Breaking News:

Kopi Robusta Bogor Jadi Favorit, Begini Proses Pengolahannya

Kopi lokal Bogor semakin dikembangkan agar semakin dikenal luas dan mendapat tempat di kalangan penikmat kopi.

TribunnewsBogor.com/Tsaniyah Faidah
Pengolahan kopi 

TRIBUNTRAVEL.COM - Kopi lokal Bogor semakin dikembangkan agar semakin dikenal luas dan mendapat tempat di kalangan penikmat kopi.

Di Kabupaten Bogor terdapat perkebunan kopi rakyat yang mengembangkan dua jenis kopi, yakni arabica dan robusta.

Barista sekaligus mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Xavier Dhienal Osbaldi (21) mengatakan, kopi robusta Bogor mempunyai keunikan tersendiri yang tidak bisa ditemukan pada kopi lainnya.

Jika biasanya kopi robusta dikenal memiliki cita rasa yang pahit, kopi robusta khas Bogor justru memiliki rasa yang lebih fruty dan karamel.

"Bedanya kopi robusta Bogor dengan yang lain itu nggak pahit, justru rasanya lebih fruty," tuturnya, Senin (1/7/2019).

Rasa khas kopi Bogor ini, ia mengharapkan semakin digemari para pecinta kopi sehingga lebih dikenal masyarakat lebih luas.

Xavier melanjutkan, kopi robusta adalah salah satu yang paling banyak peminatnya.

Untuk menciptakan rasa yang enak dan wangi, ada proses yang perlu diperhatikan mulai dari masa panen hingga pasca panen.

"Paling penting itu cara pengolahan kopi dan metode sangrainya,"jelas Xavier.

Dalam proses panen, biji kopi yang dipetik hanya yang sudah matang, dimana secara kasat mata parameternya adalah buah ceri yang merah.

2 dari 3 halaman

Setelah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya adalah pengupasan kulit dan penjemuran.

Ada empat macam proses pasca panen pada kopi, yakni basah, giling basah atau semi washed, kering, dan pulped natural atau honey.

Pada proses basah, biji kopi masuk ke dalam proses sortasi atau pemisahan dengan cara direndam di dalam air.

Biji kopi yang mengapung menandakan bahwa kondisinya cacat.

Setelah dipisahkan, langkah selanjutnya pengupasan kulit dan daging menggunakan alat atau mesin pengupas yakni pulper.

Biji kopi dimasukkan ke dalam bak penampung yang sudah diisi air untuk melarutkan lendir yang masih menempel pada kulit kopi.

Setelah bersih, masuk ke proses perendaman selama 12-34 jam tergantung suhu udara di lokasi.

Setelah perendaman selesai, kopi dijemur untuk mengurangi kadar air hingga pada rasio 10-12%.

Kemudian dimasukkan ke dalam huller untuk melakukan resting.

"Kopi yang diolah secara basah biasanya punya aroma lebih kuat," papar dia.

3 dari 3 halaman

Kemudian untuk proses giling basah hampir sama dengan proses basah, hanya saja tidak menggunakan banyak air.

Air digunakan hanya pada saat proses perendaman dan membersihkan biji kopi saja.

Selanjutnya proses kering atau natural, dimana menjadi metode pengolahan kopi yang paling organik.

Setelah biji kopi dipetik, disortasi, lalu langsung dijemur dengan kulitnya tanpa harus melakukan pengupasan atau pencucian.

Usai dijemur selama 5-6 minggu, kopi baru digiling.

Terakhir adalah proses honey dimana dalam proses ini tidak melalui fermentasi.

"Kopi yang masih berbetuk buah ada 5 lapisan, kulit, lendir, perkamen, chaff, dan coffee bean. Nah di proses ini, kulit buah kopi dan lendirnya dibersihkan dengan alat pencuci," jelas Xavier.

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Melihat Proses Pengolahan Kopi Sebelum Menjadi Nikmat Saat Diseruput

Selanjutnya
Sumber: Tribun Bogor
Tags:
Kopi Robusta BogorKuliner Bogor
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved