono dan sekitarnya mulai menarik orang untuk berkunjung.

Pemerintah pun memprakarsai ekowisata hutan bakau melalui tur dengan kapal.

Sejak itu, banyak wisatawan datang ke wisata hutan bakau Bedono untuk berwisata.

Masuknya tidak dipungut biaya.

5 Camilan Ringan Khas Demak yang Cocok untuk Oleh-oleh saat Mudik Lebaran

Pengunjung hanya diminta memberikan sumbangan sukarela.

Banyak penduduk di sekitar desa ini beralih profesi menjadi penyedia layanan wisata dan pedagang makanan, tetapi mayoritas masih nelayan.

4 dari 4 halaman

Jika wisata lainnya di Indonesia menjual keindahan alam, wisata bakau Bedono menawarkan sensasi yang berbeda.

Berwisata ke hutan bakau Bedono akan menjawab rasa ingin tahu orang-orang tentang asal-usul tenggelamnya desa dan hal yang bisa dipelajari dari fenomena tersebut.

Wisata hutan bakau Bedono memperlihatkan kepada kita tentang bukti nyata perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang telah mempengaruhi kehidupan manusia.

Akses wisata ke hutan bakau Bedono pun cukup mudah.

Melihat Penangkaran Burung Hantu di Desa Wisata Tlogoweru Demak

Dari Bandara Ahmad Yani, Semarang, kamu bisa menyewa mobil atau taksi dan menempuh perjalanan kurang lebih 25 menit.

Di Bedono, kamu dapat menyewa perahu motor atau wisata trekking.

Kamu dapat mengunjungi Bedono sepanjang tahun.

Waktu terbaik datang ke Bedono pada sore hari, sehingga kamu bisa menikmati matahari terbenam dan melihat kelompok crane yang dilindungi di hutan bakau.

Tur perahu biayanya sekitar Rp 100 ribu per orang.

Tidak ada harga pasti untuk sewa perahu, sehingga wisatawan bisa menawar dan bernegosiasi dengan penyedia jawa tur perahu desa Bedono.

Pertama Kali Liburan ke Taiwan, Kunjungi 7 Tempat Wisata Terbaik Ini

50 Daftar Kota Teramah di Dunia Tahun 2019, Adakah Indonesia?

5 Tempat Wisata Populer Dunia yang Paling Banyak Dipilih Turis Milenial

8 Kuliner Ekstrem Khas Thailand, Ada Kecebong Masak Rempah hingga Paruh Bebek Goreng

Wisata Edukasi ke Museum Bumi Manusia di Sleman, Yogyakarta

TribunTravel.com/rizkytyas

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
TribunTravel.comDesa Tenggelam di DemakHutan bakau di desa Bedonodesa Bedono
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved