Breaking News:

Kerap Menyerang Pendaki Gunung, Apakah Itu Hipotermia?

Hipotermia dalam stadium rendah hingga tinggi kerap dialami para pendaki yang tak memiliki perlengkapan memadahi hingga fisik yang siap.

Editor: Sinta Agustina
The NOLS Blog
Ilustrasi penanganan hipotermia 

TRIBUNTRAVEL.COM - Hipotermia dalam stadium rendah hingga tinggi kerap dialami para pendaki yang tak memiliki perlengkapan memadahi hingga fisik yang siap.

Kasus hipotermia pun sudah menjadi momok yang mengerikan dalam pendakian gunung.

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mencatat ada tiga kasus hipotermia yang menyebabkan pendaki tewas saat mendaki gunung sepanjang tahun 2015-2017.

Lantas, apa itu hipotermia?

Viral Skin to Skin Pendaki di Gunung Rinjani, Ini 3 Kasus Pendaki Hipotermia di Gunung Indonesia

Dikutip dari buku Mountaineering-The Freedom of the Hills karangan Edelstein, Li, Silverberg, dan Decker (2009), hipotermia adalah suatu kondisi ketika mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin.

Biasanya, suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 derajat Celcius atau 95 derajat Fahrenheit.

Dalam buku itu dijelaskan bahwa tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5 hingga 37,5 derajat Celcius.

Cara Benar Mengatasi Hipotermia Menurut Para Ahli

Pada suhu ini, mekanisme kompensasi fisiologis tubuh gagal untuk menjaga panas tubuh.

Hipotermia juga masuk dalam kategori exposure, yaitu kelelahan fisik yang disebabkan oleh keadaan alam atau lingkungan.

Oleh sebab itu, pendaki yang tak melengkapi dirinya dengan peralatan mendaki yang tepat dan persiapan yang matang akan mudah mengalami kendala pendakian dalam kondisi alam yang ekstrem.

2 dari 2 halaman

Perlengkapan tersebut antara lain baju hangat yang cukup, tenda, jaket, baju ganti, obat-obatan, peralatan dan bahan makanan, dan sebagainya.

Viral Pendaki Hipotermia di Gunung Rinjani, Simak 5 Tips Atasi Gejalanya ala Medina Kamil

Untuk menjaga fisik tetap prima, pendaki disarankan menjaga asupan makanan dan minumnya agar tetap bertenaga dan tak mudah mengalami penurunan suhu badan.

Senada dengan keterangan dalam buku tersebut, anggota senior Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri, Djukardi ‘Adriana’ Bongkeng, mengatakan selain karena minimnya perencanaan dan persiapan pendakian, banyak pendaki pemula minim pengetahuan terkait hal-hal non teknis seperti hipotermia.

“Hipotermia biasa terjadi pada keadaan basah dan berangin di tempat yang dingin, medan yang ditempuh tidak terlalu menentukan, justru persiapan kita yang menentukan,” tutur Djukardi ‘Adriana’ Bongkeng, saat dihubungi KompasTravel, beberapa saat yang lalu.

Metode Skin to Skin yang Benar untuk Mengatasi Hipotermia Ketika Naik Gunung

Ia mengatakan hipotermia terbagi ke dalam beberapa fase atau stadium.

Gejalanya mulai dari pusing, menggigil, hingga halusinasi layaknya orang yang tengah kesurupan.

Meski berawal dari gejala ringan, penyakit ini banyak menyebabkan kematian.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengenal Hipotermia, Penyakit yang Kerap Menyerang Pendaki Gunung...

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
TribunTravel.comKompas.comBasarnas
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved